Memutus Rantai Kematian Ibu Melalui Program Ronda Ibu Hamil

Program Ronda Ibu Hamil Desa Paninggaran
Sumber :
  • Desa Paninggaran

Hingga saat ini, jumlah angka kematian ibu (AKI) di Indonesia tergolong masih tinggi. Bahkan, Indonesia termasuk ke dalam 10 negara dengan jumlah kematian ibu tertinggi di dunia. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian ibu di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup.

Desa Paninggaran, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan adalah salah satu desa di Indonesia dengan angka kematian ibu yang cukup tinggi. Persoalan ekonomi masih menjadi faktor utama yang melatarbelakangi tingginya angka tersebut. 

Rendahnya pendapatan keluarga menyebabkan ibu hamil tidak mampu mencukupi asupan gizi, baik untuk dirinya sendiri maupun jabang bayinya. Persoalan yang sama juga mendorong para orang tua untuk menikahkan dini anak gadis mereka. Padahal, seperti diketahui, pernikahan muda sangat lah rawan secara reproduksi.

Untuk menjawab persoalan ini, pada tahun 2016, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meluncurkan sebuah inovasi berupa program penyelamatan dan penanganan angka kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah yang dikenal dengan nama Jateng Ngayeng Nginceng Wong Meteng melalui  konsep Ronda Ibu Hamil Desa Paninggaran.

“Jadi, yang namanya di kampung itu banyak yang tidak menyadari bahwa kesehatan selama hamil menjadi sesuatu yang penting untuk menentukan kesehatan ibu dan anak. Oleh karena itu, kami melakukan ini selain program Posyandu rutin,” ujar Rusdiyono selaku Kepala Desa Paninggaran saat dihubungi tim VIVA.

Program ini merupakan bentuk replika dari kegiatan ronda malam dengan melibatkan partisipasi warga, sehingga setiap warga mendapat tugas untuk selalu siaga terhadap ibu hamil. Warga juga rutin  melakukan kegiatan di Posyandu atau Pusat Layanan Kesehatan Ibu dan Anak, di mana selain melakukan pendataan ibu hamil dan menyusui, juga diadakan pemeriksaan rutin, pemberian makanan tambahan, dan pendampingan serta konsultasi untuk rencana kehamilan ke depan. 

“Kita juga bantu monitoring mulai usia kehamilan empat bulan, termasuk konsultasi kepada dokter spesialis. Mereka harus pernah minimal sekali konsultasi kepada dokter kandungan. Kita upayakan juga supaya mereka pernah ikut USG, supaya tahu kondisi bayi dengan lebih akurat. Selain pendampingan ini, kita juga bantu untuk urus semua dokumen administratif, mulai dari BPJS sampai dengan yang paling terakhir akta kelahiran,” ungkap Rusdiyono.

Kegiatan Ronda Ibu Hamil ini telah mendapatkan bantuan Dana Desa, sehingga aktivitas penyelenggaraannya tidak terganggu karena persoalan pendanaan. Selain itu, Pemerintah Desa juga menyediakan fasilitas untuk keberlangsungan kegiatan, antara lain berupa transportasi dan tenaga medis.

Kemendes PDTT Gelar Upacara Tabur Bunga di Komplek Makam Pionir Transmigrasi

“Kita anggarkan awalnya dari Pendapatan Asli Desa (PAD). Namun, pada tahun 2017 kita mulai menggunakan Dana Desa. Tahun 2018, sebesar Rp13.000.000 dan tahun ini Rp18.000.000. Nah, dana tersebut digunakan untuk honor kader pendampingan, juga transportasi. Kami tidak punya ambulans, tapi warga meminjamkan mobilnya secara sukarela, jadi kami bayarkan bensin dan ongkos supir,” jelas Rusdiyono.

Dengan program ini, angka kematian ibu di Jawa Tengah telah turun sebanyak 14 persen. Capaian ini telah melebihi target dunia, sebesar 3% per tahun atau 90 per 100.000 kelahiran hidup. Selain itu, mulai tumbuh kesadaran perilaku hidup sehat bagi keluarga kurang mampu di Desa Paninggaran, terutama dari kalangan ibu hamil yang mulai rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan mengonsumsi tambahan makanan yang bergizi.

Hari Bakti Transmigrasi, Kemendes Gelar Istighotsah dan Aksi Sosial untuk Gempa Cianjur

Selain ibu hamil, para suami dan anggota keluarga lain pun turut memberikan dukungan dalam proses pendampingan kehamilan dan melahirkan. Masyarakat Desa Paninggaran juga semakin berkomitmen untuk saling mengingatkan kebersihan lingkungan desa, menjaga keamanan dan kesehatan psikologis, terutama tanggap dan siaga terhadap persoalan kesehatan ibu hamil di desa tersebut.

Mendes PDTT, Abdul Halim Iskandar

Gagas Jabatan Kades 9 Tahun, Gus Halim Bersyukur Dapat Dukungan Luas

Menurut Gus Halim, mengubah masa jabatan Kades bukanlah perkara sulit. Sebab, penambahan masa jabatan menjadi 9 tahun tidak mempengaruhi masa jabatan secara keseluruhan.

img_title
VIVA.co.id
19 Januari 2023