Mesir Bisa Picu Perang Besar Turki dan Yunani di Mediterania

VIVA Militer: Kapal perang Turki mengawal ketat kapal seismik Oruc Reis.
Sumber :

VIVA – Perang besar diprediksi bakal pecah di Laut Mediterania Timur jika tiba-tiba saja Mesir turut mengerahkan militernya ke perairan itu dan ikut campur dalam masalah sengketa wilayah antara Turki dan Yunani.

Prediksi itu diutarakan Kepala Divisi Peneliti Timur Tengah dan Afrika dari Institut Jerman untuk Urusan Internasional dan Keamanan (SWP), Stephan Roll dikutip VIVA Militer dari DW, Rabu 12 Agustus 2020.

Menurut Roll, kehadiran Mesir dalam kondisi ketegangan tinggi di Mediterinia bisa memicu terjadi perang besar karena banyak faktor penting selain hanya permasalahan pengeboran minyak dan gas yang akan dilakukan Turki.

Roll mengatakan, Turki dan Mesir memiliki kisah perselisihan yang rentan memicu perang besar. Yang terbaru ialah masalah keterlibatan Turki dalam perang saudara di Libya. Di konflik itu, Mesir bahkan telah mengerahkan pasukannya untuk memerangi pasukan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang didukung Turki.

Nah kisah perselisihan Turki dan Mesir yang paling membekas ialah terkait kudeta Mesir. "Ini kembali ke kudeta militer 2013 di Mesir, yang menargetkan Ikhwanul Muslimin yang berkuasa," kata Roll.

Kala itu kata dia, Kairo menuduh Turki mendukung Ikhwanul Muslimin. "Dan itu benar. Banyak anggota senior Ikhwanul Muslimin berada di pengasingan di Turki. Kepemimpinan Mesir merasa sangat terancam oleh Turki, yang dituduh merencanakan kudeta balasan," ujar Roll.

VIVA Militer: Kapal perang Angkatan Laut Yunani.

Sebenarnya dalam sengketa wilayah Mediterania Timur, Mesir terlibat langsung. Hanya saja ketika keterlibatannya baru sebatas ikut menyetujui perjanjian masalah batas wilayah Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) dengan Yunani.

Merinding, Isi Pesan Terakhir Raja Aibon ke Pasukan Tengkorak Sebelum Tinggalkan Kostrad TNI

Namun hingga detik ini Mesir tak mengerahkan pasukannya seperti yang dilakukan Turki dan Yunani ke Laut Mediterania Timur.

Ketegangan di Laut Mediterania Timur memuncak setelah Turki memutuskan melanjutkan eksplorasi survei seismik yang digagas Stasiun Antalya Navtex di selatan dan timur Pulau Kastellorizo Yunani. Proyek ini sempat ditunda Turki karena adanya tentangan dari Yunani terkait kesepakatan pada ZEE.

2 Transgender Thailand Mencari Pembebasan dari Dinas Wajib Militer

Malah Turki mendadak mengerahkan kapal-kapal perangnya ke Laut Mediterania menyusul adanya kesepakatan antara Yunani dan Mesir terkait ZEE. Turki tak terima atas kesepakatan itu dan menggelar latihan perang dengan sandi operasi NAVTEX.

Dan yang terbaru, Turki sengaja menantang Angkatan Bersenjata Yunani dengan menyebarkan foto-foto penampakan kapal eksplorasi seismik Oruc Reis yang sudah beroperasi lagi di Laut Mediterania. Namun, Kapal Oruc Reis berlayar dalam pengawalan ketat kapal-kapal perang militer Turki.

Ternyata Ada 3 Tentara Wanita Malaysia yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter

Sementara itu, situasi di Laut Mediterania Timur mencekam. Kapal-kapal perang Yunani terus mengawasi pergerakan Kapal Oruc Reis dan rombongan kapal perang Turki. Jarak armada perang kedua negara juga sangat dekat dan rentan terjadi konfrontasi senjata.

Baca: LCS Tegang, Taiwan Nekat Kerahkan Marinir Lawan Tentara China

PM Israel Benyamin Netanyahu bersama Batalion khusus Netzah Yehuda

Sepak Terjang Netzah Yehuda, Batalion Tempur Israel yang 'Digebuk' AS

Netzah Yehuda merupakan salah satu empat batalion yang membentuk brigade infanteri Kfir. Batalyon tersebut sebagian besar beroperasi di Tepi Barat yang dikirim berperang.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024