Serba-serbi Pemilu

Pemilih melihat spesimen alat peraga surat suara pilpres dan pilleg sebelum menggunakan hak suaranya dalam Pemilu di TPS 11 Desa Ringinpitu, Tulungagung, Jawa Timur
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko

VIVA – Tahapan pemungutan suara Pemilu 2019 sudah digelar Rabu kemarin, 17 April 2019. Pesta demokrasi lima tahunan ini menggelar serentak antara pemilihan presiden-wakil presiden (pilpres) dan memilih wakil rakyat di lembaga legislatif yaitu DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

Dengan jumlah daftar pemilih tetap atau DPT melebihi 190 juta yang tersebar di 810.193 Tempat Pemungutan Suara (TPS), menjadikan Pemilu 2019 sebagai pesta demokrasi terbesar yang pernah diselenggarakan. Tak mudah menggelar pilpres dan pileg secara serentak untuk kali pertama dengan kondisi geografis seperti Indonesia. Belum lagi caranya yang masih manual dalam tahapan pemungutan suara seperti pencoblosan sampai distribusi surat suara.

"Terlepas dari ada kekurangan ya Pemilu 2019 ini diakui punya keruwetan luar biasa. Pilpres dan pileg digelar bareng dengan DPT lebih 190 juta di 34 provinsi untuk pertama kalinya," kata Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi atau Perludem, Titi Anggraini, Rabu, 17 April 2019.

AROPI: Dibanding Musim Pemilu 2019, Tingkat Kepercayaan Terhadap Lembaga Survei Naik 7,6%

Namun, banyak momen menarik dalam pemilu kali ini. Salah satunya tingkat partisipasi masyarakat yang diprediksi meningkat dengan merujuk antrean di berbagai tempat pemungutan suara atau TPS. Masyarakat pemilih terlihat rela antre sejak pagi demi ingin menyampaikan hak pilih mereka.

Baca: Pencoblosan di LN Berantakan, KPU Dikritik Harus Ekstra Profesional

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Antusiasme masyarakat ini juga terlihat dari kreativitas masyarakat pemilih dalam mendesain TPS agar lebih semarak. Beragam budaya daerah ditampilkan untuk menghiasi TPS demi menarik perhatian masyarakat pemilih. Pemilu serentak 2019 dinilai berjalan aman meski terdapat banyak catatan yang harus dievaluasi Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Imbauan agar tak golput di Pemilu 2019 diklaim berhasil melihat antusiasme masyarakat pemilih, meski hal ini masih bisa diperdebatkan. Ketua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini mengatakan pemilu adalah hajatan demokrasi penentu nasib bangsa dalam lima tahun ke depan. Masyarakat pemilih sudah paham dengan tanggungjawab konstitusionalnya.

"Semoga benar tingkat partisipasi masyarakat meningkat. Bila benar, imbauan golput berhasil dan masyarakat pemilih sudah sadar akan tanggungjawab konstitusionalnya," tutur Jazuli.

Baca: Praktisi IT Geregetan dengan Server KPU

Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie, mengapresiasi jalannya proses pemungutan suara Pemilu 2019. Menurut ARB, sapaan akrabnya, semua pihak harus menerima dengan lapang dada apapun hasil pemilu. Menurutnya dia, pemenang pilpres dan pileg adalah pilihan rakyat sehingga harus diterima.

"Siapa pun yang menang, baik DPD, DPRD, DPR, maupun presiden, saya kira itu pilihan rakyat. Saya kira harus kita terima. Semoga semua berjalan dengan baik, dengan jujur, dengan adil, dan tidak ada merasa bahwa dipaksa orang lain," kata ARB usai menggunakan hak pilihnya di TPS 50 Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 17 April 2019.

ARB tak menampik perhelatan Pemilu 2019 lebih panas dibandingkan dengan Pemilu 2014. Selain dua capres yang remacth, pilpres kali ini juga digelar serentak dengan pileg untuk kali pertama. Dia pun berharap seluruh masyarakat Indonesia, khususnya pendukung Jokowi dan Prabowo bisa menerima apapun hasil resmi pilpres.

Bagi dia, figur Jokowi dan Prabowo merupakan dua putra terbaik bangsa yang akan menjadi calon RI-1 periode 2019-2024. "Presiden dua-duanya putra terbaik bangsa. Jokowi maupun Pak Prabowo keduanya tokoh-tokoh terbaik bangsa. Siapapun yang terpilih saya kira wajar lah untuk menerima dengan sebaik-baiknya," ujarnya.

Kejutan Quick Count

PRABOWO KLAIM DIRINYA MENANG PILPRES

Dugaan kecurangan kembali mencuat di Pilpres 2019. Di sejumlah TPS disebut terdapat surat suara yang diduga sudah tercoblos untuk pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin. Sejumlah daerah seperti Tangerang dan Gowa, Sulawesi terdapat dugaan surat suara sudah tercoblos.

Pihak Bawaslu Tangerang sudah berkoordinasi dengan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Pengusutan akan dilakukan dengan berkoordinasi bareng KPU.

Komisioner KPU Ilham Saputra mengatakan, pihaknya belum mengetahui kabar surat suara yang sudah tercoblos oleh pasangan 01 Jokowi-Ma'ruf di berbagai daerah yang viral di media sosial.

"Serius, saya belum dapat laporan. Entar saya kontak dulu, saya belum dapat laporan ini," katanya saat memantau TPS di kawasan Taman Suropati, Menteng, Jakarta, Rabu, 17 April 2019.

Namun, publik dikejutkan kembali dengan hasil lembaga survei melalui hitung cepat atau quick count melalui media televisi. Sejumlah lembaga survei kompak dengan hasil quick count yang menyatakan keunggulan untuk pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin.

Kubu oposisi dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) pun memberikan respons. Juru Kampanye BPN, Arief Poyuono menyebut quick count hanya sebagai framing yang dipakai dengan memanfaatkan lembaga survei.

Baca: Jokowi Soal Quick Count: Sabar, Tunggu Penghitungan Resmi KPU

Dia menyindir hasil quick count sebagai upaya penggiringan opini dan propaganda untuk melakukan kecurangan. "Yang waras tolong bisa mikir jangan mau ditipu lembaga survei," tutur Poyuono, Rabu, 17 April 2019.

Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto heran dengan hasil sejumlah quick count lembaga survei. Ia menegaskan merujuk dari hasil real count yang dilakukan oleh internal BPN, dirinya bersama Sandi yang unggul. Dari real count BPN, Prabowo menyebut ia dan Sandi mencapai 62 persen.

Capres nomor urut 01, Jokowi pun memberikan tanggapan. Ia meminta agar barisan masyarakat pendukungnya tak langsung euforia merespons hasil tersebut. Alasannya, penghitungan di Komisi Pemilihan Umum belum dilakukan.

"Dari indikasi exit poll dan quick count tadi, kita lihat semua, tetapi kita harus bersabar menunggu penghitungan KPU secara resmi," ujar Jokowi kepada para pendukungnya di Jakarta, Rabu 17 April 2019. (ren)

Baca: Hasil Quick Count Jokowi Unggul, Prabowo: Terus Awasi TPS

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya