Piknik Asyik di Edu Wisata Mangrove Semarang

Mangrove Edu Park di Pantai Maron, Semarang
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Dwi Royanto

VIVA.co.id – Jalan-jalan di Kota Semarang, Jawa Tengah, jangan pernah melewatkan jelajah destinasi baru di kota ini. Salah satu wisata menarik yang masih populer adalah Mangrove Edu Park di Pantai Maron, Semarang.

Libur Panjang Imlek, Intip 4 Wisata Menarik di Semarang Bernuansa Pecinan

Lokasi wisata ini sangat mudah dijangkau, karena lokasi berada sangat dekat hanya tiga kilometer dari  Bandara Ahmad Yani, Semarang. Meski sebagai wisata baru, keindahan edu wisata mangrove kini banyak diburu wisatawan. 

Selain indahnya ribuan tumbuhan mangrove, kawasan ini telah dilengkapi berbagai fasilitas, seperti saung, tempat parkir, joglo diskusi hingga menara pemantau untuk berswafoto. Pengunjung juga dimanjakan dengan lalu lalang pesawat yang naik turun menuju bandara Ahmad Yani.

Mau Wisata ke Kota Lama dan Lawang Sewu Semarang? Naik Kereta Cuma Rp10 Ribu

Keberadaan edu wisata ini dikembangkan oleh perusahaan farmasi ternama di Semarang, yakni PT Phapros Tbk sejak 2011 silam. Awalnya, penanaman ribuan mangrove itu hanya untuk tujuan konservasi, dan menjaga wilayah pantai Semarang dari bahaya abrasi. 

Namun lambat laun, kawasan ini menjadi destinasi menarik yang kemudian dijadikan edu wisata mangrove. Bahkan, kawasan itu kini menjadi laboratorium hidup bagi pelajar dan mahasiswa yang ingin belajar tentang mangrove.

Cantiknya Jembatan Kaca Tinjomoyo Semarang, Kapan Dibuka?

"Edu wisata mangrove ini kita terus kembangkan melalui dana CSR bina lingkungan kita," kata Direktur Utama PT Phapros Tbk, Barokah Sri Utami, Jumat, 21 Juli 2017.

Sebagai pusat edu wisata mangrove, pihak perusahaan bahkan terus menggalakkan sejumlah kegiatan menarik bagi masyarakat di lokasi ini. Salah satunya kegiatan Phapros Mengajar bagi pelajar dan lintas komunitas. Kegiatan ini diisi dengan materi soal konservasi, pemanfaatan tumbuhan mangrove hingga pengelolaan kawasan mangrove.

Ganis Rian Efendi, pengajar dari Yayasan  Ikatan Keluarga KeSEMAT Semarang, mengaku, selain melibatkan pelajar baik SD, SMP hingga SMA, kegiatan edu wisata mangrove juga menggandeng komunitas lingkungan, media, drone, serta komunitas kesenian.

"Khusus untuk pelajar kita juluki mereka dengan kelompok mangrove kecil. Dan selama ini mereka antusias belajar mengrove. Apalagi wisata seperti ini kini masih jadi tren di kawasan pesisir Pantura," ujarnya. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya