Masjid Kapal Nabi Nuh Bikin Heboh, Pengelola Kewalahan

Kapal Nabi Nuh, di kampung Padaan, desa Podorejo, kecamatan Ngaliyan, Semarang
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto (Semarang)

VIVA.co.id – Keberadaan masjid kapal Nabi Nuh di kampung Padaan, desa Podorejo, kecamatan Ngaliyan, Semarang terus menyita perhatian warga. Membludaknya pengunjung bahkan membuat pengelola masjid kewalahan.

Libur Panjang Imlek, Intip 4 Wisata Menarik di Semarang Bernuansa Pecinan

Lokasi bangunan masjid yang berada di kawasan kebun durian dan areal persawahan itu saban harinya tak pernah sepi pengunjung. Baik hari aktif maupun hari libur, warga asal berbagai daerah terus datang untuk melihat lebih dekat arsitektur masjid super langka ini.

"Pada hari biasa seperti ini saja bisa ratusan yang datang. Apalagi kalau hari Minggu, kawasan masjid ini penuh sesak kendaraan. Bisa mencapai 500 pengunjung, " kata Suyadi, salah seorang penjaga masjid ditemui VIVA co.id, Selasa, 21 Maret 2017.

Mau Wisata ke Kota Lama dan Lawang Sewu Semarang? Naik Kereta Cuma Rp10 Ribu

Kondisi itu, lanjut Suyadi, membuat ia dan penjaga lain kewalahan melayani tamu yang datang. Pengelola yayasan bahkan harus membatasi jam berkunjung hingga waktu magrib tiba. Terlebih bangunan masjid bernama Safinatun Najah itu masih tahap pengerjaan.

"Karena banyak yang datang akhirnya kita kasih kotak seikhlasnya. Beberapa warga sekitar juga memanfaatkan keramaian pengunjung untuk jualan," katanya.

Cantiknya Jembatan Kaca Tinjomoyo Semarang, Kapan Dibuka?

Muhammad Husin, salah satu pengawas bangunan masjid, menambahkan, atas kesepakatan pengurus yayasan, pengunjung tidak diperkenankan memasuki bagian dalam masjid. Mengingat lalu lalang pengunjung akan mengganggu pekerjaan bangunan yang baru mencapai 80 persen.

"Awalnya mau kami tutup total. Tapi kami sepakat enggak bisa melarang. Apalagi pengunjung banyak yang dari luar kota," katanya.

Menurut Husin, animo masyarakat yang begitu besar akan keberadaan masjid Safinatun Najah, membuat yayasan memutuskan bahwa kawasan masjid menjadi wisata religi baru di Semarang. Meskipun sesuai fungsinya, bangunan itu tetap menjadi tempat ibadah serta pusat kegiatan keagamaan, pendidikan pesantren serta pusat kesehatan masyarakat.

"Karena memang potensial menjadi wisata religi. Tapi kami masih konsentrasi untuk menyelesaikan bangunan ini," katanya.

Husin menyebut, areal masjid kapal seluas 2.000 meter persegi itu tinggal menyelesaikan asrama serta klinik kesehatan. Para pekerja juga masih menyempurnakan arsitektur bangunan kapal, seperti pembuatan kolam raksasa di sekitar masjid. 

Masjid Safinatun Najah dibangun sejak 2015 lalu dengan tiga lantai utama. Pada lantai dasar akan dimanfaatkan sebagai balai pertemuan sedangkan dua lantai di atasnya sebagai ruang salat yang mampu menampung lebih dari 500 jemaah. Uniknya, pada sekeliling masjid memang sengaja dibangun kolam. Fungsinya, selain agar nampak bangunan masjid kapal itu seperti mengambang di atas air, tapi juga untuk mensucikan kaki jemaah saat memasuki masjid.

Interior masjid sendiri memadukan gaya khas dataran Timur Tengah dengan desain lokal. Pada kuncup kubahnya, arsitek masjid memberinya warna hijau tua, yang mirip kuncup kubah masjid Nabawi di Kota Makkah.

"Di lantai tiga kita segera siapkan perpustakaan dan belajar santri. Total biaya sampai saat ini mencapai Rp5,6 miliar," ucap Husin.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya