- sumutprov.go.id
VIVA.co.id – Sejak dicanangkan tahun lalu, pemerintah terus gencar membangun dan mempromosikan 10 destinasi “Bali baru”. Upaya ini dilakukan untuk menggenjot target wisatawan, pada 2019 sebanyak 20 juta wisatawan mancanegara dan 275 juta wisatawan domestik.
Meski 10 destinasi “Bali baru” tersebut menjadi prioritas, Ketua Tim Percepatan Pembangunan Prioritas Pariwisata Kementerian Pariwisata, Hiramsyah S. Thaib, mengatakan, ada tiga destinasi yang progres pembangunannya diutamakan, yaitu Danau Toba, Borobudur, dan Mandalika.
"Jadi kalau dibilang progres, memang untuk pengembangan tahap satu ini, Danau Toba, Borobudur, dan Mandalika," kata Hiramsyah dalam Hospitality Investment 2017, Kamis malam, 4 Mei 2017.
Tentu bukan tanpa alasan pemerintah mendahulukan tiga destinasi tersebut. Alasan pertama ialah karena dari 10 destinasi “Bali baru”, tiga destinasi tersebut membutuhkan investasi yang besar.
"Borobudur misalnya, kita butuh untuk membangun bandara baru di Kulon Progo karena (bandara) Adi Sucipto sudah tidak memadai," dia menjelaskan.
Selanjutnya ialah Danau Toba, yang bahkan telah memiliki Badan Otorita tersendiri. Di samping itu, Hiramsyah melanjutkan, Danau Toba menjadi prioritas karena dari sisi potensi merupakan salah satu destinasi yang paling siap dalam hal infrastruktur.
"Pemerintah cukup taktis ingin melakukan percepatan yang dipilih, yang paling cepat dan siap. Dan Danau Toba masuk kriteria itu, seperti masalah konektivitas, ada airport Silangit dan Sibisa yang tinggal direaktivasi," kata dia.
"Makanya ada yang namanya quick wins, yang bisa sesegera mungkin bisa jadi, dan menghasilkan kunjungan wisatawan yang cukup menjanjikan. Tapi kalau bicara prioritas semuanya juga jadi prioritas," ucapnya.
Sebagai informasi, ada sepuluh destinasi pariwisata yang menjadi prioritas pemerintah, yakni Danau Toba (Sumut), Belitung (Babel), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jateng), Gunung Bromo (Jatim), Mandalika Lombok (NTB), Pulau Komodo (NTT), Taman Nasional Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara).
