Haji adalah Wukuf di Arafah

Tenda bagi jemaah haji saat wukuf di Arafah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Arinto

VIVA.co.id – Dua bus ukuran sedang meluncur dari Kantor Urusan Haji Indonesia di Mekah, Selasa sore, 6 September 2016. Iring-iringan bus berjalan cepat. Membelah kota Mekah yang cerah dengan suhu berkisar 40 derajat celsius.

Tahap II Ditutup, 194.744 Jemaah Reguler Lunasi Biaya Haji

Di depan dan belakang bus, beberapa mobil mengawal. Semuanya berstiker merah putih di bagian depan dan samping kanan kiri bodi mobil.

Bukan iring-iringan biasa. Di dalam bus pertama, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, dan pejabat eselon I serta II Kementerian Agama, turut dalam rombongan.

Kuota 2024 Terbesar Sepanjang Sejarah Penyelenggaraan Ibadah Haji

Sekitar 20 menit kemudian, rombongan tiba di Arafah. Menteri agama yang juga amirul hajj, langsung mengecek kesiapan tenda-tenda bagi jemaah haji Indonesia.

Hampir semua fasilitas sudah terpasang. Termasuk karpet yang relatif baru, dan water fan sebanyak 101 unit untuk tiap maktab.

Indeks Kepuasan Jemaah Kian Positif, Performa Petugas Haji Makin Diuji

Jemaah haji Indonesia, nantinya akan terbagi dalam 52 maktab. Dalam satu maktab akan dihuni sekitar 3.000 jemaah haji.

Fasilitas lain adalah tenda untuk klinik kesehatan sederhana dan dapur memasak. Toilet bagi jemaah serta tempat berwudu pun telah tersedia dan cukup bersih.

Semua fasilitas itu disiapkan karena pada Minggu 11 September 2016, atau bertepatan dengan 9 Dzulhijjah 1437 Hijriah, jutaan umat muslim dari penjuru dunia, termasuk Indonesia, akan menjalani wukuf di Arafah.

Wukuf dilakukan dari saat tergelincir Matahari hingga terbenam Matahari. Wukuf di Arafah ini yang menjadi penanda puncak dari seluruh rangkaian ibadah haji.

Makna Wukuf

Dalam nasihatnya kepada jemaah haji Indonesia di Mekah, naib amirul hajj, KH Miftahul Ahyar berpesan tentang hikmah haji.

Menurut Ahyar, wukuf bukan sekadar datang, duduk, dan diam di Arafah. “Tetapi, merupakan proses perenungan diri untuk mengetahui hakikat siapa diri kita sesungguhnya,” tutur Ahyar, Rabu 7 September 2016.

Untuk itu, ketulusan dan keikhlasan dalam melaksanakan ibadah haji menjadi faktor penting. Segala bentuk identitas yang menjadi pembeda satu dengan yang lain harus sudah dilepaskan pada saat niat berihram pada miqat.

Usai haji pun harus ada perubahan yang signifikan dari yang kurang baik menjadi lebih baik.

Anggota amirul hajj, KH Masyhurul Khamis mengimbau jemaah untuk memperbanyak istighfar, memohon ampunan kepada Allah SWT. Harapannya, pada saat wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah dan Mina, serta pelaksanaan melempar jumrah, kondisi jemaah bersih, mendapat ampunan dari Allah, serta memperoleh predikat haji mabrur.
 
Untuk mencapai harapan haji mabrur itu, tentunya jemaah perlu mempersiapkan ketenangan hati, fisik, hingga kesehatan sejak jauh hari. Bahkan, ketika masih di Tanah Air.

Dirjen Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono, mengatakan, faktor kesehatan jemaah haji sangat penting. Karena mereka yang paling tahu tentang kondisi kesehatan masing-masing.

"Kondisi fisik setiap jemaah berbeda-beda, sehingga perlakuannya pun berbeda," tuturnya.

Selain itu, Anung mengimbau jemaah untuk menggunakan alas kaki berupa selop, atau sejenisnya saat pelaksanaan ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Jemaah diimbau tidak menggunakan sandal jepit.

Menurut dia, sandal jepit lebih tepat digunakan untuk perjalanan jarak pendek, bukan untuk jarak jauh. Karena itu, justru bisa berpotensi mengganggu kesehatan.

Safari Wukuf

Mengingat haji adalah Arafah, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Daerah Kerja Mekah, dan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) pun memperhatikan para jemaah yang sakit. Untuk itu, tim menyiapkan 10 bus dan ambulans untuk kebutuhan safari wukuf bagi jemaah sakit.

Petugas sudah mempersiapkan kesiapan bus, termasuk memodifikasi untuk kenyamanan jemaah.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Muchtaruddin Mansyur, mengatakan, tim mengklasifikasi jemaah sakit dalam tiga kategori, yakni jemaah yang perlu dibadalkan hajinya, disafariwukufkan, dan dengan pendampingan khusus.

"Sekarang sedang dimatangkan, sementara ada 40 jemaah haji yang akan menjalani safari wukuf," kata Muchtarudin, Rabu, 7 September 2016.

Namun, dia menambahkan, jumlah tersebut belum termasuk data dari sektor dan kloter. Untuk itu, tim kesehatan berharap ada bantuan transportasi yang sesuai kebutuhan jemaah.

Upaya ini diperlukan, menurut Muchtaruddin, karena kondisi kesehatan jemaah beragam, termasuk ada yang mengalami gangguan kejiwaan. Sebab, tim membutuhkan kepastian bantuan transportasi terhadap jemaah itu, untuk keperluan penanganan medis selama di perjalanan.

Tim kesehatan dari KKHI juga sudah menyiapkan ambulans untuk keperluan safari wukuf itu. Termasuk bantuan dari muassasah, dengan total sebanyak 27 ambulans.

Tenda Jemaah Haji Indonesia di Arafah Menjelang Wukuf

Doa Khusus

Kini, wukuf di Arafah, tinggal dua hari lagi. Jutaan umat muslim dari penjuru dunia akan berkumpul dan berdiam diri di Padang Arafah.

Kesempatan untuk memohon ampun kepada Allah SWT dan memanjatkan doa, sepertinya akan menjadi kesempatan yang tidak ternilai.

Termasuk bagi Anton (58), syukur dan nikmat sangat dirasakan, karena sebentar lagi akan wukuf di Arafah. Jemaah asal kloter 67 embarkasi Solo itu tidak menyangka bisa diberi kesempatan beribadah haji ke Tanah Suci.

"Dulu, saya hanya bisa salat sambil duduk. Tapi, sejak sebelum berangkat ke Mekah, alhamdulillah saya bisa salat dengan normal," ujar bapak dengan empat anak itu, ditemui di lobi pemondokan 103, wilayah Mahbas Jin, Mekah, Kamis 8 September 2016.

Sudah tujuh tahun Anton mengidap penyakit diabetes. Kaki kanannya bahkan sempat akan diamputasi. Namun, panggilan untuk berangkat haji membuatnya makin bersyukur.

"Saat wukuf, saya ingin meminta kesembuhan penyakit saya, mendoakan keluarga, dan juga teman serta kerabat," ujarnya. "Semoga mereka bisa seperti saya, bisa berangkat haji," tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Anton pun sudah menyiapkan fisik sebelum puncak haji nanti. Selama di Mekah, kakek dengan tiga cucu itu sudah tiga kali melakukan tawaf di Masjidil Haram.

Tidak lupa, perlengkapan untuk prosesi haji juga sudah disiapkan. Termasuk kain ihram hingga semprotan untuk wajah.

Kesiapan serupa tersirat dari raut wajah Kinem. Nenek berusia 75 tahun itu akan meminta kepada Allah SWT agar diberikan kesehatan dan terhindar dari marabahaya. Kinem sedikit terganggu karena penyakit asam urat.

"Alhamdulillah sehat, cuma agak batuk. Tapi sudah siap (untuk wukuf)," ujar jemaah yang tergabung kloter 15 embarkasi Kualanamu, Medan (MES 15) itu.

Saat wukuf nanti, Kinem juga akan berdoa untuk keluarganya agar selalu mendapat kesehatan. Selain itu, nenek yang sudah tinggal sejak tahun 1964 di Sumatera Utara itu berharap selamat sampai tiba kembali di Tanah Air.

Harapan untuk diberikan kesehatan juga dilontarkan Salemah (80). Jemaah asal kloter 5 embarkasi Lombok (LOP 5) itu juga menyatakan kesiapannya untuk wukuf pada Minggu mendatang.

Petugas Siap Melayani

Untuk memperlancar pelaksanaan ibadah haji jemaah Indonesia, petugas PPIH, terus bekerja keras memberikan pelayanan, pembinaan, dan perlindungan.

Amirul hajj memastikan, di Arafah, tenda untuk jemaah sudah berdiri, termasuk di antaranya pemasangan karpet, serta pengujian water fan.

Fasilitas toilet juga sudah disiapkan. Untuk satu bangunan, terdiri atas 10 toilet dan beberapa keran untuk berwudu. Lokasinya tersebar di beberapa tenda-tenda jemaah haji Indonesia.

Dapur untuk menyediakan makanan bagi jemaah juga sudah tersedia. Tiap maktab ada dapur untuk menyediakan makanan dan minuman bagi jemaah haji. Air minum, menurut menag, untuk menjaga kebersihan disediakan dalam bentuk kemasan botol plastik. "Disediakan juga air panas," tuturnya.

Selain itu, tahun ini terdapat water fan sebanyak 101 unit untuk tiap maktab. Untuk pasokan listrik, Amirul Hajj juga berpesan agar disiapkan dengan baik.

"Seperti juga kebutuhan jemaah agar bisa mengecas hp mereka," kata dia.

Pengurus maktab, menteri melanjutkan, juga menyiapkan 150-200 pekerja yang siap dikerahkan untuk mengantisipasi kondisi darurat. Sebanyak 15 tenda cadangan dengan kapasitas 150 jemaah juga disiapkan.

Kini, wukuf kian dekat, jemaah diimbau untuk mempersiapkan diri dengan baik. Istirahat yang cukup dan selalu menjaga kesehatan. Semoga menjadi haji mabrur. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya