Ayo Timnas Indonesia, Ubah Sejarah!

Aksi Suporter Indonesia di Final AFF 2016
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Suara gemuruh 30.000 suporter terdengar meredam bunyi peluit panjang yang ditiupkan di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor. Para pemain berkostum merah tampak berlutut, bersujud, bahkan menangis.

Ranking FIFA April 2024, Timnas Indonesia Paling Meroket

Setelah pertarungan selama 90 menit yang menguras emosi, Timnas Indonesia berhasil merebut kemenangan 2-1. Kini, tinggal satu langkah lagi bagi skuat Garuda untuk merebut gelar juara Asia Tenggara pertamanya.

Tetapi, bukan berarti Indonesia akan dengan mudah mengunci gelar juara. Lawan mereka saat ini adalah jagoan regional ASEAN, yaitu Thailand, yang notabene juara bertahan Piala AFF.

Tragis, Nasib Thailand sama dengan Vietnam yang Dibantai Timnas Indonesia

Dengan berbekal keunggulan satu gol, jelas posisi Indonesia sangat tidak aman. Thailand bisa merebut gelar yang sudah di depan mata dengan kemenangan hanya 1-0.

Pelatih Timnas Indonesia, Alfred Riedl, menegaskan timnya masih harus berjuang sekuat tenaga saat melakoni laga final leg kedua di Stadion Rajamangala, Sabtu malam, 17 Desember 2016.

Piala AFF Ganti Nama, Catat Tanggalnya! Timnas Indonesia Pecah Telur Tahun Ini?

"Nanti akan menjadi laga sulit lainnya buat kami, meski kami unggul 2-1 saat ini. Karena kami tahu Thailand tak perlu diragukan tim terbaik di Asia Tenggara," ujar Riedl dalam jumpa pers, Jumat, 16 Desember 2016, di Bangkok.

"Target kami adalah bermain luar biasa sepanjang 90 menit dan akan menantang tim Thailand sebaik mungkin, karena mereka adalah tim favorit," tutur pria 67 tahun asal Austria tersebut.

Laga final Piala AFF sebenarnya sudah tidak asing untuk Indonesia maupun Riedl. Keduanya sudah langganan menembus partai puncak. Tetapi sayang, nasib keduanya juga sama-sama sial.

Indonesia sebelumnya sudah tembus final sebanyak empat kali dan selalu gagal menjadi juara. Sementara itu, Riedl sudah berhasil ke final sebanyak lima kali dan sama-sama belum merasakan gelar juara.

Jadi pertandingan melawan Thailand nanti bukan hanya penting buat Indonesia, tetapi juga kredibilitas "Opa Riedl" sebagai pelatih yang kabarnya akan menutup karier usai Piala AFF 2016.

"Ini saatnya mengubah sejarah. Untuk apa lagi kami ke sini? Tentu saja untuk menjadi juara," kata Riedl.

"Kami tahu itu akan sulit, tapi kami di Bangkok bukan untuk berlibur. Ada tempat yang lebih baik untuk berlibur dibandingkan sebuah kota besar di Thailand," ujarnya.

Dulu Dicibir, Sekarang Dipuja

Menengok satu setengah bulan ke belakang, siapa yang menyangka Timnas Indonesia bisa berada posisi unggul di laga final, apalagi lawannya sekelas Thailand.

Indonesia memasuki Piala AFF usai diterpa badai masalah. Mulai dari konflik PSSI dan Kemenpora yang berbuah sanksi FIFA selama satu tahun terakhir, ditambah pembatasan pemain dari klub.

Dengan berbagai masalah yang menimpa, tentu sukses Indonesia menembus partai puncak saja sudah banyak membuat cibiran orang berubah menjadi pujian.

Publik terkesan melihat penampilan impresif dan spartan yang diperlihatkan Boaz Solossa dan kawan-kawan. Semangat pantang menyerah menjadi karakter kuat skuat Garuda.

Bayangkan, Indonesia selalu dalam posisi terjepit sepanjang turnamen. Mulai dari laga pertama saat berhasil mengejar dua gol ketika tertinggal 0-2 dari Thailand, meski akhirnya kalah 2-4.

Mampu bikin Filipina ketar-ketir di laga kedua yang berkesudahan 2-2. Dalam partai penentuan, Indonesia tertinggal lebih dulu. Sebelum gol Andik Vermansyah dan Stefano Lilipaly memastikan langkah Garuda ke semifinal.

Dua aksi heroik diperlihatkan timnas saat menghadapi Vietnam pada dua leg partai semifinal. Berlanjut saat berhasil memutarbalikkan prediksi ketika menang tipis atas Thailand tengah pekan lalu.

"Tentu saja saya senang dengan hasil sejauh ini dan cara kami bermain," ujar Riedl. "Kami saat ini berhasil masuk final dan mungkin hanya satu dari seratus orang yang berpikir kita mampu melakukannya di awal turnamen."

"Dari partai pertama final dua leg, saya pikir tekanan ada pada Thailand karena kami adalah underdog yang berhasil melangkah lebih jauh dari yang diharapkan sebelumnya. Jelas sekarang ekspektasi pada kami bertambah dari sebelumnya, tapi kami tak ada tekanan lain," tuturnya.

Untuk partai final, Indonesia hanya akan tanpa Andik Vermansyah yang mengalami cedera lutut di leg pertama lalu. Zulham Zamrun kemungkinan akan diplot sebagai penggantinya.

Getarkan Hati Indonesia

Di lain pihak, Pelatih Thailand, Kiatisuk Senamuang, sadar kalau timnya harus mengeluarkan seluruh tenaga kalau tidak ingin dipermalukan di depan publik Bangkok.

Tetapi, Thailand tampak seperti "dihantui" beberapa kesialan. Seperti faktanya kalau Thailand tak pernah juara saat diperkuat Teerasil Dangda, meski di dua Piala AFF sebelumnya juga keluar sebagai topscorer.

Tak hanya itu, tim dari negeri "Gajah Putih" selalu kalah kalau bermain di kandang lawan pada leg pertama sebelum akhirnya harus puas keluar sebagai runner-up. Hal tersebut sudah terjadi di Piala AF 2007, 2008, dan 2012.

Menghadapi penampilan Indonesia yang berkarakter keras dan cepat, Kiatisuk menilai laga akan berjalan sulit meski bermain di kandang sendiri.

"Indonesia memberikan Thailand banyak kesulitan di pertandingan pertama, tapi besok semua skuat sudah siap dan bersiap untuk pertandingan itu. Target kami menjadi juara dan semua orang sudah siap," kata Kiatisuk.

"Kami harus melupakan soal masa lalu dan target besok adalah memenangi gelar juara kelima kami," tutur eks bomber Timnas Thailand tersebut.

Kini, hasil akhir ditentukan oleh 11 pemain Timnas Indonesia yang akan diturunkan Riedl di Stadion Rajamangala. Harapan masyarakat memang sangat tinggi. Tetapi, peluang sudah terbuka, tinggal bagaimana mempertahankannya.

Jangan sampai mentalitas para pemain loyo di masa-masa paling krusial. Waktu 90 menit terakhir yang bisa mengubah sejarah, mengubah sejarah sepakbola Indonesia yang tidak pernah juara dalam 25 tahun terakhir sejak SEA Games 1991.

Getarkan dada publik Indonesia dengan penampilan memuaskan. Bayar dukungan, air mata, hingga serak suara yang publik berikan selama ini dengan kerja keras dan semangat demi Garuda di dada.

Bikin publik kembali tak bisa diam terduduk, berdiri mondar-mandir, gemas melihat serangan balik lincah Stefano Lilipaly, Rizky Rizaldi Pora, maupun Boaz Solossa.

Ayo Timnas, tinggal satu langkah lagi. Masyarakat Indonesia selalu mendukungmu, selalu di belakangmu. Sekarang saatnya bawa trofi Piala AFF ke bumi Indonesia. Publik sudah rindu juara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya