Pembacokan Hermansyah, Potret Buruk Keamanan Ibu Kota

Petugas menemukan bekas senggolan di mobil Hermansyah.
Sumber :

VIVA.co.id – Mobil Avanza warna putih itu melaju di jalan Tol Jagorawi, Minggu, 9 Juli 2017 dinihari.  Adalah Hermansyah yang mengemudikan kendaraan tersebut.  Didampingi istrinya, Iriana, pria 46 tahun itu hendak pulang ke rumahnya di kawasan Depok, Jawa Barat.

Pakar IT Hermansyah Merasa Terancam, Polisi: Silakan Melapor

Mereka tak hanya berdua. Adik pakar IT dari Institut Teknologi Bandung itu juga ikut dalam rombongan tersebut. Namun sang adik menggunakan mobil berbeda. Ketika melintas di jalan bebas hambatan itu, mobil adiknya diduga senggolan dengan mobil lain. Lantas terjadi kejar-kejaran.

Hermansyah yang melihat hal itu ikut mengejar mobil pelaku.  Saat dia berusaha mengejar pelaku, tiba-tiba dari arah belakang muncul satu mobil  lagi. Mobilnya pun terjebak di antara para pelaku. Ketika turun dari mobil, para pelaku menyerangnya.  Ia pun bersimbah darah. Dia berusaha kembali ke mobil. Istri korban berusaha menolongnya. Kemudian melarikan dia ke RS Hermina, Depok. Sedangkan adik korban berhasil lolos dalam kejadian itu.

Misteri Jam Tangan di Mobil Ahli ITB Hermansyah Terkuak

Adalah Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Kota Depok Komisaris Polisi Teguh Nugroho yang menceritakan kronologi kejadian itu. Saat ini, kepolisian tengah berupaya membongkar kasus penyerangan terhadap Hermansyah. Untuk itu, Polresta Depok  berkoordinasi dengan Polres Jakarta Timur, mengingat tempat kejadian perkara (TKP) awal masuk wilayah Jakarta Timur.

Polisi lantas melakukan olah TKP.  Petugas pun memanggil sejumlah saksi untuk dimintai keterangan. Di antaranya, istri dan adik korban, serta petugas jalan tol. Berdasarkan keterangan saksi, pelaku penyerangan berjumlah lima orang.  Dari saksi  juga, petugas mendapat gambaran muka pelaku. 

Penusuk Ahli ITB dan Teman Wanitanya Serahkan Diri ke Polisi

Aparat lalu membuat sketsa wajah para pelaku. "Kami sudah selesai membuat sketsa wajah terduga pelaku berkat keterangan istri korban.  Saat ini baru tiga wajah yang kami dapat dari dugaan sementara lima orang," kata Teguh, Selasa, 11 Juli 2017.

Sementara wajah dua pelaku lainnya belum bisa disketsa. Sebab, Iriana masih mengalami trauma atas kejadian yang menimpa suaminya. Wanita itu merupakan saksi kunci kasus tersebut karena dia melihat langsung ketika Hermansyah dianiaya di jalan tol. Saat itu, Iriana berada di dalam mobil, sedangkan Hermansyah dibacok di luar mobil.

Setelah membuat sketsa wajah tersebut,  polisi bergerak untuk memburu para pelaku. Hingga Selasa, 11 Juli 2017 sore belum terdengar kabar pelaku telah dibekuk. Siapa pelaku dan apa motif penyerangan belum terungkap. Kasus ini pun masih menjadi misteri.

Sejumlah kalangan mendesak agar perkara ini segera diungkap. Desakan antara lain datang dari Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera, Hidayat Nur Wahid. Dia meminta kepolisian segera menangkap pelaku pengeroyokan terhadap Hermansyah.  Hidayat  menilai, kejadian yang menimpa Hermansyah sebagai terror keji dan biadab. Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu lantas menyamakan kasus Hermansyah dengan perkara penyiraman air keras terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan.

Menurut dia, polisi bisa menangkap teroris hingga ke ujung kampung-kampung, sehingga dipertanyakan kenapa pelaku kejahatan yang berada di Ibukota tak bisa tertangkap. "Jadi saya pikir ini sebuah tantangan yang menurut saya polisi harus bisa menyikapi secara konstruktif, tangkap mereka supaya tidak menjadi preseden buruk, seperti ini dibiarkan dan terulang," kata Hidayat, Senin, 10 Juli 2017.

Desakan serupa dilontarkan anggota Komisi III DPR Didik Mukrianto. Menurut dia, kepolisian harus mengusut tuntas penyerangan terhadap Hermansyah.  Kejadian itu dinilainya menunjukkan potret buruk situasi keamanan di Ibukota. Terlebih, jika kasus ini tak segera diusut tuntas, masyarakat merasa tidak aman lagi.

Bahkan, menurut Sekretaris Fraksi Partai Demokrat itu,  jika kepolisian tak berhasil mengungkap pelaku hingga motif penyerangan ini, bukan tidak mungkin masyarakat akan berspekulasi liar, termasuk mengaitkan dengan masalah politik.

Sebab, Hermansyah pernah mengungkapan bahwa kasus percakapan pornografi antara Pimpinan Front Pembela Islam Rizieq Shihab dengan Firza Husein adalah rekayasa. Pernyataan Hermansyah itu diungkapkan pada program Indonesia Lawyer Club di tvOne, beberapa waktu lalu. “Tentu spekulasi publik ini hanya bisa dijawab apabila kepolisian benar-benar profesional," ujar Didik, Senin, 10 Juli 2017.

Perhatian Khusus

Soal spekulasi kasus Hermansyah terkait perkara Rizieq, Kapolres Metro Jakarta Timur, Komisaris Besar Polisi Andry Wibowo menampiknya. Sejauh ini, penyidik kepolisian belum menemukan adanya kaitan penyerangan Hermansyah dengan keterangan dia dalam kasus dugaan chat mesum itu. Namun, polisi tetap menelusuri segala macam bentuk kemungkinan yang ada. "Saya minta jangan mendengar sesuatu yang bersifat fitnah," ujar Andry saat dikonfirmasi, Senin, 10 Juli 2017.

Penyidik juga belum menemukan kemungkinan Hermansyah sudah ditarget sejak awal oleh pelaku. Polisi pun belum melihat adanya keinginan pelaku untuk mencuri benda berharga yang dibawa Hermansyah dan istri. Apalagi, mengambil mobil yang dikemudikan Hermansyah. Sebab, dari penyelidikan tak ada benda yang hilang. "Kalau lihat dari cara pelaku, bukan itu modusnya. Yang paling nyata senggolan, emosional  lalu terjadi perkelahian mulut, lalu dibacok," kata Andry.

Dalam penyelidikan  kasus ini, menurut Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto, kepolisian akan memasukkan semua hal terkait riwayat kehidupan Hermansyah, termasuk tentang profesi korban sebagai ahli IT.  

Penyelidikan kasus ini juga dilakukan deduktif dan induktif. Petugas akan menggali seluruh keterangan dan informasi, baik yang didapat dari TKP maupun yang berkembang di masyarakat. "Kami selalu ada kasus-kasus yang menjadi perhatian publik kita beri atensi khusus," ujar Setyo.

Terdorong kasus Hermansyah, kepolisian berencana  membentuk tim patroli khusus guna menindak aksi kriminalitas di jalan tol. Tim khusus itu berasal dari anggota satuan Patroli Jalan Raya (PJR). Selama ini, anggota PJR jalan tol hanya fokus pada tugas mengatur lalu lintas. Namun, mereka yang termasuk dalam tim itu nantinya akan dibekali dengan kemampuan menangani aksi kejahatan. 

Aksi kejahatan  pengguna jalan tol terhadap pengguna jalan tol lainnya bukan pertama kali terjadi.  Pada Senin, 3 Agustus 2015 misalnya. Diduga gara-gara saling salip di jalan Tol Jagorawi sekitar Km 19, seorang pria yang mengemudikan mobil  Avanza abu-abu, tiba-tiba melepaskan tembakan beberapa kali ke mobil sedan Honda Jazz putih.

Diduga tembakan dikeluarkan dari jenis senjata laras pendek. Akibat dari tembakan tersebut kaca mobil bagian kanan belakang Honda Jazz mengalami kerusakan.

Sebelumnya, pada Senin, 28 Juli 2015, pengemudi mobil Picanto menembaki mobil Xenia di Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) kilometer 11, Cipayung, Jakarta Timur. Penyebabnya diduga karena sang pengemudi Picanto tak terima mobilnya tiba-tiba disalip oleh pengemudi Xenia. Akibatnya, kaca kanan mobil korban terkena tembakan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya