Setelah ISIS Diusir dari Mosul Irak

Perayaan kemenangan pasukan Irak saat merebut Kota Mosul dari ISIS.
Sumber :
  • REUTERS/Alaa Al-Marjani

VIVA.co.id – Penduduk Kota Mosul bersorak setelah ISIS dipukul mundur militer Irak. Para militan kelompok teroris Daulah Islamiyah itu kocar-kacir meninggalkan Kota Tua. Sebagian tewas meski sempat meninggalkan para wanita yang “dipasang” sebagai pengantin bom bunuh diri. Tiga tahun sejak kejatuhan Mosul ke tangan ISIS, kota itu hancur, meninggalkan jejak darah ribuan korban kekejaman obsesi kilafah.

Iran Tangkap Anggota Senior ISIS yang Berencana Ledakkan Kota saat Idul Fitri

Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, segera mendatangi Mosul, kota di bagian utara Irak, tak lama setelah pasukan dan simpatisan Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam atau ISIS dipukul mundur, hengkang dari kota tersebut.

Pada Minggu, 9 Juli 2017 sebagaimana dilansir Reuters, PM Abadi mengungkapkan kebanggaan atas usaha militer, polisi dan pejuang Irak yang tak pantang menyerah mengusir ISIS di wilayah tersebut.

Fakta Terbaru Serangan Mematikan di Moskow Rusia, Ternyata Iran Sudah Lakukan Ini

Ucapan selamat itu diikuti deklarasi resmi pembebasan Mosul dari Irak. PM Abadi melalui kantornya mempublikasikan bahwa pemerintah Irak kini menguasai penuh wilayah tersebut.

“PM Abadi memberikan ucapan selamat kepada para pejuang dan warga sipil yang ikut berjuang selama ini atas kemenangan yang sungguh luar biasa,” dirilis Kantor PM Irak.

Ada Unsur Balas Dendam, Ini Deretan Alasan Rusia Jadi Terget Serangan ISIS

ISIS di Mosul selama 8 bulan terakhir dibombardir pasukan Irak atas sokongan Amerika Serikat. Pula dibantu oleh tentara sekutu dari Eropa. ISIS jelas bukan musuh yang bisa dipandang sebelah mata.

Apalagi organisasi teroris itu sudah menduduki Raqqa, kota di Suriah yang dijadikan sebagai ibukota oleh ISIS. Kota Raqqa di Suriah dan kota Mosul menjadi dua kemenangan ISIS terbesar selama ini dan dua kota tersebut
dijadikan sebagai basis operasi pimpinan dan militan ISIS selama ini.

Sejak Mosul jatuh ke tangan ISIS, ribuan orang tewas sementara jutaan orang disebutkan harus meninggalkan tanah kelahiran mereka. Tak hanya kematian, keberadaan ISIS selama ini  menyebabkan banyak keluarga berpisah. Sementara para perempuan dijadikan budak seks dan diperjualbelikan di pasar budak.

Sementara kerugian materi akibat penguasaan ISIS juga belum terhitung banyaknya sanking diduga berjumlah sangat besar. Gedung-gedung di Mosul tak sedikit yang hancur lebur pula robohnya masjid kenamaan dan bersejarah di Mosul, al-Nuri.

Media-media lokal khususnya televisi di Irak menggambarkan babak terakhir pertempuran tentara Irak dengan ISIS. Disebutkan bahwa ISIS sempat menarik diri ke wilayah sungai Tigris pada Minggu dan berusaha menyerang kembali. Sementara sebelumnya, para militan ISIS bersumpah akan mempertahankan Mosul hingga titik darah penghabisan.

Namun pasukan Irak yang diketahui dilatih oleh militer Amerika Serikat memiliki kekuatan yang lebih besar dan terus menekan para teroris tanpa ampun hingga harus angkat kaki dari wilayah Tigris.

Asap membubung tinggi pascaledakan dan baku tembak senjata yang terjadi seharian. Sementara Amerika Serikat juga mengirimkan serangan udara yang makin memojokkan ISIS. Tak lama disebutkan para teroris ISIS tewas, tampak bergelimpangan.

Juru bicara Militer Irak, Brigjen Yahya Rasool kepada stasiun televisi nasional setempat mengatakan bahwa sedikitnya di tepian sungai Tigris, 30 orang anggota ISIS, tewas pada saat mereka berusaha kabur, berenang di
sungai Tigris.

Tak lama setelah deklarasi pembebasan Mosul dari ISIS, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengirimkan ucapan selamat. Dia merasa lega karena riwayat ISIS di Mosul kini tamat sudah. Macron melalui akun Twitter-nya juga menyebutkan bahwa di antara tentara seukutu AS, terdapat prajurit asal Prancis yang sengaja ditugaskan demi misi di Timur Tengah tersebut.

Selain itu, Macron menyatakan bahwa Prancis juga turut andil menyokong pemberantasan ISIS dengan mengirimkan jet-jet tempurnya yang sudah melancarkan hingga 600 kali serangan selama ini ke basis ISIS di Mosul.

“Mosul kini sudah dibebaskan dari Daulah Islamiyah. Salam dari Prancis kepada semua tentara dan orang-orang yang menyumbang peran atas kemenangan ini,” kata Macron sebagaimana dikutip dari laman The
Guardian
.

Selanjutnya...Jejak Kejatuhan

Jejak Kejatuhan Mosul

Tentara ISIS atau yang pada awalnya lebih dikenal dengan ISIL merebut salah satu kota penting di Irak tersebut pada 10 Juni 2014 yang didahului dengan serangan dan pemberontakan terhadap otoritas. Dilansir laman CNN, Mosul merupakan salah satu pintu utama masuknya para militan asing ke Irak selama ini.

Letak Mosul yang strategis bagi pejuang asing sekaligus mendatangkan kesulitan bagi warga Mosul yang akhirnya harus menjadi korban konflik terbuka dan menimbulkan krisis pengungsi.

Kota Mosul juga berada tak jauh dari ladang-ladang minyak Irak yang cukup luas termasuk jalur pipa minyak Irak ke Turki. Jatuhnya Mosul ke tangan ISIS menyebabkan ekonomi negara itu sempat terpukul. ISIS menjual minyak secara ilegal untuk membiayai berbagai operasinya untuk merebut wilayah-wilayah dengan tujuan mendirikan kilafah.

Pada Juni 2014, ISIL melancarkan serangan bom di berbagai wilayah di Irak termasuk di Mosul. Tak hanya itu, ISIL menangkap dan membunuh para tentara Irak. Hingga akhirnya pada tanggal 10 Juni, ISIL berhasil merebut bandara internasional Mosul dan menyerang basis-basis pertahanan militer Irak. 

ISIL menduduki penjara Mosul dan membebaskan sekitar seribu orang narapidana yang diketahui sebagian dari mereka akhirnya bergabung dengan ISIL dan diberikan senjata api. Diketahui bahwa di dalam penjara tersebut,
sebagian anggota ISIL memang sedang ditahan. Segera setelah perebutan, ISIS mendeklarasikan bendera Mosul adalah bendera ISIS yang disebut black flag. Tak lama, usai kemenangan tersebut, pemimpin ISIS Abubakar al-Baghdadi sempat muncul melalui video dan menyuarakan Mosul sebagai wilayah kilafah.

Sementara sejak tahun 2016, pemerintah Irak dengan sokongan Amerika Serikat mulai gencar menggempur ISIS di Mosul. Koalisi dengan jumlah 100 ribu prajurit diturunkan untuk memberantas ISIS. PM Abadi menyatakan bahwa upaya itu dilakukan untuk merebut kembali Mosul dalam waktu singkat.

Tak hanya itu, Amerika Serikat sejak kepemimpinan Presiden Barack Obama juga sudah menggencarkan dukungan untuk pemberantasan teroris dan menaksir bahwa ISIS akan diusir sebelum Obama meninggalkan Gedung Putih. Pada kenyataannya, posisi pertahanan ISIS cukup kuat hingga sempat membuat tentara Irak dan sekutunya, kewalahan.

Selanjutnya...Bangun Kembali

Bangun Kembali

Pembebasan Mosul dari tangan ISIS menjadi babak baru bagi sejarah politik dan keamanan di Irak. Pemulihan kota yang kini hancur luluh lantak itu memang tak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. AS selama ini diketahui sudah mengucurkan dana bantuan untuk Irak termasuk dana dukungan militer terhadap ISIS.

Bahkan menurut laporan Reuters, AS harus menanggung kerugian anggaran pertahanan karena harus menalangi biaya pertahanan di negeri Persia.

Disebutkan bahwa bantuan dana AS diperkirakan masih akan berlanjut di Irak. Permintaan ini sudah disampaikan oleh militer Irak yang meminta dukungan AS sekitar $US1,2 miliar untuk tahun 2018.

Sementara pascaterusirnya ISIS, otoritas Irak juga belum menghitung secara keseluruhan kerugian yang harus ditanggung selama tiga tahun terakhir. Tak hanya bangunan bersejarah, gedung-gedung terkait pendidikan dan budaya juga menjadi objek ISIS selama ini. Sekalipun masih ada bangunan publik yang tak roboh namun kondisinya disebutkan, rusak.

PBB memperkirakan, setidaknya Irak membutuhkan dana minimal $US1 miliar untuk membangun kembali Kota Mosul. Dana itu setidaknya untuk melakukan pemulihan minimal menuju tahap mengembalikan Mosul ke kondisi sedia kala. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya