Serat Pangan Cukup Tentukan Kualitas Kecerdasan Anak

Ilustrasi anak sedang makan
Sumber :
  • Pixabay/vikvarga

VIVA.co.id – Konsumsi serat pangan pada anak tidak hanya berkaitan dengan masalah kelancaran buang air besar (BAB) saja. Ternyata ada fungsi lainnya yang jauh lebih penting.

Konsumsi Serat, Percepat Pembuangan Kolesterol Tubuh

Menurut dokter spesialis anak dr. Herbowo Soetomenggolo, SpA(K), serat pangan memiliki fungsi untuk usus, menjaga kadar gula darah, mencegah obesitas, menurunkan kadar kolesterol, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Dari fungsi tersebut, yang terpenting pada anak adalah kebutuhan serat pangan untuk membentuk sistem kekebalan tubuh anak.

Berapa Gram Serat yang Dibutuhkan Anak Setiap Hari?

"Serat pangan akan diolah mikroba usus menjadi rantai pendek asam lemak. Mikroba ini menjadi pertahanan utama usus supaya kuman tidak bisa masuk," jelas Herbowo kepada VIVA.co.id.

Semakin banyak serat pangan yang masuk, maka semakin banyak kuman baik yang berkembang. Karena serat pangan merupakan makanan bagi kuman baik yang akan menghadang kuman jahat masuk ke usus.

Empat Makanan yang Bantu Tingkatkan Asupan Serat

Dengan demikian, kekebalan tubuh pun akan semakin baik. Jika anak sering sakit, mudah terserang demam atau flu, berarti harus diperiksa juga apakah asupan seratnya sudah cukup.

Leboh lanjut Herbowo menjelaskan, pada penelitian tahun 2011, diketahui adanya hubungan antara asupan serat pangan dengan otak.

Menurut penelitian tersebut, ternyata pembentukan otak dipengaruhi oleh serat pangan yang diolah oleh mikroba usus. Serat yang diolah ini oleh mikroba ini menghasilkan senyawa yang disebut butirat yang ada dalam asam lemak yang berperan dalam pembentukan neurotransmitter.

"Neurotransmitter ini yang menyambungkan sinyal yang dikirimkan tubuh ke otak. Jika sambungannya terputus, maka respon tidak sampai ke otak. Anak tidak pintar," imbuh Herbowo.

Keterkaitan tersebut, lanjut Herbowo, disebut dengan Brain Gut Axis, yaitu hubungan antara pencernaan dengan otak. Jadi pandai bukan sari belajar, tapi berhubungan dengan makanan yang dikaitkan dengan mikroba usus.

Sementara pada penelitian yang dilakukan 2016, diketahui kalau sinyal otak tidak bagus, otak tidak akan berjalan dengan baik.

Hal ini bisa menjadi peringatan para orangtua bahwa mempersiapkan anak pintar tidak hanya mendorong mereka belajar, tapi harus menyediakan serat pangan dalam makanan sehari-hari.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya