Waspada Gelombang Pasang

Gelombang pasang di perairan Indonesia
Sumber :
  • ANTARA FOTO

VIVA.co.id – Gelombang tinggi dan banjir rob masih berpotensi menerjang sejumlah wilayah di Indonesia. Sepanjang pantai barat Sumatera dan selatan Jawa menjadi titik terparah terdampak terjangan gelombang pasang. Ratusan bangunan hancur dan ribuan jiwa mengungsi dari amukan gelombang laut.

Jelang Gerhana Bulan Total, Banjir Rob Mulai Muncul

Berdasarkan data sementara yang dihimpun Posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat 24 kabupaten/kota yang mengalami banjir rob dan gelombang pasang.

Daerah-daerah yang mengalami banjir rob dan gelombang pasang tersebut adalah Kabupaten Kulon Progo, Gunung Kidul, Bantul, Tasikmalaya, Pangandaran, Cilacap, Pekalongan, Purworejo, Wonogiri, Semarang, Pacitan, Banyuwangi, Jember, Trenggalek, Malang, Tulungagung, Lumajang, Gresik, Tuban, Surabaya, Pemekasan, Probolinggo, dan Jakarta.

Dari Kali Prancis sampai Aceh Keluhkan Banjir

"Daerah pesisir di selatan Jawa mengalami dampak yang lebih parah akibat gelombang pasang dan banjir rob. Ratusan bangunan meliputi rumah, gazebo, warung, talud pantai, dan bangunan di pantai mengalami kerusakan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan persnya, Kamis, 9 Juni 2016.

[Baca: ]

Diterjang Gelombang Pasang, Lima Rumah Makan di Yogya Hancur

Gelombang tinggi dan banjir rob ini diprediksi masih berpotensi hingga beberapa hari ke depan. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hingga hari ini, 10 Juni 2016, gelombang tinggi 2,5-4 meter berpotensi di Laut Andaman, perairan utara dan barat Aceh, perairan barat Kepulauan Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, perairan Bengkulu, Samudera Hindia barat Aceh hingga Bengkulu.

Selain itu, Selat Bali bagian selatan, Perairan selatan Sumbawa hingga Samudera Hindia selatan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sementara itu, gelombang setinggi 4-6 meter berpotensi di Perairan Enggano, Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa hingga Lombok, Samudera Hindia selatan Bengkulu hingga NTT.

"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada. Diimbau, nelayan tidak melaut saat gelombang tinggi. Masyarakat yang melakukan aktivitas di pantai hendaknya selalu waspada dan hati-hati. Wisatawan di pantai juga harus hati-hati. Ikuti larangan dan semua aturan yang ada," kata Sutopo.

Merusak Infrastruktur

Gelombang tinggi dan banjir rob yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia tak hanya merugikan nelayan akibat tidak bisa melaut, sejumlah infrastruktur bahkan rusak diterjang air laut. Sutopo menyebut daerah yang parah mengalami kerusakan adalah daerah di pesisir selatan Yogyakarta.

Sekitar 15 kawasan wisata pantai di daerah Yogyakarta mengalami kerusakan akibat terkena gelombang setinggi 5-7 meter yaitu Pantai Trisik, Depok, Bugel, Glagah, Congot, Drini, Sadranan, Ngandong, Sundak, Somendang, Pulang Sawah, Pok Tunggal, Gesing, Sepanjang, Watu Kodok, dan Watu Baru di Kabupaten Gunung Kidul, Kulon Progo, dan Bantul.

Di kawasan wisata pantai di Gunung Kidul terdapat 101 gazebo rusak, 21 warung rusak, tiga bangunan SAR rusak, dan beberapa talud. Sementara itu, di Kulon Progo kerusakan meliputi 54 warung, tujuh perahu, lima tambak udang, dan beberapa bangunan wisata. Di Bantul, kerusakan meliputi 30 warung, perahu, dan posko.

Hal yang sama terjadi di Pantai Karangrejo dan Pantai Boom di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, di mana 73 rumah rusak terkena gelombang. Ibu Kota Jakarta juga tak luput dari bencana . Banjir setinggi 30 hingga 100 sentimeter (cm) merendam permukiman di wilayah Pantai Utara Jakarta.

Sementara itu, di Lumajang, terdapat 300 jiwa anak-anak dan perempuan mengungsi akibat bencana banjir rob. Begitu pula dengan di Kabupaten Pekalongan sebanyak 891 jiwa masyarakat mengungsi di 11 titik pengungsian. Sekitar 5.937 unit rumah terendam banjir rob di Kecamatan Tirto, Wiradesa, Wonokerto, dan Siwalan.

"Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Diperkirakan kerugian ekonomi mencapai miliaran rupiah," ujar Sutopo.

Kepala Satuan Patroli Daerah Polisi Perairan Polda DI Yogyakarta, Ajun Komisaris Besar Polisi Bayu Herlambang, menjelaskan bahwa fenomena gelombang pasang itu tidak hanya terjadi di Pantai Selatan Yogya, namun hampir di Pantai Selatan Jawa hingga Bali.

"Ini karena pengaruh muson timur yang membawa angin kencang, sehingga menyebabkan gelombang pasang dan saat ini bersamaan dengan gaya gravitasi Bumi yang kuat ikut menambah tinggi gelombang pasangnya," kata Bayu.

Kepolisian telah menyiagakan para personel di sejumlah titik pantai, terutama yang dikunjungi wisatawan, untuk mengantisipasi situasi terburuk. Tetapi warga atau pun para wisatawan diimbau menjauhi bibir pantai dan tidak mandi di laut untuk sementara waktu.

Siklus Normal

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Yunus S. Swarinoto mengatakan bahwa gelombang tinggi dan banji rob yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia ternyata disebabkan pengaruh astronomi. Fenomena ini terjadi karena Bumi, Bulan, dan Matahari berada pada satu garis lurus, sehingga mengakibatkan tinggi muka laut naik.

"Kondisi ini merupakan siklus bulanan yang normal terjadi, namun karena bersamaan dengan terjadinya anomali, positif tinggi muka air laut di wilayah Indonesia sebesar 15-20 sentimeter," ujar Yunus S. Swarinoto dalam keterangannya, Selasa, 7 Juni 2016.

Kondisi ini memberikan dampak di kawasan sepanjang pantai utara, seperti pesisir Jakarta, Pekalongan, dan Semarang. Kondisi ini diperkirakan bertahan hingga beberapa waktu ke depan.

Sementara itu, untuk kawasan perairan Samudera Hindia, yaitu sepanjang pesisir barat Pulau Sumatera, selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur, fenomena astronomi ini menyebabkan gelombang pasang hingga lima hari ke depan.

"Juga diperkuat dengan penjalaran swell (alun) yang dibangkitkan dari pusat tekanan tinggi subtropis di barat daya Australia," katanya.

BMKG menegaskan fenomena La Nina (hujan berkepanjangan) yang diprediksi muncul pada Juli-Agustus tak ikut memengaruhi kenaikan tinggi permukaan air laut maupun gelombang tinggi. Menurut BMKG, indeks La Nina sejauh ini masih dalam kategori normal.

[Baca: ]

Kendati demikian, BMKG mengimbau masyarakat waspada dan siaga terhadap kondisi gelombang laut yang tinggi di beberapa wilayah Indonesia, terutama masyarakat pesisir pantai barat Sumatera dan selatan Jawa untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya gelombang pasang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya