Pengusaha Mustofa Jadi Bupati Mojokerto

Mustofa Kamal Pasa
Sumber :
  • SP/ Bambang Sujarwanto

SURABAYA POST - Sebelum maju sebagai calon Bupati Mojokerto, Jawa Timur, H Mustofa Kamal Pasa  sudah dikenal di dalam dan luar Kabupaten Mojokerto sebagai pengusaha penggilingan pasir-batu (sirtu). Ketika maju menjadi calon Bupati pun, banyak orang yang meragukannya karena tak memiliki latar birokrasi.

Di sisi lain, dua rivalnya, yakni pasangan incumbent Suwandi–Wahyudi Iswanto serta Khoirul Badik–Yasid Qohhar merupakan birokrat. Namun Mustofa tak hilang akal, menggandeng pasangan yang mengerti sistem kerja birokrasi, Choirunnisa. Wanita berjilbab ini adalah pengawas SMP dan SMA di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Mojokerto.

"Mustofa sendiri sebetulnya lima tahun lalu pernah akan ikut Pemilihan Tahun 2005, tapi karena saat itu incumbent Bupati H Achmady juga maju, dia urungkan niatnya. Selain itu, saat itu dukungan masyarakat kepadanya juga kurang banyak, akhirnya Mustofa tidak jadi maju,” kata Hery, kerabat dekat Mustofa, sekaligus tim suksesnya, ditemui Surabaya Post di rumahnya di kawasan Trowulan, Mojokerto, Rabu 9 Juni 2010.

Meski batal maju pada Pilbup 2005, Mustofa yang ayahnya mantan Kepala Desa Tampungrejo, Mojokerto, Ja’faril, itu tetap menjalin hubungan dengan massa yang mendorong dirinya untuk maju ke Pilbub tahun itu. Untuk Pemilihan 2010 ini, Mustofa bersama pasangannya mengintensifkan silaturahmi dari rumah ke rumah.

Dalam masa kampanye terbuka yang setiap pasangan mendapat 4 kali kesempatan, pasangan yang berinisial Manis ini hanya sekali menggelar panggung terbuka, yakni saat penutupan kampanye di Lapangan Tambakagung. Sisanya, Mustofa memilih cara kampanye dialog tertutup dari desa ke desa untuk memaparkan visi dan misi ke masyarakat.

Dalam tempo lima tahun sejak batal maju di Pilbup 2005, Mustofa juga sering memberikan bantuan ke masyarakat, baik sembako atau uang untuk meringankan beban penderitaan orang lain. Ia juga mengunjungi tempat-tempat ibadah.

Hal itu sesuai dengan motto yang dipakai pasangan Manis, yakni  ’’Tulung Marang Liyan”. Tak sebatas itu saja bentuk bantuan yang diberikan Mustofa, ada pula yang berupa pemasangan paving untuk perbaikan lingkungan dusun atau desa.

Mustofa memang orang yang memedomani falsafah Jawa. Bahkan, aksinya sempat memicu kontroversi, yakni ketika Mustofa bersujud di kaki warga serta menyerahkan wajahnya untuk dipukul warga di Desa Menanggal, Kec. Mojosari, Mojokerto, Senin, 14 Desember 2009.

Dalam rapat akbar bersama rakyat itu, Mustofa mendeklarasikan pendampingnya, M Ali Kuncoro, sebelum keputusan akhir jatuh pada Choirunnisa. Kata Mustofa, ritual itu sebagai simbol kesungguhannya memperjuangkan nasib rakyat.

Di dua desa lainnya, yakni Desa Banjarsari, Kec. Jetis, dan Desa Lengkong, Kec. Mojoanyar, Mustofa melakukan aksi sujud bersujud di hadapan warga. ”Ini resmi gerakan rakyat dari bawah,” ujar Mustofa saat itu.

Usai bersujud pada acara di Desa Lengkong, Mustofa memerintahkan lelaki yang disujudi itu untuk menamparnya. Mulanya lelaki itu tidak berani, tetapi akhirnya tamparan melayang juga setelah didesak. Kemudian muncul teriakan ’’kurang keras” dari Mustofa, yang meminta dipukul lagi. Pukulan berikutnya pun lebih keras. Pada acara rapat akbar di Desa Banjarsari beberapa jam kemudian, aksi serupa juga ditunjukkan oleh Mustofa. 

Pencalonan Mustofa ke kursi bupati tidaklah mulus. Semula dia memperoleh rekomendasi dari Partai Golkar namun ternyata ditarik dan diberikan kepada incumbent, Suwandi. Partai Demokrat yang semula mendukungnya juga menarik diri.

Meskipun Mustofa pengurus Nahdlatul Ulama, beberapa anggota Banser yang memblokir pintu pagar Gedung NU yang akan digunakan deklarasi, 17 mei 2010. ’’Saya tetap maju, apa pun yang terjadi,” tutur Mustofa sesuai deklarasi bersama pasangannya. Deklarasi akhirnya berlangsung di lahan milik Mustofa di Jl. RA. Basuni 391 Sooko.

Karena terkesan sebagai sosok yang teraniaya oleh politik Golkar dan Demokrat yang masing-masing memiliki 5 kursi di DPRD Kab. Mojokerto, Mustofa lalu didukung 7 partai yang memiliki 21 kursi aitu PKS yang memiliki 4 kursi, PKB 5, PPP 3, PBB 3, PKPB 2, PAN 3, dan Patriot 1 kursi.

Mustofa saat kampanye maupun bertemu dengan wartawan selalu menyampaikan keinginannya untuk menjadikan wilayah Kabupaten Mojokerto dibagi menjadi 5 wilayah, yakni Wilayah Barat, Selatan, Timur, Barat, dan Tengah. "Dengan kondisi ini, saya berharap pembangunan di Kabupaten Mojokerto bisa merata.” katanya.

Oleh Bambang Sujarwanto

Komentar Calon Kiper Timnas Indonesia Usai Bawa Inter Milan Sabet Scudetto
Ketua DPRD Klungkung

Ketua DPRD Sebut Pemkab Klungkung Komitmen Tangani Kerusakan Jalan di Nusa Penida

Klungkung tercatat memiliki jalan kabupaten sepanjang 464 kilometer. Dari jumlah tersebut, sekitar 367,5 kilometer dalam kondisi baik, rusak sedang 34 KM dan lainnya lagi

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024