Enam Gaya Pengasuhan dan Dampaknya Pada Anak

Ibu dan anak.
Sumber :
  • Pixabay/ Eelementus

VIVA.co.id – Bagaimana Anda bersikap sebagai orangtua ternyata memainkan peranan sangat penting dalam membentuk kepribadian anak Anda ketika dia tumbuh dewasa.

Secara Psikologi, Warna Favorit Bisa Ungkap Kepribadian

Semua orangtua memiliki gaya sendiri dalam mengasuh anak. Menurut Bela Raja, konselor bimbingan anak, satu saja gaya pengasuhan orangtua, jika negatif, dapat memberikan efek merugikan pada psikis anak bahkan hingga dapat merusaknya.

"Parenting yang baik adalah di mana orangtua menghargai kebutuhan dan emosi anak seperti anak menghargai orangtua. Penting pula bagi orangtua membangun nilai diri anak. Mereka harus mengajarkan anak untuk merasa baik akan diri mereka sendiri. Dan, sesederhana apapun ketakutan anak, harus diungkapkan, bahkan jika itu hanya takut masuk ke ruangan sendirian," kata Bela.

4 Artis K-Pop yang Orang Tuanya Terlibat Skandal Penipuan

Berikut ini adalah gaya parenting dan dampak potensialnya pada anak seperti dilansir Times of India.

Over protektif

Ini Alasan Kenapa Orangtua Harus Mendidik Sendiri Anaknya

Anak yang tumbuh dalam pengasuhan yang over protektif akan menghadapi masalah pendirian yang parah saat dewasa. Jika Anda tidak membiarkannya menghadapi segala macam kehidupan, dia akan tumbuh menjadi orang amat sangat tergantung orang lain, lemah, dan selalu mencari pertolongan untuk hal sepele. Parenting seperti ini dapat menghalangi kecerdasan emosional buah hati Anda, jadi berikan dia kesempatan untuk mengeksplorasi dunia tanpa adanya keterlibatan Anda terus-menerus.

Selalu curiga

Normal saja jika Anda selalu ingin tahu kondisi buah hati, tapi melakukannya dengan berlebihan dapat merusak kepercayaannya. Anak akan menjadi panik melihat nama Anda di ponsel. Untuk menolong dirinya, dia kemungkinan akan mulai berbohong. Orangtua yang selalu curiga selalu membayangkan rasa takut yang akhirnya menularkan itu pada anak. Anak ini pun akan tumbuh menjadi orang yang selalu curiga dengan percaya diri yang rendah. Jika Anda sangat ingin tahu apa yang dilakukan anak, lakukan pembicaraan yang jujur dan cari solusi. Misalnya, memintanya menelepon jika sudah sampai di rumah teman, bukan kebalikannya.

Kasar

Tidak masalah jika Anda menegur kesalahan anak, tapi menggunakan kekerasan fisik atau emosional hanya akan meninggalkan luka seumur hidupnya. Orangtua yang kasar dapat merusak perkembangan kognitif anak secara permanen sehingga menyebabkan rendahnya harga diri dan kepercayaan diri. Anak seperti ini akan tumbuh dengan kepribadian yang ekstrem, pemberontak atau mudah dimanfaatkan. Kenali tanda-tanda jika Anda kehilangan kesabaran. Cari tahu apakah perkataan atau prilaku anak yang menyinggung Anda. Ambil langkah pencegahan pada tahap ini.

Banyak menuntut

Orangtua yang selalu menuntut anak selalu menjadi pemenang akan menyebabkan kerusakan saraf pada anak bahkan memicu bunuh diri. Orangtua seperti ini sulit menerima kegagalan dan menghancurkan kepribadian anak. Bahkan ketika dewasa, anak seperti ini akan terus berusaha memenuhi harapan orang lain, yang mana ketika tidak terpenuhi akan membuatnya merasa tidak berharga. Berbagilah perasaan positif pada anak. Tetap beri semangat meski mereka tidak menang lomba.

Selalu membandingkan

Orangtua yang tidak berempati pada anak adalah orangtua yang cepat sekali merusak kepribadian anak. Hal ini akan membuat anak menjadi orang yang merasa sangat tidak berharga, tidak punya nilai diri, dan mengasihani diri sendiri ketika dewasa. Meskipun Anda tidak setuju dengan anak, gunakan cara positif. Hindari membandingkan dengan saudaranya atau kata-kata yang menyakitkan.

Pasif

Orangtua yang tidak berpartisipasi dalam aktivitas anak atau terlalu sayang menjadi sedikit keras pada anak, hanya akan membentuk anak yang sulit saat dewasa. Orangtua seperti ini biasanya tidak bisa mengatakan tidak dan buah hati mereka akan tumbuh menjadi orang yang percaya diri berlebihan yang tidak bisa menerima kesalahan atau kritik secara positif. Luangkan waktu berkualitas dengan buah hati Anda. Lakukan beberapa hal bersama seperti melukis, membacakan cerita, bermain di taman, dan sebagainya. Jika mereka melakukan kesalahan, tegur dengan kelembutan. Jangan menyerah pada rengekan, tangisan, atau tantrum mereka karena itu hanya akan membuatnya terbiasa.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya