- Pixabay/Publikdomainpictures
VIVA.co.id – Gizi menjadi faktor penting dalam pertumbuhan anak. Salah satu sumber gizi pada anak khususnya bayi adalah air susu ibu atau ASI. Meski ASI wajib diberikan kepada bayi minimal hingga usia enam bulan, tapi pada kenyataannya jumlah ibu menyusui di Indonesia masih sangat rendah.
Nutrition Specialist UNICEF Indonesia, Ninik Sukoco, menuturkan, saat ini hanya 42 persen cakupan ASI eksklusif pada usia 0-6 bulan. Sementara itu, yang memberikan ASI eksklusif secara penuh angkanya masih di bawah 30 persen.
"Kurangnya pemberian ASI dapat meningkatkan risiko penyakit yang terjadi pada anak. Kondisi itu menimbulkan beban kesehatan bagi keluarga dan negara yang lebih besar," ujar Ninik saat memberikan paparan dalam Forum Diskusi dan Workshop Media Infant and Young Child Feeding di InterContinental Midplaza, Jakarta, Rabu 22 Maret 2017.
Ada banyak manfaat ASI yang didapat anak maupun ibu. Dari jurnal kesehatan paling prestisius, Lancet, pada awal 2016 menyatakan bahwa bayi di bawah usia enam bulan yang tidak disusui akan berisiko 3-4 kali mengalami kematian dibandingkan bayi yang disusui.
Di Indonesia, program ASI hanya sampai enam bulan. Padahal, menurut Ninik, semakin lama ASI diberikan pada anak, akan ada peningkatan IQ hingga tiga poin. Dengan IQ yang meningkat, maka pendidikan anak pun akan lebih optimal.
Ketika terjun ke dunia kerja pun mereka akan bisa bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain. (art)