Desa Tetewua Manfaatkan Lahan Rawa sebagai Cadangan Air saat Kemarau

Desa Tetewua, Kecamatan Dangia, Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Sumber :
  • Dok. Kemendesa

Air disebut sebagai sumber penghidupan, sehingga bisa dikatakan jika didapati air di satu daerah maka akan ada penghidupan di daerah tersebut. Tanpa adanya air, kehidupan akan terasa sangat sulit. Tak heran kalau kemudian makhluk hidup, termasuk manusia, selalu berusaha “mengumpulkan” air untuk keberlangsungan hidup mereka.

Gagas Jabatan Kades 9 Tahun, Gus Halim Bersyukur Dapat Dukungan Luas

Seperti halnya masyarakat Desa Tetewua, Kecamatan Dangia, Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara yang berusaha menampung air untuk keberlanjutan pertanian yang menjadi mata pencaharian utama masyarakatnya.

Sebagian besar masyarakat Desa Tetewua berprofesi sebagai petani merica, coklat, jagung, dan tanaman lainnya. Sayangnya, di saat musim kemarau, tanaman masyarakat banyak yang mati karena kekurangan air.

Resolusi 2023, Gus Halim: Harus Lebih Fokus, Detail dan Terintegrasi Antar Unit Kerja

Mendengar hal ini, Pemerintah Desa Tetewua mengusulkan pada masyarakat agar berinovasi memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Yakni menjadikan lahan rawa yang tidak dapat ditanami sebagai kolam ikan dan cadangan air desa di saat musim kemarau panjang. Air tersebut juga dapat digunakan untuk menyiram tanaman di perkebunan masyarakat.

Hal itu merupakan bagian dari Program Inovasi Desa yang diinisiasi oleh Ditjen PPMD Kementerian Desa PDTT yang pembuatannya didukung oleh Pemerintah Desa Tetewua dan pembiayaannya dianggarkan dalam APBDes dengan sumber pendanaan dari Dana Desa.

Kemendes PDTT Songsong 2023 dengan Penuh Optimisme dan Lebih Produktif

Saat ini, ada sekitar 8 kolam ikan yang ada di Desa Tetewua dengan ikan mujair sebagai ikan peliharaan. Ikan mujair dipilih karena perkembangbiakannya cepat dan merupakan salah satu ikan rawa favorit di kalangan masyarakat.

Dengan adanya pemanfaatan lahan rawa menjadi kolam ikan, penghasilan masyarakat bertambah karena ketika ikan di kolam mini tersebut telah siap panen dapat dijual kepada masyarakat.

Kolam yang kemudian menjadi sumber cadangan air di musim kemarau juga mampu menyelamatkan tanaman masyarakat desa di lokasi perkebunannya karena sumber penyiraman tanaman masyarakat desa berasal dari kolam tersebut.

Ke depan, agar kolam-kolam penyelamat desa itu makin banyak, dibutuhkan normalisasi sungai di sekitar rawa agar setiap lahan rawa yang ada di sekitar perkebunan masyarakat dapat disulap menjadi kolam ikan dan airnya dapat digunakan sebagai penyiram tanaman di perkebunan masyarakat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya