Geger, Partai Komunis China dalam Ancaman Pemberontakan Mantan Tentara

VIVA Militer: Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA)
Sumber :
  • Ministry of National Defense of the People's Republic of China

VIVA – Punya ambisi menjadi salah satu kekuatan besar dunia, China justru mendapat ancaman dari dalam negaranya sendiri. Sebuah pernyataan muncul dari mantan pembelot yang disebut juga adalah veteran Tentara Pembebasan China (PLA), yang mengancam Partai Komunis China (CPC) dan Presiden Xi Jinping.

Mobil MPV Baru Ini Disebut Senyaman Rolls-Royce

Seperti yang diketahui, saat ini tentara China kerap pamer kekuatan dan menunjukkannya kepada dunia. Aksi China ini membuat gerah kutub kekuatan militer dunia lainnya, Amerika Serikat (AS). Di sisi lain, tentara China juga terlibat bentrok dengan pasukan Angkatan Bersenjata India (BSS) di wilayah perbatasan.

VIVA Militer: Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) di perbatasan China-India

China Serang Balik Kritikan Amerika Serikat soal Produksi Mobil Listrik yang Berlebihan

Ambisi Partai Komunis China dan Xi Jinping, ternyata tak hanya mendapat respons keras dari Amerika dan sekutunya. Menurut laporan Big News Network, seseorang bernama Jianli Yang, membeberkan kekecewaan jutaan mantan personel Tentara Pembebasan Rakyat China. 

Dalam pernyataannya, Jianli menegaskan bahwa jutaan mantan tentara China punya kekuatan yang sangat besar jika bersatu untuk melawan pemerintah Xi Jinping. 

China Krisis Kelebihan Pasokan Produk

Kemarahan mantan tentara China ini bukan tanpa alasan menurut Jianli. Tangan besi pemerintah yang egois dan tidak memperhatikan nasib para pasukan PLA, menghimpun kemarahan jutaan veteran.

"PLA telah lama menjadi pilar utama kekuatan Partai Komunis China. Jika sentimen dari kader PLA yang terluka (kecewa), mereka akan berkumpul bersama jutaan veteran lainnya yang tidak puas. Mereka bisa membentuk kekuatan yang tangguh dan mampu menentang kepemimpinan Xi (Jinping)," ujar Jianli dilansir Washington Post.

VIVA Militer: Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA)

"Secara signifikan, kepemimpinan Partai Komunis China tidak bisa menghentikan potensi veteran untuk melancarkan anti-rezim secara kolektif dan bersenjata. Oleh sebab itulah protes para veteran terus berlanjut. Meskipun, ada tekanan koersif yang signifikan serta langkah birokrasi, itu justru menjadi kecemasan yang kuat yang ditunjukkan Xi Jinping dan kepemimpinan CPC," katanya.

Penjelasan Jianli memperkuat fakta bahwa, ada kekecewaan juga dari keluarga tentara China yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan India bulan lalu. Jika India mengonfirmasi ada 20 tentaranya yang tewas, China sampai saat ini tidak membuka data korban jiwa dari pihaknya.

Hal ini yang menimbulkan kemarahan dari keluarga tentara China yang sama sekali belum mendapat kabar soal nasib keluarganya, pasca bentrokan maut di Lembah Galwan, Ladakh.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya