Gawat, Pertahanan Indonesia 'Terancam' dari Australia

VIVA Militer : Kapal Induk Australia HMAS Canberra
Sumber :
  • twitter.com

VIVA – Rencana pemerintah Australia ingin meningkatkan sistem pertahanan atau kemampuan militer dalam kurun waktu sepuluh tahun ke depan tentu tidak dapat dipandang sebelah mata.

Sebagai salah satu negara binaan Amerika Serikat (AS) di wilayah Indo-Pasifik memang Australia akhir-akhir ini kerap bersitegang dengan China, sehingga wajar ketika Perdana Menteri Australia Scott Morrison berambisi ingin meningkatkan sistem pertahanannya ke depan untuk menghadapi hegemoni China yang juga musuh bebuyutan Amerika Serikat (AS) di wilayah Indo-Pasifik.

Tapi jangan lupa, langkah strategis Australia itu tentu harus diperhitungkan benar-benar oleh Indonesia. Indonesia sebagai salah satu negara yang berbatasan langsung dengan Australia harus mengambil langkah strategis agar tidak terancam dengan rencana Australia menguasai wilayah Indo-Pasifik tersebut. Karena kalau Indonesia lengah, tidak menutup kemungkinan Australia akan menjadi ancaman keamanan baru bagi Indonesia.

VIVA Militer mencoba mengulas kekuatan militer Australia sebagai perbandingan untuk kemampuan pertahanan militer Indonesia. Menurut data Global Fire Power 2020, saat ini ranking sistem pertahanan dan keamanan Indonesia berada di atas Australia dengan menduduki peringkat 16 dari 138 negara-negara dunia. Sementara, Australia menduduki peringkat ke 19.

Namun dengan rencana Australia akan mengalokasikan anggaran pertahanan sebesar 270 miliar dolar Australia atau 186.5 miliar dolar AS atau setara dengan Rp2.69 kuadriliun, maka sangat memungkinkan Indonesia akan tertinggal jauh oleh Australia di masa mendatang walaupun saat ini TNI merajai kekuatan militer Asia Tenggara.

Jet F/A-18 Super Hornet Australia, kawal 4 Sukhoi Su-27 dan Su-30 Indonesia

Saat ini total armada udara atau pesawat yang memperkuat Angkatan Udara Australia tercatat sebanyak 464 unit. Jumlah itu lebih unggul tipis jika dibandingkan jumlah pesawat yang dimiliki oleh Indonesia, yaitu 462 unit.

Pesawat tempur yang memperkuat pertahanan udara Australia diantaranya: 82 unit pesawat jet sekelas F-15. 6 unit pesawat serangan darat sekelas Fencer' Sukhoi Su-24 Rusia, American Lockheed Martin F-35 'Lightning II', bomber Boeing B-52, Super Tucano EMB-314 Brasil, dan platform loitering khusus seperti AC-130 'Specter'. 38 unit pesawat pengangkut militer sekelas Boeing C-17 'Globemaster III', Airbus CN-235, and Cessna 208. 174 unit pesawat latih. 31 pesawat misi khusus sekelas Airborne Early Warning (AEW), Pesawat Patroli Maritim (MPA), dan platform Electronic Warfare (EW). 133 unit helikopter sekelas Mi-17 Rusia dan Black Hawk UH-60, dan 22 unit helikopter serang sekelas Guardian AH-64 Apache, Eurocopter Tiger dan Kamov Ka-52 Alligator atau Mi-28. 

Kekuatan Penuh, 2 Kapal Perang TNI Hadapi Armada Tempur Australia

Sementara, 462 unit pesawat yang dapat mendukung Angkatan Udara Indonesia, diantaranya adalah: 41 unit pesawat jet tempur sekelas F-15. 39 unit pesawat serang sekelas Fencer' Sukhoi Su-24 Rusia, American Lockheed Martin F-35 'Lightning II', bomber Boeing B-52, Super Tucano EMB-314 Brasil, dan platform loitering khusus seperti AC-130 'Specter'. 54 unit pesawat pengangkut militer sekelas Boeing C-17 'Globemaster III', Airbus CN-235, and Cessna 208. 109 unit pesawat latih. 5 unit pesawat misi khusus sekelas Airborne Early Warning (AEW), Pesawat Patroli Maritim (MPA), dan platform Electronic Warfare (EW). 177 unit helikopter sekelas Mi-17 Rusia dan Black Hawk UH-60. 16 unit helikopter serang sekelas Guardian AH-64 Apache, Eurocopter Tiger dan Kamov Ka-52 Alligator atau Mi-28. 

VIVA Militer : Angkatan Darat Australia

Ini Sosok Mengerikan Kapal Induk Tentara Australia yang Masuk Jakarta

Sementara, untuk kekuatan dalam pertempuran di darat, Indonesia bisa dikatakan unggul tipis dibandingkan Australia. 

Indonesia memiliki 313 unit Tank tempur, sementara Australia hanya memiliki 59 unit Tank. Kemudian, untuk kendaraan tempur jenis Anoa atau sekelas AFV/APC, Indonesia memiliki 1.178 unit, sementara Australia memiliki lebih banyak yaitu, 3.051 unit. 

Kapal Induk Angkatan Laut Australia Mendadak Masuk Jakarta, Ada Apa?

Kemudian untuk system Self-Prolled Artillery, Indonesia memiliki 153 unit. Sementara Australia belum memiliki senjata artillery jenis ini. Untuk Field Artillery yang memiliki kemampuan menembak dengan menggunakan kaliber besar, Indonesia memiliki 366 unit Field Artillery, sementara Australia memiliki hanya memiliki 54 unit. Kemudian Rocket Projectors, Indonesia telah memiliki 36 unit rocket projector, sementara Australia belum memiliki senjata jenis ini. 

VIVA Militer: Kapal Perang Australia HMAS Parramatta.

Kemudian, untuk kekuatan pertahanan di laut, Australia pun dapat diakui lebih unggul dibandingkan Indonesia. Keunggulan utama Australia adalah mereka sudah memiliki dua unit kapal induk yang dapat menampung armada tempur udaranya di atas laut. 

Kemudian, Australia memiliki 6 unit kapal selam untuk menjaga wilayah perairannya, sementara Indonesia baru memiliki 5 unit kapal selam, padahal wilayah perairan Indonesia jauh lebih luas dibandingkan Australia. Selain itu, Australia juga sudah memiliki 2 unit kapal perang destroyers yang memiliki kemampuan menghancurkan musuh baik di laut maupun di udara. Sementara Indonesia belum memiliki kapal perang jenis itu. 

Namun, Indonesia unggul dengan memiliki 10 unit kapal perang penjelajah atau Mine Warfare, sementara Australia hanya memiliki 6 unit Mine Warfare. Selain itu, keunggulan yang sangat mencolok juga terjadi pada jumlah kapal patroli pantai, Indonesia tercatat memiliki 156 kapal patroli pantai, sementara Australia hanya memiliki 13 unit kapal patroli.  

Sangat jelas bukan, perbandingan kekuatan sistem pertahanan kita saat ini jika dibandingkan dengan Australia seperti apa. Dalam kurun sepuluh tahun ke depan, jika Indonesia merasa sudah cukup puas dengan sistem pertahanan yang hari ini ada, maka Indonesia sudah dapat dipastikan Indonesia terancam tertinggal jauh dari Australia. 

Baca : Australia Mau Bikin Rudal Jarak Jauh, Dana Militer Dilambungkan

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya