Isu Gunung Agung Bali, Kunjungan Wisman ke Indonesia Merosot

Wisatawan asing di Bali
Sumber :
  • Antara Photo

VIVA – Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data angka jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia. Sepanjang tahun 2017 sebesar 14,04 juta, atau kurang dari target sebesar 15 juta.

5 Destinasi Wisata Seru di Bali, Cocok untuk Liburan Keluarga

Terkait dengan hal itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya pun mengungkap bahwa bencana erupsi Gunung Agung akhir tahun lalu berdampak pada jumlah kunjungan wisman ke Indonesia.

"Seperti yang saya katakan impact Bali itu 1 juta sampai 1,3 juta dan realisasinya terjadi 14 juta atau 94 persen dari target," ungkapnya saat ditemui di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Kamis 1 Februari 2018.

Dinas Pariwisata Bali Gencar Antisipasi Kejahatan dan Gangguan Wisatawan

Lebih lanjut, dia memaparkan bahwa pariwisata Bali memberikan kontribusi terhadap Indonesia sebesar 40 persen.

Dia memaparkan wisman yang datang ke Bali itu lebih banyak direct (60 persen) dan indirect (20 persen).

KIRANA Group Mengubah Lanskap Pariwisata Bali dengan Inisiatif Baru

Dia meneruskan, jika 400 ribu wisman datang secara direct ke Bali dan indirect 200 ribu lalu impact terhadap nasional terutama ketika ada travel warning ke Bali dampaknya bukan hanya terhadap Bali tetapi juga nasional.

"Sama seperti kita kalau ada bom di Paris salah satu kota di Prancis,  kita merasa di seluruh kota di prancis tidak aman. Apalagi ini Bali yang terkenal bagi mereka jadi impact nasionalnya," jelasnya.

Akibat musibah ini, pihaknya pun telah menghitung setidaknya akan ada kerugian sebesar 1 juta hingga 1,3 juta wisman yang tidak berkunjung. Padahal kata dia, pada bulan Oktober jumlah kunjungan wisman sudah mencapai target secara kumulatif.

"Namun kita shortage 1 juta. Kenyataannya seperti itu. Apa yang harus dilakukan di Bali? Satu keputusan yang bagus waktu itu adalah mencabut tanggap darurat karena term tanggap darurat itu tidak elok untuk wisatawan karena mengerikan tetapi kita tetap memberikan bantuan kepada yang terkena musibah tapi term yang menakutkan itu dihilangkan," jelasnya.

Sebab, kata dia jika kerugian yang akan terjadi akan 1000 kali jauh lebih besar jika "tanggap darurat" disematkan ke Bali.

"Saya buka-bukaan saja, bantuan yang diberikan BNPB itu per hari Rp 150 juta atau setara 150 ton beras dengan asumsi Rp10ribu. Kalau Bali sehari tutup kita rugi Rp250 miliar lebih dari 1000x dari bantuan itu. Kalau term tanggap darurat buat wisman takut kerugian jauh lebih tinggi. Kita tetap bantu tapi jangan buat term yang menakutkan," ujar dia.

Baca Juga: 

Tips Penting, Jangan Cari Duit di Youtube

Foto Gerhana Bulan di Berbagai Belahan Dunia

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya