Museum Vagina Dibuka di London, Jangan Mesum Dulu Sebelum Lihat Isinya

ilustrasi organ intim/vagina.
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA – Apa yang terlintas jika kamu mendengar ungkapan 'Vagina'? Ya, kata vagina memang masih terdengar tabu dan mengaitkannya dengan hal mesum terutama di negara-negara Timur dan Asia. Padahal jika dipahami, vagina atau vulva tak berbeda dengan organ yang lain seperti mata, telinga dan hidung.

Peradangan Vagina Hingga Seks Menyakitkan, Penelitian Temukan Solusi Atasi Masalah Kewanitaan

Kata vagina bahkan di kalangan perempuan juga masih sering disalahgunakan. DIlansir laman Forbes, sebuah riset yang dilakukan organisasi Eve Appeal, sekitar 65 persen perempuan memiliki kesulitan dengan istilah vulva.

Bagian yang terlihat dari organ kemaluan, dan vagina, penghubung bagian yang terlihat dan bagian dalam organ tersebut. 40 persen dari perempuan dengan umur 16-25 tahun bahkan mengaku tidak nyaman menggunakan kata vagina, karenanya mereka menggunakan kata ganti contohnya seperti 'bagian bawah', 'miss v', hingga 'area intim wanita'.

Terpopuler: Seks di Pagi Hari untuk Dapat Keturunan hingga Negara Termurah Buat Dikunjungi

Karenanya untuk mendobrak hal-hal tabu seputar vagina, sebuah Museum Vagina dibuka di London. Terletak di daerah Camden museum ini mengusung tema "Mitos tentang Vagina dan Cara Untuk Melawannya". 

Lewat pameran pertama ini, pihak penyelenggara ingin pengunjung untuk lebih terbuka dan lebih sering berbicara lebih jujur tentang tubuh perempuan.

4 Posisi Seks Aman, Anti Nyeri Buat Pasangan yang Punya Penis Ukuran Jumbo

Vagina dan vulva dalam museum ini juga tak disajikan menjadi objek seni, melainkan apa adanya dengan rangkaian sejarahnya juga pandangan-pandangan para ahli. Museum ini akan mengadakan forum, dialog dan pameran tentang hak-hak perempuan dan topik-topik terkait.

Ada juga sudut-sudut yang memamerkan hal-hal tentang ovarium, kanker serviks dan kehamilan. Nama museum ini dapat dibilang sebagai provokatif dan menarik. 

Pendiri museum ini, Florence Schechter bekerja dengan tema-tema ilmiah populer dan sudah pernah menyelenggarakan berbagai pameran tentang tema ini. 

Ia menggunakan pengalaman yang ia dapat untuk membangun Museum Vagina ini. Ia berpendapat bahwa Museum yang ia bangun ini bermakna lebih dari sekadar museum tentang vagina. Lucunya banyak pengunjung yang mengatakan museum ini menjadi pasangan yang cocok dengan Museum Penis yang berada di Reykjavik, Islandia yang sudah ada sejak 1997. 

Museum ini terbagi menjadi 2 ruangan. Yang pertama museum, dan lainnya adalah ruang yang menjual souvenir. Tenang saja, untuk menikmati apa yang disajikan museum ini tak dipungut biaya alias gratis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya