Begini Rasanya Naik Gedung Tertinggi di Dunia

Burj Khalifa, Dubai
Sumber :
  • VIVA.co.id/Umi Kalsum

VIVA.co.id – Puncak gedung paling tinggi di dunia itu sudah terlihat dari kejauhan. Di antara belantara beton Kota Dubai. Mencuat, menembus awan. Awalnya gedung itu dinamai Burj Dubai. Tetapi, belakangan pemerintah Uni Emirat Arab menggantinya menjadi Burj Khalifa. Artinya, Menara Khalifa.

Batu Seukuran Burj Khalifa di Dubai Siap Menyapa Bumi

Menjulang setinggi 828 meter, Burj Khalifa terdiri dari 163 lantai yang semakin ke atas semakin meruncing membentuk tiang. Gedung ini sudah sohor sejak masih dalam proses pembangunan yang memakan waktu lima tahun, sebelum akhirnya diresmikan pada 4 Januari 2010. Tujuh tahun setelah diresmikan, Burj Khalifa masih menyandang gelar gedung tertinggi di dunia.

Menara yang berlokasi di kawasan Sheikh Mohammed bin Rashid Boulevard, Dubai itu merupakan hasil kolaborasi empat arsitek: Adrian Smith, William F Baker, George J Efstathiou, dan Marshall Strabala.

Terbaru! Ini Gedung Pencakar Langit Dunia, Ada yang Mencapai 828 Meter

Burj Khalifa, Dubai

(Foto: VIVA.co.id/Umi Kalsum)

Sewa Burj Khalifa Rp1,4 M Hingga Vaksin Corona Disemprot ke Hidung

Rabu pekan lalu, rombongan media yang diundang Dubai Tourism, termasuk VIVA.co.id, berkesempatan menjajal ketinggian gedung ini. Kami meninggalkan hotel di kawasan City Center tepat pukul 08.00 waktu setempat. Waktu Dubai lebih lambat tiga jam dibandingkan Waktu Indonesia Barat. Menuju Burj Khalifa memakan waktu 30 menit. Burj Khalifa berdiri di atas Dubai Mall yang diklaim sebagai mal terbesar di dunia.

Menuju pintu masuk menara, rombongan harus berjalan kaki menembus puluhan meter lahan parkir sebelum menemukan pintu masuk di lantai dasar. Pintu menuju ke dua arah. Pertama, pintu masuk Burj Khalifa, dan kedua, ke area mal.

Menaiki menara Burj Khalifa, pengunjung wajib membeli tiket dengan harga beragam berdasarkan jam kunjungan dan ketinggian lantai. Harga tiket paling murah berlaku untuk jam kunjungan pukul 08.30 hingga 16.30, yakni sebesar AED 125 atau sekitar Rp450 ribu bagi pengunjung di atas 12 tahun dan AED 90 untuk usia 4 hingga 12 tahun.

Namun di jam utama antara pukul 17.00 hingga 18.30, harga tiket melonjak jadi AED 200 dan AED 160. Harga tiket ini hanya berlaku hingga lantai 124 dan 125 di ketinggian 452 meter. Lantai ini disebut juga "At The Top".

Untuk menembus lantai 124 dan 125, ditambah 148 yang disebut "At The Top Sky" pada pukul 19.00,  tiket dihargai AED 350 untuk semua level umur. Sedangkan di jam utama, pukul 09.30 hingga 18.00 dihargai AED 500.

Burj Khalifa, Dubai

(Foto: VIVA.co.id/Umi Kalsum)

Setelah memegang tiket, pengunjung akan melewati pintu pemeriksaan awal sebelum menuju eskalator yang cukup tinggi. Dari eskalator, pengunjung masih harus berjalan kaki ke arah lift. Sepanjang selasar menuju lift terpampang maket dan rancangan awal hingga akhir Burj Khalifa, saat masih dalam bentuk coretan hingga berbentuk gedung. Tahapan pembangunan gedung dari tahun per tahun juga dipresentasikan di area ini.

Di ujung selasar, kami memasuki area lift. Terlihat dua lift dengan kapasitas masing-masing sekitar 10 orang. Lift ini dirancang khusus dengan kecepatan 60 km/jam. Jadi menuju lantai 124, hanya dibutuhkan waktu tidak kurang dari satu menit. Saat lift melesat ke atas, tidak terasa guncangan berarti.

Namun untuk menambah sensasi di ketinggian, saat menuju lantai 124, lampu lift akan dimatikan. Suasana seperti malam dengan kerlip bintang dan lantunan musik lembut. Kami seperti dibuai hingga tak terasa telah menjejakkan kaki di lantai 124.

Lantai 124 dibagi dua ruangan, indoor dan outdoor. Ruang outdoor berbentuk setengah lingkaran beratap langit, di mana pengunjung bisa mengambil gambar pemandangan dari atas ketinggian ke arah lepas pantai Dubai. Namun pemandangan di sini agak terbatas. Jika ingin mengambil gambar di area ini, sebaiknya datanglah ke Burj Khalifa di pagi hari karena cuaca belum panas menyengat.

Burj Khalifa, Dubai

(Foto: VIVA.co.id/Umi Kalsum)

Namun jika tidak ingin terpapar langsung sinar matahari, ambillah gambar pemandangan gedung atau pantai, dan swafoto di ruang tertutup berpendingin. Tempat pengambilan gambar di area indoor pun jauh lebih besar dibandingkan outdoor karena hampir sekeliling ruang yang melingkar bisa digunakan. Jika belum puas di lantai 124, eksplorasilah lantai 125.

Menuju lantai 125, pengunjung harus melalui tangga melingkar. Hampir sama dengan lantai 124, area publik di lantai ini juga membentuk lingkaran. Yang membedakannya, di salah satu bagian digantung tiga kursi ayun berbentuk setengah  lingkaran. Kursi ini menjadi favorit pengunjung Burj Khalifa yang hendak swafoto atau bergaya dengan latar belakang pemandangan gedung dan lepas pantai. Oh ya, dari lantai ini juga terlihat ikon lain kota Dubai, yakni Burj Al Arab atau Menara Arab, hotel bintang tujuh satu-satunya di dunia.

Di lantai 125 juga disediakan merchandise terkait Burj Khalifah seperti gantungan kunci, replika menara, mug, lego, bolpoin, cokelat dan lainnya.

Pengunjung yang belum puas menikmati kota Dubai dari lantai 124 dan 125, bisa melanjutkan eksplorasi di lantai 148 yang nyaris mendekati puncak. Pemandangan dari lantai ini tentu lebih menakjubkan karena jarak pandang menjadi lebih jauh. Sehingga lebih menjangkau sudut lain kota Dubai.

Burj Khalifa, Dubai

(Foto: VIVA.co.id/Umi Kalsum)

(ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya