Turki Tolak Tawaran Mesir untuk Gencatan Senjata di Libya

VIVA Militer: Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan
Sumber :
  • EUobserver

VIVA – Perang Libya antara pasukan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang didukung Turki dengan Tentara Nasional Libya (LNA) yang dikomandoi oleh Khalifa Haftar sepertinya tidak akan pernah berakhir. 

Pasalnya, usulan gencatan senjata di Libya yang ditawarkan oleh Pemerintah Mesir dengan mengatasnamakan pasukan LNA pekan lalu ditolak mentah-mentah oleh Turki sebagai rekan koalisi Perdana Menteri GNA Libya, Fayez al-Serraj.  

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada hari Rabu, 10 Juni 2020 menyampaikan, pihaknya menolak proposal gencatan senjata yang disampaikan oleh Mesir untuk Libya. Menurut Cavusoglu, ajakan gencatan senjata yang ditawarkan oleh Mesir itu hanya bertujuan untuk menyelamatkan komandan militer pembangkang, Khalifa Haftar yang sebentar lagi akan menerima kekalahan dari pasukan GNA dan Turki.

"Upaya gencatan senjata di Kairo masih mati. Jika gencatan senjata ditandatangani, itu harus dilakukan di sebuah platform yang menyatukan semua orang. Panggilan gencatan senjata untuk menyelamatkan Haftar tampaknya tidak tulus atau dapat dipercaya bagi kita," kata Cavusoglu dikutip VIVA Militer dari Al-Jazeera News, Kamis, 11 Juni 2020.

Untuk diketahui, pembahasan tentang gencatan senjata di Libya minggu lalu sangat masif dilakukan oleh Pemerintah Mesir. Pembahasan itu dilakukan setelah pemimpin nomer satu Singa LNA, Khalifa Haftar terbang ke Mesir untuk membahas perkembangan terkini di Libya setelah pasukan LNA menerima serangkaian serangan dari militer kesepakatan nasional (GNA) yang didukung oleh militer Turki satu bulan terakhir ini. 

VIVA Militer: Perdana Menteri GNA, Fayez al-Sarra dan Presidem Turki

Pada saat bersamaan, Perdana Menteri Libya Fayez Al-Serraj juga mengunjungi Ankara dan bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membahas tentang kerja sama eksplorasi minyak di laut Mediterania timur yang rencananya akan dimulai akhir tahun ini. 

Dalam pertemua tersebut, Erdogan menegaskan akan mendukung pemerintahan Libya yang diakui oleh PBB, yaitu GNA untuk menghadapi pemberontak LNA pimpinan Khalifa Haftar yang didukung oleh Rusia, UEA, dan Mesir. 

10 Negara Afrika dengan Armada Pesawat Militer Terbesar Tahun 2024

Selain itu, konflik antara militer GNA dan Singa LNA satu bulan terakhir ini terus menggeliat. Militer GNA dan Turki telah berhasil memukul mundur pasukan LNA dan Rusia dari beberapa titik-titik pertahanan strategis mereka di Libya Timur. Bahkan, pasukan GNA dan Turki juga berhasil mengusir paksa pasukan Khalifa Haftar dan tentara bayaran Rusia dari Bandara Internasional Tripoli yang sempat dikuasai mereka pekan lalu.   

Baca : Ini Alasan Turki Mati-matian Dukung Pasukan GNA Lawan Rusia di Libya

Perjalanan Spiritual Mohamed Salah, Dari Keraguan Menjadi Inspirasi
Maroko

Maroko Masuk dalam 5 Besar Negara Terkaya di Afrika

Maroko kembali menempati posisi dalam pasar kekayaan “5 Besar” di Afrika pada tahun 2023, menurut laporan tahunan dari perusahaan konsultan Henley and Partners (H&P).

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024