Siti Nurhaliza, Perjuangan 11 Tahun Dapatkan Anak

Siti Nurhaliza
Sumber :
  • Viva.co.id/Anisa W

VIVA – Nama Siti Nurhaliza tak asing di dunia musik. Diva asal Malaysia ini sudah eksis di industri musik sejak tahun 90an. Tak hanya di Malaysia nama Siti Nurhaliza juga terkenal se Asia Tenggara.

Saat Lesti Kejora Dipertemukan dengan Sang Idola

Sejak menikah dengan duda anak 4, Datuk Khalid Mohammad Jiwa tahun 2006 Silam, Siti Nurhaliza dikabarkan sulit mendapatkan anak. Meski sulit, namun jatuh bangun usaha Siti dan Datuk K, panggilan untuk sang suami juga tak pantang surut.

Berbagai cara dan metode agar bisa hamil dilakukan Siti dan Datuk K dari tahun ke tahun. Pada 2015 Siti sempat hamil dan keguguran.

Siti Nurhaliza Melahirkan Anak Ke-2 di Usia 42 Tahun

Akhirnya, setelah melewati berbagai cobaan, pada Maret 2018 lalu Siti dan Datuk K mengumumkan kelahiran putri pertama mereka yang telah dinantikan selama 11 tahun. Kala itu Siti dan Datuk K mengatakan kepada media bahwa kelahiran putrinya ini atas proses pembuahan di luar rahim atau yang dikenal dengan istilah bayi tabung.

Siti Nurhaliza

Glenn Fredly Meninggal, Siti Nurhaliza: Macam Mimpi

Tak main-main, Siti mengatakan dirinya bahkan sempat 4 kali gagal menjalani proses bayi tabung, bahkan hingga rela rehat total dari pekerjaannya. Kini buah hatinya Siti Aafiyah Khalid, sudah menginjak usia 1 tahun 7 bulan dan Siti tengah menikmati masa-masa bahagianya mengurus anak.

Pengalaman Siti mungkin bisa jadi cerminan bagi para wanita di luar sana yang tengah berjuang mendapatkan keturunan. Jangan patah semangat dan berjuanglah terus.

Untuk inspirasi, berikut ini wawancara khusus VIVA bersama Dato Siti Nurhaliza di acara peresmian Fertility Center Alpha IVF Kota Damansara Malaysia, tempat Siti menjalankan proses bayi tabung.

Siti Nurhaliza dan Suami

                                   Situ Nurhaliza bersama Suami Datuk Khalid Mohammad Jiwa.

Bisa diceritakan Dato, bagaimana perjuangan dan jatuh bangunnya selama ini untuk mendapatkan anak?

Saya dan suami mendapatkan buah hati setelah menanti 11 tahun. Tentu saya sangat gembira, kini Afiyah (putrinya) menginjak usia 1 tahun 7 bulan, tepat di usia 13 tahun perkawinan saya. 

Saya dan suami memang sudah melalui berbagai macam perawatan kesuburan dari yang modern hingga ala kampung. Bisa dibilang semua saran yang disebutkan orang-orang untuk mendapatkan anak, semua saya coba selama 11 tahun ini, dan Alhamdulillah tidak sekalipun saya putus asa.

(Secara modern) saya pernah ikuti prosedur Intrauterine Insemination IUI ('mencuci' sperma dari mani pria untuk dapatkan sperma terbaik), lalu dengan Fertilisasi in vitro atau pembuahan in vitro IVF (bayi tabung, pembuahan di luar rahim).

Ini kali kelima saya menjalankan IVF. Saya ikuti metode 'frozen embrio transfer' yaitu membekukan embrio bersama dengan dr Colin Lee di Alpha IVF. Akhirnya Allah mendengarkan doa saya. 

Sebagai seorang wanita, saya rasa hidup akan lebih lengkap jika saya bisa melahirkan anak, namun semua kuasa Allah. Saya pernah sempat bilang ke suami, bagaimana jika saya tidak bisa punya anak? Ia menjawab kalau pernikahan kami ini untuk saling menerima pasangan, lengkap dengan segala kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

Jadi suami saya sempat bilang tidak apa-apa jangan, ia menenangkan saya agar tidak risau. Sikapnya pun tak berubah, dia tetap sayang seperti biasa. Dia tidak bersikap 'kalau tak ada anak, tak sayang' ia tidak begitu.

Siti Nurhaliza bersama Permaisuri Malaysia Tunku Azizah

                                                Siti Nurhaliza bersama Permaisuri Agong Tunku Azizah.

Salah satu sumber kekuatan saya adalah Sri Paduka Baginda yang Mulia Raja Permaisuri Agong. Dialah yang menyuntik semangat saya. Seperti yang kita tahu bahwa Tuanku Permaisuri bahkan sudah menjalani 17 kali IVF dan baru berhasil dapatkan anak yang pertama. 

Jadi kenapa saya harus menyerah? Karena itu di usia saya yang tak lagi muda yaitu 39 tahun saya diberi rezeki untuk mengandung dan melahirkan Afiyah. Semua atas izin Allah.

Menjalani proses IVF juga tidak mudah. Wanita mana yang tidak gentar jika harus berkali-kali disuntik, pasti terasa lebam dan penat. Tapi Alhamdulillah saya bisa kuat melewati itu. Setiap prosesnya berjalan lancar, Allah memberikan kesabaran tingkat tinggi kepada saya, Allah memberikan tolerant in pain saya tinggi. 

Setiap waktunya disuntik, saya tidak merasa bermasalah. Saya oke tak sakit, tak lebam, tidak menyusahkan. Semua saya lakukan sendiri. Pernah minta tolong suami malah jadinya suami saya yang ragu bagaimana melakukannya. 

Semua semakin berat dan penuh pengorbanan karena saya juga masih harus bekerja dan menyesuaikannya dengan jadwal menyanyi, dan aktivitas harus berlanjut seperti biasa.

Proses mendapatkan Afiyah ini sudah terasa sejak awal. Saya bahkan sengaja bilang kepada manajemen menyanyi saya. Mereka tahu saya rehat sejenak dari aktivitas menyanyi juga road show. Saya setop apa pun dan tak ambil apa pun sampai 4 bulan saya istirahat total.

Biar tidak terlalu vakum, saya tetap menyebar album baru saya ke radio-radio, tapi saya tetap istirahat dan tidak lakukan tour. Hingga akhirnya datang minggu ke dua hari penentuan. 

Jantung saya berdegup, saya terus berdoa Insya Allah saya ada rezeki. Di lain sisi saya berpasrah jika memang bukan rezeki ya saya ikhlas.

Tapi selama proses Afiyah ini, hati kecil saya selalu bilang Insya Allah ada, Insya Allah yakin. Karena Alhamdulillah semua prosesnya sama, saat ambil telur, dan masuk-masuknya juga lancar dan tenang. 

Dalam hati saya bilang jika ini bukan rezeki tidak apa-apa, kalau ini rezeki saya Alhamdulillah. Karenanya setelah dites positif pun saya juga tak terlalu senang, nanti setelah tes darah baru ketahuan kita hamil atau tidak. 

Dan saya pergi ke klinik Alpha Fertility untuk tes darah. Setelah itu saya pulang dulu untuk tunggu hasilnya (hasilnya baru keluar 2 sampai 3 jam). Saat dokter menelepon dan bilang 'Siti Congratulation, the result positif.' Masya Allah saya dan suami jadi orang yang paling happy

Meski begitu, dokter bilang jangan disebarkan dahulu karena kondisinya masih fragile atau lemah. Nanti kalau sudah ada denyut jantung barulah boleh disebarkan kabar bahagia ini. Setelah 4 bulan barulah saya mulai kabarkan kepada publik soal kehamilan ini.

Selain usaha saya juga minta doa dari abuya-abuya, habib-habib yang mendoakan saya yang saya temui di Indonesia. Doa ibu, keluarga, ahli-ahli kitab, orang alim, saya minta restu semuanya. 

Selama 11 tahun menunggu apa yang paling berat dihadapi?

Gimana yah.. hemm.. Saya rasa wanita wanita manapun yang sulit mendapatkan anak akan terasa haru jika melihat anak orang (keluarga terdekat), begitu juga dengan saya. Apalagi jika ada yang bertanya kenapa belum hamil? Awalnya stres, tapi lama kelamaan saya sudah biasa.

Saya dan suami pun sudah punya mindset kalau misalnya memang tidak diberi bayi (keturunan) kita haruslah tetap happy. Kebahagiaan dan rezeki Allah itu selalu diberi lewat tempat-tempat yang berbeda pada setiap orang.

Doa Siti tak pernah putus dari awal menikah hingga tahun ke-11 itu. Siti juga sudah sering umrah, dan bahkan sempat pergi ke Palestina. Di masjid Al Aqsa Siti sempat berdoa di mimbar Nabi Zakariya yang berdoa untuk anaknya, Saya juga sempat berdoa di sana.

Terakhir sebelum prosedur IVF Afiyah ini Siti sempat umrah dan masuk ke dalam makam Rasulullah untuk berdoa. Alhamdulillah doanya makbul dan Allah berikan zuriyat itu di waktu yang terbaik bagi Siti. Itu yang penting.

Support suami yang paling mengena dan diingat?

Iya, suami adalah orang yang kuat dan memberikan sokongan selain pada keluarga ibu, bapak Siti sudah meninggal kan jadi tak sempat tengok Afiyah. 

Tapi Saya tau semua mendoakan yang terbaik, suami lebih-lebih lagi. Karena kalau ikut IFV ini kita perlu sokongan suami. Suami harus paham dan juga jangan stres. karena proses IFV istri keluarkan telur, suami keluarkan sperma (semen), jadi dua-duanya harus sama-sama kerja sama. Nasehat saya kepada suami istri yang ingin program, harus ada sokongan dari keduanya istri dan suami harus saling sokong.  Nanti kalau suami tidak mendukung bisa memicu istri stres, keduanya harus saling support.

Setelah sukses dengan program bayi tabung, meski ini yang kesekian kali, apakah Dato akan mencoba program berikutnya? Dan kapan?

Iya, saya masih punya satu embrio lagi yang dibekukan. Saya rasa tinggal menunggu waktu yang tepat saja, menunggu tubuh dan rahim saya siap dulu. Saya sudah bilang juga dengan dr Colin Lee kira-kira kapan tubuh saya siap dan tentunya atas izin Allah, kembali dimasukkan embrio. Katanya jika waktunya tepat akan dikabarkan. 

Dr Colin Lee Alpha IVF

                                      Dr Colin Lee, Pakar Bayi Tabung terkemuka di Malaysia, Founder Alpha IVF

Apalagi sekarang Afiyah sudah 1 tahun 7 bulan, sudah dewasa. Saya kangen lagi menggendong-gendong bayi. Setelah proses ini saya jadi paham kenapa para wanita meskipun sakit tetap ingin dan ingin lagi melahirkan.

Dato, adakah saran bagi wanita di luar sana yang punya masalah kesuburan dan ingin mencoba IVF? Apa yang harus diperhatikan?

Pertama tentunya fisik dan mental. Karena IFV ini kita harus tau kesehatan badan kita juga. Jika punya masalah kesuburan kita harus pulihkan dl masalah kesuburan. Ada Cyst kah (kista), atau ada fibroids kah (miom), itu harus dipulihkan dulu baru kita bisa jalankan prosedur IVF.

Sebab kalau ada masalah kesehatan tentu akan mengganggu perawatan. Kalau Siti dan suami tak ada masalah, hanya saya punya dinding rahim kurang tebal, suami pun tak ada masalah.

Saya pernah mengandung normal sebelum Afiyah, namun gugur pada dua bulan. Waktu itu saya lagi latihan untuk konser dan tak tahu saya hamil. Dengan musik yang keras, saya menari dan sebagainya jadinya keguguran. Setelah itu saya istirahat setahun, dan mulai membuat IVF ini.

So, harus tahu kondisi badan kita. Kita atasi masalahnya sebelum kita melakukan IVF. Selain itu mental juga harus siap dan terbuka dengan keputusan-keputusan, apabila hasilnya negatif, jangan berputus asa dan menyerah di kesempatan kedua tak mau datang lagi.

Lalu kemampuan finansial juga penting. Karena biaya untuk jalani IVF ini tentu tidak murah. Ada beberapa tempat yang memberikan harga murah, namun tingkat keberhasilannya juga rendah tentunya. Jadi kita harus tahu kemampuannya. 

Saya bercita-cita suatu hari saya bisa bikin satu yayasan untuk bantu wanita yang punya masalah kesuburan di luar sana. Penggemar saya juga cukup banyak, jadi jika saya 'seriusi' soal IVF ini, akan banyak pasien yang menceritakan masalah yang mereka alami kepada saya.

Apalagi di zaman sekarang ini, banyak wanita yang bermasalah degan kesuburan, mungkin karena gaya hidup dan stres dengan aktivitas kerjanya.

Dato kini dalam tahap mengurus anak, bagaimana pengalamannya? Apakah menemukan kesulitan, dan bagaimana cara mengatasinya?

Afiyah ini anak yang tenang dan tidak mudah merengek, tidak cranky. Dari dia bayi sampai besar tidak pernah menyusahkan. Saat Afiyah terbangun dan ingin susu, saya berusaha tidak membangunkan suami. Karena saya tahu suami sudah lewat usia dan berbagai proses jadi saya tidak mau menyusahkan dan mengganggu waktu tidurnya. Apalagi esoknya ia harus kerja. 

Jadi Afiyah anak yang tak menyusahakan, meskipun tidur dengan ayahnya, dia juga tenang tidak tiba-tiba menangis. Mungkin itu karena saat saya hamil saya merasa tenang relaks, dzikir. Ia tak mengganggu ayahnya tidur.

Siti Nurhaliza bersama Afiyah Putrinya

                                                          Siti Nurhaliza bersama Afiyah putrinya

Bagaimana pola Dato mendidik Afiyah?

Banyak yang bertanya bagaimana saya bisa mengajarkan Afiyah pintar dan lancar berbicara. Kini di usianya yang hampir dua tahun ini Afiyah sudah pandai berbicara dan meniru gaya orang dewasa, bicaranya sangat pandai.

Selain itu, Afiyah punya baby sitter khusus yang membantu saya mengajari dan mendidik Afiyah. Alhamdulillah Afiyah juga cepat belajar. Sekarang dia sudah belajar A-Z, menghitung 1-10, juga hapal huruf hijaiyah Alif-Ya.

Afiyah juga sering kami ajak berkomunikasi. Saya dan suami percaya jika balita sering diajak berkomunikasi tentu akan lebih pandai bicara. Ayahnya, Datuk K juga sangat particular, ia sering memberitahu jangan terlalu banyak main gadget, kalau bisa seringlah ajak bicara. 

Dato ceritakan soal lagu yang Dato buat untuk Afiyah?

Impian saya untuk membuat lagu saat saya hamil, dan itu saya dedikasikan untuk Afiyah. Saya punya inspirasinya dari almarhum ayah saya semasa kecil, ia sering menyanyikan saya lagu. 

Itu pun sudah saya ubah, Ia suka 'senandung' yang mirip dengan nada di awal lagu saya. Lalu di part dua, lagu itu saya mix dengan lagu legenda macam 'mana di mana jantung hati saya, jantung hati saya ada di dalam rumah', seperti itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya