Mencekam, Mesir Kerahkan Pasukan Besar-besaran Gempur Libya

VIVA Militer: Konvoi angkatan bersenjata Mesir ke Libya.
Sumber :

VIVA – Perang di Libya sepertinya belum akan berakhir meski Jenderal Khalifah Haftar sudah berada di ujung tanduk akibat mengalami banyak kekalahan dalam pertempuran melawan pasukan Pemerintah Negara Kesepakatan atau GNA.

5 Negara yang Memiliki Jet Tempur F-16 Terbanyak, Israel Kalah dari Turkiye

Sebab, secara tak terduga angkatan bersenjata Mesir tiba-tiba mengerahkan pasukan dan peralatan tempur untuk mendukung Haftar dan Tentara Nasional Libya atau LNA merebut kembali Libya.

Menurut Bulgarian Military  dikutip VIVA Militer Senin 8 Juni 2020, pasukan tempur angkatan bersenjata Mesir sudah memasuki wilayah perbatasan Libya.

10 Negara Afrika dengan Armada Pesawat Militer Terbesar Tahun 2024

Pasukan yang dikerahkan Mesir dalam jumlah yang sangat besar. Bahkan terpantai ratusan tank M1A1 Abrams buatan Amerika juga diangkut untuk perang di Libya.

Tak hanya itu, bersamaan dengan konvoi besar-besar pasukan Mesir itu juga terdeteksi ada helikopter tak dikenal yang turut masuk ke wilayah Libya. Diduga helikopter ini milik Angkatan Udara Mesir

Perjalanan Spiritual Mohamed Salah, Dari Keraguan Menjadi Inspirasi

Pengerahan pasukan besar-besar yang dilakukan angkatan bersenjata Mesir ini membuat situasi di Libya semakin mencekam. Apalagi perang besar baru saja usai pecah di beberapa kota.

Mesir mengerahkan pasukan ke Libya sebagai perwujudan janji pemerintah Mesir yang telah menyatakan akan melindungi saudara-saudara mereka di Libya.

Bulan Mei lalu Mesir sudah mengeluarkan ultimatum kepada Turki atas pengiriman tentara bayaran dari Suriah ke Libya untuk mendukung GNA melawan LNA.

Mesir juga sempat mengajukan gencatan senjata di Libya untuk menuntaskan perang sipil antara GNA dan LNA, sedianya perundingan gencatan senjata akan dilangsungkan hari ini 8 Juni 2020.

Perang saudara di Libya terjadi antara pendukung GNA yang dipimpin Perdana Menteri Fayez Saraj dan pemerintah timur yang dipimpin Abdullah Abdurrahaman at-Thani melawan komandan Tentara Nasional Libya, Khalifa Haftar. Namun perang semakin sengit ketika Turki ikut membantu GNA dan Rusia beserta Mesir membantu LNA.

Baca: Ruh Pangeran Sambernyawa Dalam Operasi Prajurit Kostrad TNI

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya