Mudik Aman, Hindari Ancaman Jalanan

Pengendara sepeda motor. Foto ilustrasi.
Sumber :
  • dapurpacu.tumblr.com

VIVA.co.id – Geliat ritual mudik lebaran sudah mulai terasa dalam beberapa hari terakhir. Jakarta mulai ditinggalkan penghuninya untuk menuju kampung halaman tercinta. Rute mudik baik jalur darat, laut dan udara akan semakin sibuk tentunya.

Libur Nataru, Ngebut di Jalan Tol ini Siap-siap Ditilang

Ya, rute-rute mudik khususnya di jalur darat akan semakin terlihat 'hingar bingar' seiring dengan semakin dekatnya Hari Raya Idul Fitri. Berbagai moda transportasi mulai merambat meninggalkan ibu kota.

Dan sudah menjadi pemandangan yang selalu berulang-ulang dari tahun ke tahun bahwa arus mudik lewat jalan raya masih menjadi yang paling sibuk. Sayangnya, fenomena ritual mudik lebaran ini seakan selalu meminta 'tumbal' di jalanan.

Catatan Buat Orang Tua, 4 Bahaya Meninggalkan Anak di Dalam Mobil

Meski angka kecelakaan lalu lintas selama musim mudik lebaran tahun 2015 lalu terbilang turun dari tahun sebelumnya, namun tak dipungkiri angkanya masih terbilang cukup tinggi.  

Dari data Korps Lalu Lintas Polri menunjukkan bahwa angka kecelakaan lalu lintas selama musim mudik lebaran tahun lalu mencapai 3.049 kasus atau turun sebesar 21,5 persen dibanding musim mudik lebaran 2014.

Mengenal Forged Piston, Teknologi Unggulan Yamaha Adopsi dari MotoGP

Tentu saja penurunan angka kecelakaan lalu lintas ini juga berbanding lurus dengan menurunnya jumlah korban. Tahun lalu, jumlah korban meninggal karena kecelakaan lalu lintas saat mudik tercatat 657 orang atau turun 8 persen dari tahun sebelumnya.

Begitu juga dengan korban luka berat yang turun dari 1.939 di 2014 menjadi 1.068 orang di 2015. Sedangkan untuk luka ringan juga turun dari 4.532 orang di 2014 menjadi 3.922 orang di 2015.

Tak dipungkiri jika masih tingginya angka kecelakaan lalu lintas menjelang lebaran ini karena masih banyaknya orang yang memilih menggunakan sepeda motor. Tak heran jika kecelakaan sepeda motor masih menjadi penyumbang terbesar kecelakaan selama mudik lebaran.

Masih menurut data Korlantas, sepeda motor menyumbang terbesar angka kecelakaan lalu lintas selama mudik tahun lalu yakni mencapai 66 persen.

Kampanye mudik aman

Tak hanya pihak pemerintah yang terus menerus menggalakkan kampanye mudik aman. Tanggung jawab ini juga dirasakan organisasi non pemerintah dan beberapa komunitas hingga para pelaku industri otomotif di tanah air.

Tengok saja aksi yang dilakukan PT Astra Honda Motor (AHM) pada Jumat 1 Juli 2016 kemarin. Agen pemegang merek motor Honda di Indonesia  memberangkatkan sebanyak 2.295 pemudik dengan menggunakan 54 armada bus dengan tujuan Yogyakarta dan Semarang.

Acara mudik bareng ini merupakan bagian dari program Mudik Balik Bareng Honda (MBBH) yang diperuntukkan khusus bagi konsumen setia Honda di Jakarta, dan sekitarnya yang ingin mudik ke kampung halaman.

Menurut General Manager Honda Costumer Care Center (HC3) PT AHM, Istiyani Susriyati, MBBH yang memasuki tahun ke sebelas ini sengaja digelar untuk menekan angka kecelakaan, khususnya yang terjadi pada pengendara sepeda motor saat mudik.

"Diharapkan, kegiatan ini dapat membantu konsumen setia kami melaksanakan kegiatan mudik dengan aman dan nyaman. Selain itu, dapat mengurangi waktu tempuh pemudik dengan menggunakan sepeda motor." jelas Istiyani.

Istiyani menyatakan, selain orang yang mudik, PT AHM juga memberangkatkan sebanyak 998 unit sepeda motor para pemudik menggunakan 20 truk ekspedisi ke dua kota tujuannya.

Kata Istiyani, ini dilakukan, agar konsumen tetap dapat menggunakan sepeda motornya di kampung halaman, terlebih saat harus bersilahturahmi kesejumlah anggota keluarga.

Tak hanya itu, AHM juga menyebar 17 titik posko peristirahatan 'Bale Santai Honda' dari Lampung hingga Bali. Di posko ini juga melayani pemeriksaan ringan sepeda motor, konsultasi teknis, tune up, servis ringan gratis, serta diskon spare part Honda, dan jasa penggantian gratis untuk kondisi darurat.

Langkah serupa juga dilakukan Yamaha. Sayangnya, Yamaha kali ini tak menggelarnya mudik bareng di Jakarta. Justru kota Surabaya yang kali ini dipilih Yamaha untuk menggelar acara mudik bareng.

Beberapa agen pemegang merek mobil di Indonesia juga tak mau ketinggalan untuk memeriahkan ritual tahunan ini. Sebut saja PT Astra Daihatsu Motor, PT Nissan Motor Indonesia, PT Honda Prospectus Motor (HPM), PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) yang menggelar program hampir serupa.

Mereka menyebar titik-titik posko peristirahatan dan memberikan layanan servis bengkel demi untuk memanjakan para konsumen setianya saat mudik. Bahkan beberapa bengkel sengaja buka 24 jam untuk memberikan rasa aman.

“Program Bengkel Siaga Honda ini menjadi bukti komitmen Honda untuk terus menemani konsumen dan memberikan nilai lebih ke mana pun mereka pergi,” kata Tomoki Uchida selaku Presiden Direktur PT HPM.

Tak hanya itu, kampanye mudik aman ini juga dilakukan beberapa komunitas terutama komunitas motor yang memang terasa terpanggil untuk selalu mengingatkan pentingnya berkendara secara aman.

Tips Mudik Aman

Seperti biasa menjelang ritual mudik lebaran, tentu banyak tips-tips mudik aman yang mudah didapatkan. Tentu saja harapannya, dengan tip-tips yang ada ini para pemudik dapat merencanakan secara matang perjalanan mereka untuk sampai ke kampung halaman.

Salah satu tips datang dari Assistant General Manager (GM) Marketing Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Mohammad Masykur. Menurutnya, hal yang pertama harus diperhatikan saat ingin mudik ke kampung halaman yaitu memeriksa kondisi motor, agar tidak terjadi masalah di jalan.

“Terutama fitur penting seperti rem, lampu, ban, mesin. Semua harus dicek, agar aman. Lalu jangan bawa barang berlebih. Motor itu untuk dua orang saja. Biasanya orang Indonesia suka memaksa," kata Masykur.

Terakhir, jangan lupa beri kabar kepada keluarga di kampung secara berkala. Hal ini penting, agar pihak keluarga bisa tahu posisi pemudik, seandainya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Namun dari berbagai tips yang ada, VIVA.co.id dalam kesempatan ini akan menyoroti kebiasan para pemudik yang lebih memilih waktu malam hari untuk perjalanan mudik.

Sepintas hal itu seperti pilihan yang pintar karena jalanan akan sedikit lenggang dan tentu tak panas. Namun menurut instruktur RDC (Real Driving Center) Marcell Kurniawan, hal itu sebenarnya bukan pilihan yang pintar.

Marcell justru menyarankan pemudik untuk melakukan perjalanan di siang hari. Pasalnya, melakukan perjalanan di malam hari justru lebih berpotensi menimbulkan kecelakaan dua kali lipat lebih besar dibanding siang hari.

“Misalnya, kita mengemudi saat visibilitas (jarak pandang) menurun, dan itu risiko bisa bertambah 20 persen,” kata Marcell.

Kata Marcell, tak seperti siang hari, mengemudi pada malam hari justru lebih terbatas, pengemudi hanya mengandalkan penglihatan mata karena di malam hari intensitas cahaya sangat kurang.

Jika pun ada lampu penerangan jalan dan juga lampu depan mobil hal itu tak terlalu dapat diandalkan. Sebaliknya, justru saat ini banyak kecelakaan karena diakibatkan silau melihat lampu mobil yang menyala dari arah depan.

Risiko mengemudi di malam hari juga akan lebih berdampak pada pengemudi yang telah termakan usia. Tentu saja di usia yang tak lagi muda, biasanya seseorang lebih butuh banyak cahaya untuk melihat.

“Solusinya, kurangi kecepatan mengemudi di malam hari, usahakan di bawah 70 kilometer per jam. Terlebih kalau mengandalkan lampu depan tanpa penerangan jalan,” tegasnya.

Jika jalanan kosong, bisa menggunakan lampu jauh, akan tetapi jangan terlalu sering. Lampu depan jauh bila kena mata pegemudi lain tentu bisa membuat pandangan berkunang-kunang selama dua hingga tiga detik.

“Kalau sudah nge-blank, dua hingga tiga detik, dia bisa nabrak kita. Kalau ada orang lain datang dari arah berlawanan pakai lampu jauh terus, yang kita perlu lakukan adalah melihat hanya pakai sudut mata  atau memicingkan mata, dan sedikit miring,” kata Marcell.

Berapa Lama Idealnya Berkendara  Non-Setop Saat Mudik?

Perjalanan mudik Lebaran ke kampung halaman, terkadang memakan waktu lama dan cukup melelahkan. Nah tentu sangat wajar muncul pertanyaan, berapa lama idealnya melakukan perjalanan non-setop saat menempuh perjalanan jauh?

Tak bisa dihindari saat ini banyak pemudik yang harus membutuhkan waktu berjam-jam, bahkan berhari-hari untuk sampai ke kampung halamannya. Menanggapi fenomena itu, dr Doddy Permadi dari Garda Medika Asuransi Astra memberikan sedikit tips yang wajib diketahui para pemudik.

Menurut dr Doddy, kemampuan seseorang menyetir mobil dengan konsentrasi penuh, idealnya hanya bisa dilakukan selama tiga jam non-setop. Jadi, disarankan beristirahat dulu, setelah menempuh perjalanan non-stop selama tiga jam. “Setelah itu akan lelah, atau mengantuk,” kata dr Doddy.

 Dalam kesempatan itu, Doddy juga tak lupa memberikan beberapa tips bagi para pemudik, agar tubuhnya tetap bugar. “Antara lain, istirahat yang cukup, jangan bergadang dan minimal tidur selama lima jam sebelum melakukan perjalanan,”  katanya.

Selain itu, ada baiknya bagi para pengemudi selalu membawa obat-obatanya yang diperlukan selama perjalanan. Ini dilakukan jika terjadi gejala, dapat langsung di antisipasi.

Doddy juga menganjurkan, agar pengemudi memanfaatkan keberadaan posko-posko yang telah disediakan di sepanjang jalur mudik. Ini, karena posko yang tersedia telah disiapkan tenaga medis yang tentu akan sangat membantu saat pemudik mengalami masalah.

Sedangkan untuk pemudik yang menggunakan sepeda motor, menurut Mohammad Masykur, idealnya setiap dua jam harus berhenti, tidak peduli sebelumnya terjebak macet atau tidak. Hal ini untuk mencegah tubuh kelelahan akibat menempuh perjalanan panjang

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya