Destinasi Wisata Digital yang Pikat Para Millennial

Pulau Padar Labuan Bajo NTT
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bimo Aria

VIVA – "Mengagumi pemandangannya. Padar (pulau di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur) sangat indah hingga kami menghabiskan waktu kami untuk mengambil gambar. Menangkap dan menciptakan konten memang membutuhkan waktu," tulis seorang traveler pada caption foto Pulau Padar di akun instagramnya @legibtrip.

Poze x Mario Photographie, Bikin Pose Kamu Bak Seleb Hollywood

Memposting foto traveling di media sosial, kini telah menjadi gaya hidup digital para kaum muda, khususnya generasi millennial. Alih-alih mengeksplorasi alam dan merasakan pengalaman budaya dan tradisi masyarakat setempat, prioritas millenial justru pada mengambil foto lokasi yang berkarakter instagramable.   

Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur adalah salah satu destinasi wisata paling populer di media sosial. Ada ratusan ribu foto Labuan Bajo diunggah di instagram setiap harinya. Keindahan gugusan perbukitan, laut biru, dan hamparan pasir pantai putih, dan merah muda menjadi latar belakang foto para wisatawan.

Empat Gaya Wisata Ini Akan Jadi Tren Sepanjang 2019

Destinasi wisata yang instagramable seperti inilah yang menjadi buruan para generasi muda kelahiran tahun 1980-200-an tersebut. Media sosial instagram pun menjadi salah satu acuan wisatawan dalam memilih destinasi dan menemukan ide berwisata. 

Sebuah penelitian yang dilakukan situs travel, Expedia, terhadap para traveler muda usia 18-34 tahun mengungkapkan dua dari tiga responden menyatakan instagrammability sebuah lokasi adalah faktor penting dalam memilih destinasi wisata, sebelum memesan tiket. 

Instagram Jadi Inspirasi Traveler Berlibur

Sama seperti yang diungkapkan oleh millennial berusia 25 tahun ini. Anisha Saktian mengakui bahwa foto-foto wisata di media sosial instagram telah menjadi acuannya dalam memilih destinasi liburannya.

"Tentu sebelum pergi, cari dulu wisata apa yang punya pemandangan yang bagus. Jadi, paling utama saat pilih tempat wisata sih pasti pemandangan alamnya, kekayaan alamnya, soalnya pas liburan tujuan kan memang buat refresh otak," kata Anisha kepada VIVA di Jakarta. 

Baginya, mengabadikan momen lewat foto menjadi suatu keharusan, saat mengunjungi suatu tempat. Dia akan mencari spot-spot yang ciamik untuk difoto. 

Tren traveling para millennial mencari destinasi wisata instagramable inilah yang menjadi perhatian utama Kementerian Pariwisata. Mengantisipasi perubahan gaya hidup tersebut, dengan memaksimalkan peran generasi muda dan media sosial, kementerian berencana mengembangkan 100 destinasi wisata digital pada tahun ini. 

"Apa itu destinasi digital, kalau menurut bahasa anak muda adalah destinasi yang instagramable," ujar Menteri Pariwisata, Arief Yahya. 

Destinasi wisata digital bisa diartikan sebagai destinasi wisata yang fotogenik bagi wisatawan untuk diunggah di media sosial. Arief mengklaim, destinasi wisata digital yang diusung pemerintah ini hanya ada di Indonesia, dan belum ada di negara lain.

Arief menilai, keinginan generasi millennial, maupun individu yang senang 'pamer' di media sosial menjadi potensi baik untuk meningkatkan pariwisata dunia digital ini. Ini juga sebagai salah satu langkah untuk mendongkrak pariwisata Indonesia demi mencapai target kunjungan 17 juta wisatawan mancanegara. 

Menurutnya, destinasi digital ini adalah destinasi yang dikreasi generasi millennial dengan positioning esteem economy. “Mereka suka tempat yang bisa berfoto ria dan layak dimedsoskan, sedangkan differentiating-nya, harus instagramable, dan branding-nya, Kids Zaman Now,” katanya kepada VIVA

Konsep dari destinasi digital, kata Arief, adalah experience based product, yang diciptakan melihat gaya hidup masyarakat, yang 70 persen aktif di dunia digital. Destinasi wisata pun didorong untuk semakin kreatif dalam memikirkan, dan menciptakan obyek gambar yang instagramable.

"Tentu, rumus atau framework pengembangan destinasi wisata, dengan rumus 3A juga harus diperhatikan, jika ingin berkelanjutan, ada atraksi, akses, dan amenitas," katanya. 

Ia mengungkapkan, Kemenpar telah menyiapkan dana sekitar Rp20 miliar untuk mengembangkan destinasi wisata digital.

Berikutnya, di mana saja destinasi wisata digital>>>

Lalu, di mana saja destinasi wisata digital?

Menteri Arief Yahya mengungkapkan, Kemenpar menetapkan kawasan 10 top destinasi prioritas, yakni 10 Bali Baru, atau di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional menjadi destinasi wisata digital. Destinasi digital juga akan dikembangkan dekat dengan Dewi (Desa Wisata). 

Kemenpar telah melibatkan Generasi Pesona Indonesia, untuk menciptakan banyak destinasi wisata digital di seluruh Nusantara. Antara lain, Pasar Kaki Langit  (Yogyakarta), Pasar Karetan, Kendal (Semarang), Pasar Siti Nurbaya (Padang), Pasar Tahura (Lampung), Pasar Baba Boen Tjit (Palembang), Pasar Pancingan  (Lombok), dan Pasar Mangrove, Batam (Kepulauan Riau).

Di pasar Tahura Lampung, misalnya, komunitas Generasi Pariwisata Lampung, telah menghidupkan kembali Taman Hutan Raya (Tahura) Wan Abdurahman atau youth camp, agar lebih menarik sesuai selera millennial. Yakni dengan menciptakan tempat-tempat yang seru dan spot-spot instragramable dengan latar keindahan kawasan Tahura.

Labuan Bajo 

Beberapa tahun terakhir, destinasi wisata Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, semakin terkenal di kalangan wisatawan nusantara dan mancanegara. Ini berkat popularitasnya di media sosial instagram. Ada ratusan ribu foto keindahan Labuan Bajo diunggah di instagram setiap harinya.   

Pulau Padar menjadi pusat daya tarik utama Labuan Bajo. Keindahan alam perbukitan, laut, dan pantai dengan hamparan pasir putih, merah muda, dan hitam menjadi buruan obyek foto para traveler. 

Labuan Bajo tak pernah sepi dari pengunjung yang ingin berwisata. Bahkan, Ketika VIVA mengunjungi Labuan Bajo beberapa waktu lalu, terlihat banyak turis asing bersantai dan mengabadikan momen liburan mereka di sana dengan berfoto di ujung dek kapal. 

Saat tiba di Pulau Padar, beberapa wisatawan lokal juga terlihat sibuk dengan tongsisnya (tongkat narsis). Silih berganti mengabadikan gambar berswafoto, dengan latar pantai dan deretan kapal yang tengah berlabuh. 

Pulau Padar sendiri terbilang perawan, alias tidak ditinggali oleh penduduk setempat. Pulau ini memiliki daya tarik alam menakjubkan, berkontur perbukitan, dengan gugusan pulau-pulau dan laut terhampar di sekelilingnya. 

Meski cuaca cukup terik, hal itu tidak menyurutkan niat wisatawan untuk menapaki tangga demi tangga untuk mendapatkan gambar terbaik. Puncak Pulau Padar, merupakan salah satu spot foto terbaik di tempat ini. Banyak wisatawan rela mengantre untuk dapat berfoto di sana. 

Hamparan savana berundak di gugusan bukit-bukit dikelilingi lautan luas, yang membentang, menjadi latar belakang yang menakjubkan dan indah untuk berfoto. Belum lagi, dengan gradasi air laut yang bertemu dengan pantai nan elok di pesisir. Tak heran, jika panorama ini yang selalu muncul di kolom pencarian instagram saat mengetik 'Pulau Padar'. 

Pasar Baba Boentjit di Palembang

Pasar Baba Boentjit menjadi destinasi wisata digital baru di Palembang. Destinasi wisata ini sedang hits di kalangan warga Palembang. 

Pasar yang terletak di pinggir Sungai Musi ini memiliki banyak spot-spot menarik dan instagramable. Belum lagi pemandangan matahari terbenam di tepian Sungai Musi. Daya tarik destinasi ini adalah wisata budaya, dan kuliner khas Palembang.  

Pasar Baba Boentjit ini terletak di destinasi wisata budaya rumah Oeng Boen Tjit, seorang saudagar peranakan di Lorong Saudagar Yucing, Kelurahan 3-4 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang. Rumah Ong Boen Tjit berbentuk rumah khas Palembang, namun dengan interior dan ornamen Tiongkok yang penuh filosofi. Rumah ini disinyalir sudah berusia 300 tahun lebih.

Banyak yang bisa dieksplorasi oleh pengunjung di tempat ini. Sebagai lokasi utama untuk swafoto wisatawan, rumah ini memiliki gaya khas Palembang dengan adanya ornamen hitam dan merah, serta kayu unglen yang menopang kokoh rumah ini. Ada pula beberapa ornamen tulisan China yang menyelimuti kawasan ini. 

Di areal depan rumah ini terdapat bangku-bangku kecil layaknya bangku di kedai kopi untuk wisatawan duduk.
Wisatawan bisa bersantai menikmati kota Palembang, sambil menikmati kopi dan beragam panganan khas Palembang seperti Pempek.

Anda juga akan disuguhkan dengan pemandangan-pemandangan menarik lainnya, seperti sungai Musi, dan Jembatan Ampera, yang merupakan salah satu destinasi ikonik di Palembang. Pengalaman seru lainnya adalah ketika Anda menyusuri Sungai Musi dengan menaiki perahu Ketek. 

Selanjutnya, Pasar Siti Nurbaya>>>

Pasar Siti Nurbaya

Berlokasi di lapangan Bola Gunung Padang, Muaro Padang, Sumatera Barat, Pasar Siti Nurbaya digagas oleh Generasi Pariwisata Sumatera Barat. Pasar ini terletak di kawasan Gunung Padang di mana konon terdapat makam Siti Nurbaya, tokoh legenda percintaan asal Minangkabau.

Pasar Siti Nurbaya menawarkan konsep pasar kuliner tradisional dengan suasana tempo dulu. Pengunjung akan dibawa bernostalgia ke zaman Siti Nurbaya memadu kasih dengan Syamsul Bahri.

Gunung Padang dan Batang Arau adalah kawasan yang menjadi ikon Kota Padang. Dahulunya, pelabuhan ini adalah pelabuhan tersibuk di pesisir barat Pulau Sumatera. Tempat berlabuh kapal-kapal dari Eropa dan India untuk berdagang. Batang Arau juga dikenal sebagai cikal bakal Kota Padang sebagai pusat perdagangan.   

Itulah yang menjadi dasar Generasi Pariwisata Sumatera Barat memilih lokasi di kaki Gunung Padang sebagai pasar yang akan dikembangkan sebagai destinasi wisata digital. Apalagi, saat ini kawasan ini selain menjadi destinasi wisata, sekaligus area berolahraga mendaki warga Padang, dan destinasi kuliner tradisional Minang. 

Pengunjung yang datang di lokasi ini pun akan disuguhkan dengan hiburan masyarakat setempat seperti permainan anak nagari kesenian Minangkabau. Wisatawan pun akan disuguhkan dengan pemandangan kampung warna-warni yang terletak tak jauh dari lokasi pasar. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya