KRPL Kementan Hemat Pengeluaran Rumah Tangga

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi
Sumber :

VIVA – Dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Sleman Yogyakarta, Kamis 13 September 2018, Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Hendriadi mengajak masyarakat mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan dengan menanam sayuran.

Gunung Kidul Yogyakarta Diguncang Gempa, Getaran Terasa hingga Pacitan

“Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) merupakan solusi bagi pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat sekaligus efisiensi pengeluaran rumah tangga saat ini,” kata Agung.

KRPL merupakan gerakan diversifikasi pangan melalui optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan berbasis sumber daya lokal dan pelestarian sumber daya genetik melalui pengembangan Kebun Bibit Desa.

Daftar Harga Pangan 28 Maret 2024: Bawang Merah, Cabai hingga Daging Sapi Naik Lagi

Sebagai gambaran, berdasarkan data BPS yang diolah BKP, skor Pola Pangan Harapan (PPH) konsumsi sayur dan buah baru mencapai 5,4% dari 6% yang direkomendasikan. Konsumsi masyarakat saat ini masih di dominasi padi-padian, lemak, minyak, dan gula.

"Untuk meningkatkan konsumsi sayur, maka Program KRPL merupakan alternatif solusinya. Ke depan kita akan terus mengembangkan lokasi KRPL di seluruh Indonesia," tambahnya.

Menteri PPPA: Pemkab Wajo Contoh Keberhasilan Tekan Angka Perkawinan Anak

Senada dengan Agung, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Yogyakarta Arofah, mengatakan pihaknya fokus mengembangkan KRPL pada lokasi-lokasi yang dianggap kekurangan akses ekonomi untuk pemenuhan pangan.

"Jumlah KRPL di Yogyakarta sudah 150-an lokasi, sedangkan di Sleman ada sekitar 47 KRPL, dan tahun 2018 sebanyak 5 lokasi," ujar Arofah.

Menurut Arofah, sebagai bentuk keseriusan program dan dukungan untuk pengentasan rentan terhadap rawan pangan, Provinsi DIY akan menambah lokasi dari APBD di masa-masa mendatang.

Ketua atau perwakilan Kelompok Wanita Tani (KWT) Tanjung Lestari, Desa Pendowoarjo, Kecamatan Sleman, Teresia Yuliani mengungkapkan kendala yang dihadapi oleh kelompok dalam pengembangan ini.

"Pertama kami kesulitan akses air untuk bibit dan kedua lokasi pembibitan relatif tidak terlalu dekat dengan pemukiman warga," ungkap Teresia.

Menanggapi hal tersebut, Agung menyarankan agar KWT sementara menggalakkan pembibitan di pekarangan rumah karena jangkauan air lebih mudah, selain itu juga meminta menambah polibag agar kebutuhan pangan tercukupi.

"Saya lihat saat ini sudah ada 30-45 polibag di setiap pekarangan rumah. Ke depan harus ditingkatkan menjadi 75 polibag agar dampaknya lebih besar," ujar Agung.

Kepala Desa Pendowoarjo, Catur Sarjumiharta juga menyampaikan rasa syukur atas dukungan pemerintah pusat kepada warga desa atas program KRPL.

"Kami dari perangkat desa dukung penuh program KRPL ini karena sangat bermanfaat bagi warga. memang disini saat ini musim kering, tetapi warga tak menurunkan semangat menanam karena mereka butuh", kata Catur.

Agung juga menambahkan bahwa berdasarkan kajian ekonomi untuk KRPL, program ini sangat membantu ekonomi rumah tangga dalam menghemat pengeluaran Rp750 ribu hingga Rp1,2 juta/rumah tangga.

"Ini harus dilanjutkan dan dikembangkan karena manfaatnya besar," pungkas Agung.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya