Kampung Lamo, Wisata Ziarah Berpadu Pesona Alam yang Melegenda

Kampung Lamo, Aceh Singkil
Sumber :
  • VIVA/Dani Randi

VIVA – Kampung Lamo, sebuah pulau yang berada di ujung Pulau Tuanku, Kecamatan Pulau Banyak Barat, Kabupaten Aceh Singkil memiliki cerita unik dan sejarah yang panjang.

Park Bo Ram Dimakamkan Hari ini, Dihadiri Sederet Rekan Artis

Lokasi ini juga menjadi tempat pemakaman umum bagi warga. Tepatnya sekitar 25 meter dari bibir pantai. Setelah Lebaran hari pertama, tempat ini ramai dikunjungi oleh warga dari dua kecamatan, yaitu kecamatan Pulau Banyak dan Pulau Banyak Barat.

Selain berziarah, warga juga memanfaatkan eksotisnya pantai yang membentang sepanjang daratan Kampung Lamo. Apalagi lokasinya berhadapan langsung dengan pulau kecil, yaitu Pulau Madangkati.

Garap Areal Kuburan, Sejumlah Alat Tambang Emas Ilegal Dibakar Massa

Tak heran jika memasuki hari berziarah, seluruh warga Kecamatan Pulau Banyak Barat yang sebagian besar bekerja sebagai nelayan, berlomba-lomba untuk mengunjungi lokasi itu. Sebagian dari mereka pergi menggunakan perahu mesin dan ada juga yang berjalan kaki melewati semak belukar berlumpur demi bisa berziarah.

Wisata sejarah ini merupakan aktivitas yang sudah lama dilakukan sebagian warga di ujung barat Pulau Sumatera. Berbeda dengan tempat wisata lain yang basisnya pemandangan alam atau kenyamanan tertentu, wisata ziarah ini sangat unik. Mereka berziarah sekaligus berwisata, karena lokasi ziarah atau pemakaman tak jauh dari pantai.

Ziarah ke Makam Stevie Agnecya, Anggi Pratama: Sebagian Pesan Terakhir Kamu Sudah Aku Jalankan

Pantauan VIVA di hari kedua Lebaran, semua penduduk di Kecamatan Pulau Banyak Barat pergi menuju Kampung Lamo. Mereka ramai-ramai ke sana secara bersama.

Tiba di sana, warga membuat ‘rumah dadakan’ di pinggir pantai yang terbuat dari batang bambu dan kayu serta musala untuk melaksanakan salat zuhur dan asar. Tempat itu digunakan oleh sanak keluarga untuk bersantai selepas ziarah. Bibir pantai pun dibersihkan oleh warga, begitu juga pemakaman.

Sementara deretan perahu yang digunakan oleh warga tampak berderet di ujung lokasi ziarah. Sedangkan bagi yang berjalan kaki harus rela bergulat dengan lumpur untuk bisa tiba di lokasi.

Kampung Lamo, bukan hanya sebatas ziarah dan wisata bagi warga. Namun ajang silaturahmi terbesar antar warga Kepulauan Banyak.

Warga Pulau Banyak Barat, Rifjan mengatakan,  Kampung Lamo dijadikan warga sebagai tempat pemakaman umum sudah sejak lama. Jadi jika ada yang meninggal, warga akan gotong royong mengangkat jenazah ke Kampung Lamo dengan berjalan kaki hingga belasan kilometer.

Tidak ada infrastruktur yang mendukung, seperti jalan dan lampu penerangan. Jika menggunakan jalan darat, jalan yang sudah di-paving block hanya kurang lebih 300 meter. Selebihnya, jalan berlumpur dan rawa yang ditembus warga sembari mengangkat jenazah.

“Kadang ini menyulitkan kita untuk mengantar (jenazah). Harusnya ada jalan untuk bisa menembus ke sana. Inikan untuk publik, untuk pemakaman warga,” ujarnya kepada VIVA di Desa Haloban, Kecamatan Pulau Banyak Barat, belum lama ini.

Karena rawa dan sungai selebar 20 meter yang tak jauh dari lokasi pemakaman, tempat ini juga diyakini sebagai habitat buaya muara yang memiliki moncong panjang dan berbadan besar dan panjang. Meski begitu, lokasi ini memiliki panorama alam yang cukup bagus, garis lengkung bibir pantainya menambah kesan eksotis. Ditambah pemandangan matahari tenggelam yang indah.

Untuk menuju ke lokasi ini, pengunjung harus berjalan kaki dari Kecamatan Pulau Banyak Barat sekitar 50 menit atau naik perahu mesin dengan estimasi perjalanan sekitar 20 menit.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya