Mobil-mobil SUV Siap Gairahkan Lagi Pasar Mobil di Indonesia

sorot mobil pedesaan - GIIAS
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dian Tami

VIVA.co.id - 2015 menjadi masa yang cukup suram bagi para pelaku industri, khususnya yang masih mengimpor berbagai produknya ke Tanah Air. Nilai tukar rupiah yang melemah membuat harga-harga melonjak.

Isuzu Akan Pertahankan Desain Kotak

Belum lagi ditambah dengan semakin selektifnya maysarakat dalam membelanjakan uang yang mereka miliki. Otomatis, target penjualan yang tadinya ditetapkan harus direvisi berkali-kali.

Menurunnya penjualan sangat dirasakan oleh para pelaku industri otomotif. Bahkan, target penjualan yang telah ditentukan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), harus dikurangi beberapa kali.

Begini Jadinya Jika Mobil Van Angkut Sapi

Dari data Gainkindo, hingga Oktober 2015, penjualan mobil di Indonesia baru mencapai angka 853.008 unit. Padahal mereka menargetkan angka satu juta unit hingga akhir tahun ini. Sekedar informasi, tahun lalu penjualan mobil di Indonesia mencapai 1.208.028 unit.

Padahal, berbagai cara sudah dilakukan produsen mobil, mulai dari menawarkan paket menarik hingga menghadirkan varian-varian baru, demi bisa mengulang kesuksesan.

Berapa Biaya untuk Rombak Rush Jadi Tujuh Penumpang?

Berbicara mengenai varian, hingga saat ini segmen multi purpose vehicle (MPV) masih mengungguli segmen sport utility vehicle (SUV) dan low cost green car (LCGC).

Keunggulan MPV tidak lepas dari budaya orang Indonesia yang guyub, yakni gemar melakukan banyak hal secara bersama-sama. Dengan kemampuan menampung hingga tujuh penumpang, jelas ini membuat MPV laris manis.

Namun seperti berbagai hal lainnya, akan ada masa dimana orang mulai bosan dengan kehadiran MPV di Indonesia. Meski tiap tahun pabrikan selalu melakukan perubahan, namun hal ini tidak lantas membuat segmen tersebut terus berjaya.

Masih menurut data Gaikindo, jika penjualan segmen MPV, baik tipe low, medium maupun high, cenderung menurun dibanding tahun lalu, namun hal ini tidak terjadi pada segmen SUV.

Pada periode Januari hingga Oktober, penjualan low SUV pada 2014 sebanyak 47.284 unit. Sementara tahun ini dengan periode yang sama, low SUV berhasil terjual sebanyak 60.837 unit.

Hal yang sama juga terjadi pada segmen high SUV, dimana pada Januari-Oktober 2014 terjual sebanyak 45.537 unit, sementara tahun ini, 48.357 unit mobil dibawa pulang oleh konsumen.

Menurut pengamat otomotif Suhari Sargo, segmen SUV saat ini memang cukup digemari, karena memiliki sejumlah kelebihan. Di antaranya bodi dan mesin yang dianggap lebih tangguh digunakan untuk kondisi jalan apapun, serta cocok untuk pasar Indonesia.

“Apabila kita berbicara mengenai kelebihan mobil SUV, memang cukup banyak. Mobil ini mampu menampung penumpang sama seperti MPV, lebih tangguh saat digunakan di jalanan rusak, tenaga yang dihasilkan mobil juga lebih besar, dan yang pasti lebih nyaman dalam kondisi medan apa pun,” jelasnya.

Hal yang sama juga dikatakan Marketing and Aftersales Service Director PT Honda Prospect Motor (HPM), Jonfis Fandy. Menurutnya, penjualan low MPV tahun depan diprediksi akan mengalami penurunan.

"Mungkin secara langsung sih belum. Tapi kalau secara bertahap, bisa menjadi seimbang antara low MPV dengan low SUV. Low MPV sebelumnya itu menguasai 40 persen, sedangkan low SUV itu sekitar 10 persen. Saat ini, low MPV itu sekitar 35 persen dan low SUV itu naik sekitar 15 persen," ujar Jonfis beberapa waktu lalu.

Saat ditanya lebih jauh mengenai pergeseran segmen tahun depan, Jonfis menambahkan, bila low MPV diperkirakan akan kembali mengalami penurunan dibanding tahun ini.

"Karena SUV itu mulai menjadi tren di dunia juga, dan SUV memiliki karakter yang sesuai dengan kondisi alam Indonesia. Mungkin ada penurunan di bawah 30 persen untuk low MPV, sedangkan low SUV akan naik menjadi 20 persenan," jelasnya.

Keyakinan akan suksesnya SUV di tahun depan tidak hanya datang dari para pelaku industri otomotif nasional, namun juga manca negara.

Dilansir dari Jalopnik, Jumat 11 Desember 2015, Chief Sales Executive Toyota Amerika Serikat, Bob Carter, berani bertaruh, bahwa dalam waktu dekat, SUV akan mengalahkan penjualan sedan di AS.

“Banyak orang berusia sekitar 35 tahun, yang saat ini memegang jabatan tinggi, dulunya sering naik SUV milik ayahnya. Selalu ada semacam ikatan batin antara mereka dan mobil yang mereka tumpangi,” ujar Carter.

Tingginya permintaan akan SUV juga diungkapkan oleh Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan.

Ia mengatakan, pasar otomotif global hingga saat ini masih didominasi oleh mobil jenis sedan dan SUV.

"Harapannya, industri otomotif di Indonesia bukan sekadar untuk pasar lokal, tetapi juga global. Seperti diketahui, kendaran paling besar pasarnya di dunia itu sedan dan SUV,” ujar Putu.

Putu juga ingin agar agen pemegang merek (APM) mulai mempertimbangkan Indonesia menjadi production base untuk model sedan dan SUV, meski memiliki tantangan yang cukup besar.

Untuk produsen mobil sendiri, pasar SUV saat ini masih terbuka luas. Hal ini berbeda jauh dengan segmen MPV yang disebut sudah cukup padat.

“SUV akan naik, karena banyak produk baru di segmen medium, dan mungkin di low. Kalau dilihat, MPV itu kan sudah penuh dari bawah sampai atas. Dan SUV ini baru berada di atas, sementara di tengah itu baru sedikit,”  ujar Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia, Stephanus Ardianto.

Namun, untuk mengalahkan pamor MPV memang tidak mudah. Apalagi jenis mobil tersebut sudah lama ada di Indonesia, yakni sejak kehadiran Toyota Kijang.

Selain itu, ada segmen lain yang juga tengah ‘bersinar’, yakni LCGC. Meski baru dua tahun diluncurkan, namun saat ini penjualan LCGC berada di atas SUV.

Apalagi, harga jual LCGC berada di bawah SUV. Bahkan, beberapa produsen yang bermain di segmen LCGC berencana menghadirkan varian terbaru, yang fiturnya hampir menyamai MPV.

Satu-satunya cara yang dapat ditempuh produsen mobil agar SUV bisa berada di peringkat pertama penjualan, adalah menghadirkan SUV dengan semua fitur MPV, namun harga jualnya tidak terpaut jauh dengan LCGC.

Bukan tidak mungkin, nantinya akan hadir segmen baru, yang merupakan gabungan dari MPV dan SUV. Salah satu contohnya adalah yang coba dilakukan oleh Honda, dengan menghadirkan BR-V. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya