Mereka yang Melenggang ke Parlemen Versi Hitung Cepat

Penetapan nomor urut parpol peserta Pemilu 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir

VIVA – Pemilihan umum presiden dan legislatif 2019, sudah dilaksanakan pada Rabu 17 April 2019. Sejumlah lembaga survei melakukan hitung cepat atau quick qount, tidak hanya untuk suara pemilihan presiden, melainkan juga pemilihan legislatif.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

Berdasarkan hasil quick count sejumlah lembaga survei menunjukkan bahwa hanya ada sembilan partai politik, yang lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold. Artinya, dari 16 partai peserta Pemilu 2019, hanya sembilan partai akan mendapatkan kursi di DPR. 

Undang-undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu pasal 414 menyebutkan ambang batas partai politik peserta pemilu ditetapkan minimal empat persen, dari jumlah suara sah secara nasional untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi anggota DPR.

AROPI: Dibanding Musim Pemilu 2019, Tingkat Kepercayaan Terhadap Lembaga Survei Naik 7,6%

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berhasil memimpin hitung cepat menurut sejumlah lembaga survei, dengan meraih suara lebih dari 19 persen. Partai Gerinda di posisi kedua, dengan meraih hampir 13 persen.

Partai Golkar berada di urutan ketiga, dengan perolehan 12 persen. Di posisi papan tengah, ada enam partai yang bersaing ketat, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Nasdem, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Cerita Prabowo Subianto Bisa Bersatu Dengan Muzakir Manaf, Tokoh GAM yang Dulu Dia Cari

Partai-partai baru seperti Perindo, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Berkarya, dan Partai Garuda tidak mampu menebus parliamentary threshold empat persen. Tak hanya partai baru, partai lama seperti Partai Hanura, Partai Bulan Bintang (PBB), serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) juga gagal lolos ke DPR. 

Hasil tersebut, berdasarkan hitung cepat lembaga survei Indikator, Poltracking Parpol, hingga Litbang Kompas, Kamis 18 April 2019. Jumlah suara yang masuk, yakni Poltracking Parpol 94,3 persen, Litbang Kompas 87 persen, dan Indobarometer sebesar 91,58 persen. 

Berikutnya, yang lolos ke DPR

Berikut, hasilnya suara partai politik yang berhasil lolos ke DPR:

PDIP
Litbang Kompas: 20,22 persen
Indobarometer: 19,49 persen 
Poltracking parpol: 19,21 persen

Gerindra
Litbang Kompas: 12,82 persen
Indobarometer: 13,37 persen
Poltracking parpol: 12,7 persen

Golkar
Litbang Kompas: 11,71 persen
Indobarometer: 11,64 persen
Poltracking parpol: 12,64 persen

PKS
Litbang Kompas: 8,56 persen
Indobarometer: 9,66 persen
Poltracking parpol: 7,83 persen 

PKB
Litbang Kompas: 9,39 persen 
Indobarometer: 8,97 persen
Poltracking parpol: 10,42 persen

Nasdem
Litbang Kompas: 8,1 persen
Indobarometer: 7,84 persen
Poltracking parpol: 8,5 persen 

Demokrat
Litbang Kompas: 8,09 persen
Indobarometer: 7,47 persen
Poltracking parpol: 7,69 persen

PAN
Litbang Kompas: 6,57 persen
Indobarometer: 6,83 persen
Poltracking parpol: 6,32 persen

PPP
Litbang Kompas: 4,65 persen
Indobarometer: 4,40 persen
Poltracking parpol: 4,48 persen

Ketua Umum PDI Perjuangan yang juga Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri (tengah) bersama putrinya Puan Maharani (kiri) dan putranya Muhammad Prananda Prabowo (kedua kanan) menunjukkan jarinya yang telah dicelup tinta seusai menggunakan hak pilihnya

Berhasil keluar sebagai parpol pemenang Pileg 2019, menurut quick count sejumlah lembaga survei, Politikus PDIP, Puan Maharani bersyukur atas hasil tersebut. 

"Ya Alhamdulillah," kata Puan kepada wartawan di Istana Jakarta, Kamis 18 April 2019. 

Putri dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri itu optimistis, partainya akan mendapat suara di atas 20 persen. Dia menyatakan, pihaknya akan menunggu hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). 

"Hasil quick count ini masih terus berjalan. Jadi, kita tunggu hasil real count dari KPU dan tetap optimistis suaranya tetap di atas 20 persen," kata Puan.

Hal yang sama, juga diutarakan oleh Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto. Partai pengusung calon presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin ini memilih menunggu hasil resmi KPU.

"Dan, hasil resmi KPU yang masih kita tunggu," kata Menteri Perindustrian itu.

Selanjutnya, yang gagal melenggang

Gagal melenggang ke Senayan

Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) partai-partai baru seperti Perindo, PSI, Berkarya, Garuda tak mampu menebus ambang batas parlemen empat persen. Partai lama seperti Hanura, PBB, dan PKPI pun bernasib sama gagal lolos ke DPR. 

PSI merupakan salah satu partai baru yang gagal melenggang ke DPR, karena hanya memperoleh 1,82 persen. Ketua Umum PSI, Grace Natalie, memberi pengumuman secara terbuka melalui Instagram-nya, tak lama setelah hasil hitung cepat dipublikasikan. Berdasarkan hasil quick count, PSI memperoleh sekitar dua persen atau sekitar tiga juta suara.

"Terima kasih untuk dukungan Bapak/Ibu dan Bro/Sis. Kami sudah lakukan yang terbaik yang bisa kami lakukan sebagai manusia. Menurut hasil quick count PSI memperoleh sekitar 2 persen atau sekitar 3 juta suara, belum cukup untuk sampai ke Senayan. Namun kita masih dapat kesempatan untuk menempati kursi DPRD," katanya di akun Instagramnya Gracenat. 

Grace pun menyatakan, partainya tidak patah semangat dan akan terus berjuang mempersiapkan diri memenangkan Pemilu 2024. 

"Sambil mempersiapkan diri menuju Pemilu 2024. Kami tidak akan mundur. Besok, kami mulai kerja lagi. Mohon doa dan dukungan," tuturnya. 

Meski tidak lolos ke DPR, partainya masih mendapat kesempatan untuk menempati kursi DPRD. PSI masuk dalam empat besar partai politik di DPRD DKI untuk periode 2019-2024. 

Dalam partisipasi perdana di kontes legislatif di Ibu Kota, partai berlambang Bunga Mawar Putih ini diprediksi meraih perolehan suara keempat terbesar di Jakarta, melebihi 12 partai lainnya.

PSI mengalahkan beberapa partai besar seperti PAN, Partai Nasdem, Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Hanura. Sementara itu, partai politik yang masuk tiga besar adalah PDIP, PKS, dan Gerindra.

“Berdasarkan hasil rilis quick count, PSI akan menjadi partai keempat terbesar di Jakarta. Ini pencapaian luar biasa. Kami berterima kasih kepada warga Jakarta, yang telah memberi kepercayaan dan kesempatan, mengizinkan kami menguji dan mempertontonkan karakter kami,” kata Ketua DPW PSI Jakarta, Michael Victor Sianipar, dalam keterangan persnya. 

Berbeda dengan PSI, Ketua Partai Bidang Pemenangan PBB, Sukmo Harsono, tidak mau langsung percaya dengan hasil hitung cepat yang mencatat partainya hanya mendapat 0,86 persen. 

"Kami yakin, real count kami melampaui ambang batas, karena hitungan internal kami berbasis suara DPR RI. Suara kami sudah menembus 4,4 persen sore ini," kata Sukmo kepada VIVA, Kamis 18 April 2019.

Sukmo mengklaim, partainya di Dapil Aceh dan Jawa Timur, mampu meraih masing-masing satu kursi DPR RI. Diutarakannya, quick count memiliki margin error 2-3 persen. Jika suara PBB berdasarkan hitung cepat Charta Politika disebut meraih 1,02, maka potensial suara partainya adalah tiga persen.

"Maka, suara PBB sudah tiga persen lebih ini berbanding lurus dengan hitungan internal kami, PBB tetap optimis mampu mencapai 4-5 persen," katanya. 

Mengamati fenomena partai baru gagal lolos ke DPR, Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, mengatakan pengenalan partai politik, ideologi partai, dan calon presiden yang diusung partai menjadi faktor utama terpilihnya partai politik dalam Pemilu 2019.

Dia mencontohkan PDIP berhasil memenangkan pemilu, karena publik sudah mengenal partai pimpinan Presiden Indonesia kelima Megawati Soekarnoputri itu. 

"Pertama pengenalan partai politik seperti PDIP. Kedua, ideologi partai seperti PKS. Ketiga, mereka yang menjual calon presidennya, seperti Jokowi presidenku, Nasdem partaiku, sehingga partai-partai itu memiliki peluang," kata Refly dalam program 'Presiden Pilihan Rakyat' di TvOne, Kamis 18 April 2019. 

Hal sama juga diutarakan Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi. Menurutnya, tingkat pengenalan publik terhadap parpol sangat memengaruhi perolehan suara parpol. 

"Partai baru yang tidak lolos, salah satunya adalah karena tingkat pengenalan rendah. Tidak mungkin orang memilih, kalau tidak mengenal. Yang lolos PT (parliamentary threshold) adalah partai lama, karena mereka sudah dikenal," ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya