Pusing Ajari Anak Belajar Online, Ini Tips Para Ibu Latih Kesabaran

Ilustrasi belajar online.
Sumber :
  • Edarabia

VIVA – Kasus pembunuhan terhadap seorang anak berusia 8 tahun yang dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri di Lebak, Banten, mengejutkan banyak orang. Pelaku berinisial LH mengaku tega melakukannya lantaran kesal saat ajari anak belajar online.

Ada Pengumuman Hasil Pemilu, Siswa Sekolah Dekat KPU dan Bawaslu Belajar di Rumah

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Lebak AKP David Adhi Kusuma mengatakan, rasa kesal tersebut membuat LH naik pitam dan menganiaya anaknya hingga meninggal dunia.

"Ibu kandungya itu melakukan pemukulan lebih dari lima kali hingga anaknya Keysya Safiyah kelas I SD meninggal dunia," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Lebak Ajun Komisaris David Adhi Kusuma di Lebak, dilansir dari ANTARA, Selasa 15 September 2020.

Peminat Membeludak, Program Kuliah Siber Kemenag Akan Dioperasikan secara Penuh

Terkait kesulitan anak selama proses belajar virtual di tengah pandemi ini, menurut Psikolog Sani Budiantini, tiap anak memiliki proses belajar yang berbeda.

Baca juga: Tidak Hanya Kegiatan Belajar Mengajar, LKS Kini Berbentuk Online

Pelajar di Jaksel dan Jakpus Belajar dari Rumah Selama KTT ASEAN, Menurut Pj Gubernur DKI

Pada beberapa anak, terdapat kesulitan saat belajar secara virtual tersebut lantaran tak memahami penjelasannya.

"Anak dengan gaya belajar visual sulit memahami PJJ dan harus didampingi untuk memahami instruksi atau penjelasan guru. Anak yang belum siap belajar mandiri jadi stress karena tugas menumpuk dan ada sebagian anak justru lebih seneng bermain karena pengawasan kurang," paparnya.

Bagi orang tua, hal itu mungkin kerap dianggap sebagai tantangan maupun beban. Bahkan, bagi sebagian orang tua yang kewalahan, bisa saja merasa hal itu sebagai petaka.

Tetapi pada dasarnya, emosi yang diatur dengan baik dapat membuat orang tua lebih sabar selama mendampingi anak belajar.

"Orang tua harus terlibat dalam pembelajaran anak, paling tidak memahami jadwal pelajaran anak. Berkomunikasi dengan guru untuk berdiskusi dan meminta saran dalam mendampingi anak. Jangan lupa juga tetap memberi perhatian dan affection agar secara emosi, anak lebih tenang," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya