Pariwisata Masih Jadi Industri yang Menggairahkan

Pulau Mahoro Siau, salah satu tempat syuting beberapa artis Korea Selatan untuk mempromosikan pariwisata Sulawesi Utara.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agustinus Hari

VIVA.co.id – Bisnis pariwisata masih menggiurkan di era modern dan globalisasi saat ini. Tidak sedikit wisatawan luar dan lokal mengunjungi sejumlah tempat wisata di Tanah Air.

Bank Mandiri Kucurkan KUR Rp2,48 Triliun Dukung UMKM Pariwisata   

Hal itu pun membuat pelaku pendidikan di Tanah Air mengembangkan sayapnya di bidang pariwisata. Apalagi saat ini pariwisata menjadi bisnis paling menggairahkan.

Hal itu membuat Universitas Prasetya Mulya pun membuka program studi (Prodi) bisnis pariwisata, Kamis 9 Februari 2017.

Bank Mandiri Geliatkan Pariwisata Lokal Lewat Kredit Usaha Rakyat

Rektor Universitas Prasetiya Mulya, Djisman S.Simandjuntak meresmikan pembukaan prodi dengan seminar bertajuk Tourism Higher Education in Facing Global Business Challenges (Pendidikan Tinggi Pariwisata Menghadapi Tantangan Bisnis Global) di Sekolah Bisnis dan Ekonomi Universitas Prasetiya Mulya, Kampus Cilandak. Salah satu pembicara seminar hadir Mari Elka Pangestu, mantan Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif di era Kabinet Indonesia Bersatu II.

“Saya sangat menghargai pertumbuhan industri pariwisata yang semakin besar jumlahhya di dunia. Layanan leisure ini memang dulu lebih ke arah hedonis sifatnya, bahkan cenderung ke sensual leisure. Namun ada gerakan besar sekarang ini yang menjadikan pariwisata sebagai kultur,” jelas Djisman.

Lolos Jadi Anggota DPR, Denny Cagur Ungkap Kenangan Haru dengan Almarhumah Ibu

Djisman juga berpendapat, pariwisata yang sekarang ini berkembang dan turut andil dalam perkembangan hidup manusia perlu terus didalami.

“Inilah yang disebut eudaimonia (dari bahasa Latin “spirit kebaikan”) services. Layanan eudemonia ini semakin besar sekarang ini, yang dengan begitu membutuhkan banyak SDM andal di bidangnya,” katanya seraya menambahkan berbagai persoalan pariwisata di Indonesia yang membutuhkan pendalaman ilmu khusus dan menyeluruh, mengingat beberapa pertanyaan di dekade silam tentang keilmuan pariwisata yang cakupannya begitu luas, dan tidak spesifik.

Pendapat Djisman dipertegas I Gde Pitana, Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata yang juga hadir sebagai pembicara.

“Iya benar, (pariwisata) ini adalah ilmu. Dan kita punya banyak tugas untuk mengembangkan  ilmu ini,” ungkap Pitana seraya menambahkan selama ini masih jarang pekerja profesional pariwisata yang berlatar belakang pendidikan tinggi spesifik pariwisata.

Sementara itu Agus W. Soehadi, Dekan Sekolah Bisnis dan Ekonomi Universitas Prasetiya Mulya menambahkan bidang pariwisata  memang baru diakui sebagai ilmu yang perlu diajarkan di Indonesia di tahun 2008.

“Bandingkan di negara-negara maju yang sudah lama menggeluti ilmu ini dan membangun industri pariwisata mereka yang maju pesat," ujar Agus W. Soehadi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya