Wajah Tanpa Dosa Tentara Amerika Saat Jatuhkan Bom di Hiroshima

VIVA Militer: Ledakan bom atom militer Amerika Serikat di Hiroshima
Sumber :
  • Time Magazine

VIVA – Tak perlu disangkal lagi, serangan bom atom yang dijatuhkan militer Amerika Serikat (AS) di dua kota Jepang, Hiroshima dan Nagasaki, adalah salah satu bencana terdahsyat di muka bumi. Ratusan ribu orang kehilangan nyawa dan cacat seumur hidup. 

Jokowi Tegaskan Freeport Bukan Milik Amerika Lagi, tapi Indonesia

Mengenang peristiwa berdarah 75 tahun silam yang menewaskan yang menewaskan 140 ribu orang di Hiroshima, VIVA Militer ingin menunjukkan detik-detik pesawat pembom B-29 Stratofortress Angkatan Udara AS (US Air Forces), menjatuhkan bom atom yang dikenal dengan nama "Little Boy" atau dalam Bahasa Indonesia "Anak Kecil".

Sejumlah video menunjukkan persiapan, aksi, hingga prosesi penghargaan pasca operasi peboman pasukan Angkatan Udara AS di North Filed, Tinian, Kepulauan Mariana. Seluruh video diunggah oleh akun Instagram dengan nama The World Wars

Edi Purwanto Paparkan Kinerja DPRD Jambi di Hadapan Wakil Konsul AS

Dalam keterangannya persiapan dimulai 5-6 Agustus 1945. Video itu menunjukkan saat-saat di mana pesawat pembom B-29 Stratofortress dipasangi bom atom Little Boy, sebelum pada akhirnya berangkat ke Hiroshima dan menghancurkan kota yang merupakan tempat vital bagi militer Jepang.

VIVA MiliterL Pesawat pembom B-29 Stratofortress Angkatan Udara AS

AS Tuntut 7 Warga China atas Peretasan Jahat yang Disponsori Negara

Menurut laporan yang diperoleh VIVA Militer dari Nuclear Age Peace Foundation, Hiroshima dijadikan sasaran pemboman lantaran di sana terdapat pangkalan pasokan dan logistik militer Jepang. Selain itu, Hiroshima juga merupakan pelabuhan utama dan area berkumpulnya pasukan Jepang.

Misi pemboman kota Hiroshima berada di bawah Komandan Komando Strategis Angkatan Udara AS di Pasifik, Jenderal Carl Spaatz. Sementara itu, pesawat B-29 Stratofortress yang membawa dan menjatuhkan bom atom Little Boy dikendarai oleh pilot, Kolonel Paul Tibbets. Tak hanya Tibbets dan B-29 Stratofortress.

Dalam laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari The Atomic Heritage Foundation, ada enam pesawat lainnya yang mendukung Tibbets dan juga berjenis B-29 Stratofortress.

Ada tiga kapal intai dengan jenis sama, yang diberi nama Straight Flush, Jabit III, dan Full House. Sementara itu, tiga pesawat lainnya memiliki tugas khusus sebagai pengukur ledakan, The Great Artist, observasi foto, Necessary Evil, dan persiapan serangan, Top Secret.

VIVA Militer: Pilot Angkatan Udara AS yang ikut dalam operasi bom di Hiroshima

Menurut pantauan VIVA Militer, para pilot ini tampak tenang saat berangkat dari North Field, Tinian, menuju Hiroshima. Tak ada wajah takut dan berdosa meskipun misi yang dilakukan mengakibatkan korban jiwa dalam jumlah masif.

Buktinya, Tibbets yang memiliki peran penting dalam pemboman Hiroshima mengaku sama sekali tak menyesal atas tindakannya. Sebagai prajurit, Tibbets malah bangga mampu menjalankan tugasnya dengan sempurna walaupun ia juga tahu banyak nyawa yang hilang akibat tindakannya/

"Saya bangga bisa memulainya dari nol, merencanakan, dan melakukan pekerjaan sesempurna dari sebelumnya. Saya tidur nyenyak setiap malam. Saya tahu (apa yang harus dilakukan) saat saya mendapatkan tugas," ujar Tibbets dikutip VIVA Militer dari BBC.

"Kami punya perasaan, tetapi kami harus menaruh perasaan itu di belakang kami. Kami tahu itu akan membunuh manusia di kanan dan kiri. Tetapi, yang mendorong saya adalah melakukan pekerjaan terbaik yang saya bisa, sehingga kami bisa mengakhiri pembunuhan secepat mungkin," katanya bunyi pernyataan Tibbets dalam buku "Still No regrets for Frail Enola Gay Pilot" karya Mike Harden 2005.

VIVA Militer: Pilot AS yang menjatuhkan bom Hiroshima, Kolonel Paul Tibbets

Setelah menjalankan operasi pengeboman Hiroshima, Tibbets dianugerahi tanda jasa Distinguished Service Cross (Kehormatan Lintas Layanan), yang disematkan langsung oleh Jenderal Spaatz, saat ia mendarat di North Field. 

BACA: Bukti Terbongkar Lagi, Militer China Kekurangan Pilot Jet Tempur

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya