Desa Banjarasri, Selokan yang Disulap jadi Destinasi Wisata Alam

Bukit Beton Desa Banjarasri.
Sumber :

VIVA – Adalah Desa Banjarasri yang terletak di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memanfaatkan dinding penyangga longsor (retaining wall) di salah satu dusun dan selokan yang ada di bawahnya menjadi objek wisata alam yang cukup diminati.

Gagas Jabatan Kades 9 Tahun, Gus Halim Bersyukur Dapat Dukungan Luas

Selokan inilah yang akhirnya dimanfaatkan untuk membangun wisata alam di Desa ini.  Selokan Kalibawang menjadi saluran utama yang mengairi persawahan di Kulon Progo dengan hulu di pintu air Ancol Banjaroya Kalibawang. Namun,  pada 1991, bagian selokan di dusun Dukuh jebol sehingga merusak persawahan di Kulon Progo dan langsung dibenahi Dinas Pekerjaan Umum.

Mengingat pentingnya aliran irigasi Kalibawang maka, pembenahan selokan tidak hanya menambal bagian yang jebol akan tetapi menggeser selokan menjauhi jurang untuk mengantisipasi kejadian tersebut akan terulang. 

Resolusi 2023, Gus Halim: Harus Lebih Fokus, Detail dan Terintegrasi Antar Unit Kerja

Tidak berhenti di situ, sekelompok pemuda di Desa Banjarasri pun berinisiatif untuk memanfaatkan selokan tersebut dan menyulapnya menjadi obyek wisata alam. Proses “menyulap” Selokan Kalibawang ini dimulai dengan menggeser selokan menjauhi jurang. 

Edy Riyanta selaku Kepala Desa Banjarasri menjelaskan bahwa penggeseran selokan mengharuskan pemangkasan bukit setinggi 50 meter dengan panjang sekitar 500 meter. “Awalnya memang sudah ada kekhawatiran bahwa bukit dengan permukaan tanah baru tersebut akan rawan longsor,” jelas Edy saat dihubungi tim Viva melalui telepon selular. 

Kemendes PDTT Songsong 2023 dengan Penuh Optimisme dan Lebih Produktif

Jadi, lanjut Edy untuk mencegah hal tersebut terulang kembali maka permukaan bukit tersebut dilapisi dengan beton yang cukup tebal. “Bukit Beton itu usianya sudah 26 tahun, sejak 1992 sampai dengan 2018, tapi masih kokoh itu,” kata Edy. 

Edy melanjutkan meskipun bukit beton yang usianya 26 tahun itu masih kokoh, namun masih sangat kurang mendapat perawatan yang baik. “Banyak rumput dan tumbuhan liar, jadi suka banyak retakan di betok-beton itu.”

Menyadari hal tersebut dan tidak ingin kejadian longsor terulang, akhirnya melalui karang taruna Aris Bakti, yang sebagian pengurusnya adalah pemuda yang masih sekolah dan menunggu kerja, pembangunan Selokan Kalibawang pun dimulai. 

Tidak hanya kontribusi dari para pemuda, keterlibatan masyarakat secara aktif, seperti ibu-ibu PKK dan masyarakat Pedukuhan Dukuh pun ikut membantu pembangunan Selokan Kalibawang menjadi destinasi wisata alam yang diminati. 

“Gagasan-gagasan yang muncul dari para pemuda di desa ini juga kontribusi aktif dari masyarakat sekitar, menjadikan Selokan Kalibawang bisa menjadi destinasi wisata alam,” ujar Edy. 

Edy juga menjelaskan manfaat dari pembangunan Selokan Kalibawang ini akhirnya terasa ketika banyak pengunjung yang memanfaatkan fasilitas outbond, camping ground ataupun home stay. “Iya, kan akhirnya jadi secara langsung menghasilkan pundi- pundi ekonomi juga, selain itu, tingkat perawatan Bukit Beton juga semakin baik.”

Edy pun mengungkapkan bahwa pembangunan Bukit Beton menjadi destinasi wisata alam ini tidak terlepas dari bantuan dana desa. “Ada dana desa yang bisa kita gunakan untuk membangun bukit beton dan biaya perawatannya juga,” jelas Edy.

Selain itu, Bukit Beton yang disulap menjadi destinasi wisata di Desa Banjarasri ini pun membawa manfaat positif bagi masyarakat. “Akhirnya kan Bukit Beton ini juga membuka lapangan kerja dan meningkatkan usaha masyarakat dalam pengelolaan potensi ekonomi desa juga,” lanjut Edy.

Tidak hanya itu, kegiatan di Bukit Beton juga memupuk kreatifitas pemuda dalam hal yang lebih positif melalui ide-ide perawatan Bukit Beton sehingga berdaya tarik bagi wisatawan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya