Orangtua Anti Vaksin, Perlu Tahu Fakta Penting Imunisasi

Pemberian Vaksin Campak Rubella
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra

VIVA – Belakangan, semakin banyak orangtua yang memilih untuk tidak memberikan buah hatinya imunisasi. Mereka yakin, Air Susu Ibu, atau ASI cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuh si kecil.

Dianggap Sebarkan Anti-Vaksin, Aktor Shazam! Zachary Levi Dihujat

Namun, baru-baru ini, Kementerian Kesehatan RI mengungkap, kasus difteri dalam status kejadian luar biasa (KLB). Ini terjadi disinyalir, karena semakin banyaknya orangtua yang anti vaksin.

Spesialis Anak, dr Lucy Amelia SpA mengungkapkan, imunisasi sebenarya diberikan untuk buah hati bukan tanpa tujuan. Tubuh butuh pertahanan dan imunisasi bisa membantu memperkuat pertahanan tubuh melawan penyakit.

Anti Vaksin Covid-19, Novak Djokovic Dilarang Tampil di Italia

"Tubuh harus tahu kuman apa yang masuk ke tubuh, bukan berarti ASI saja cukup. Tetapi, imuniasi yang spesifik harus tetap diberikan," katanya, saat tampil di acara Ayo Hidup Sehat di tvOne, Kamis 7 Desember 2017.

Kebanyakan orangtua, kata dr Lucy, sudah merasa imunisasi untuk anak sudah lengkap saat terakhir kali vaksin campak diberikan pada usia sembilan bulan. Padahal, masih ada lagi beberapa imunisasi spesifik yang perlu diberikan untuk buah hati agar pertahanan tubuh anak semakin kuat.

Aksi Protes Menentang Wajib Vaksin COVID-19 Lumpuhkan Ibu Kota Kanada

Selain imunisasi spesifik masih ada lagi boosternya. Bahkan, saat usia lima tahun ada sejumlah vaksin yang harus diberikan lagi untuk anak dan diulang kembali pemberian vaksin difteri dan campak.

"Banyak juga ibu yang bilang, lupa imunisasi apa aja, padahal mengingat itu penting banget. Kalau imunisasi ada yang terlewat kita lanjutkan sesuai usianya, jangan takut kalau telat dimarahi dokternya."

Masalah lain yang menyebabkan difteri mewabah, kata Lucy, karena banyaknya gembar-gembor dari para orangtua yang anti vaksin yang menyebarkan isu bahwa vaksin dan imunisasi bisa menyebabkan anak autis, kejang hingga mengalami masalah kesehatan lainnya.

"Imunisasi memang bisa kontra, tetapi kalau cuma demam, batuk, pilek sebenarnya anak pun tidak apa-apa diimunisasi. Tapi kadang-kadang kita takut, jadi ditunda hingga terlewat."

"Kalau sudah kelewatan, kita beri outbreak respons imunisasi. Saat usia masih di bawah tujuh tahun, biasanya kita beri imunisasi juga tapi jenis vaksinya beda." (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya