Pasok Senjata Taliban, Rusia dan Iran Biang Kerok Perang Afghanistan

VIVA Militer: Kelompok milisi Taliban Afghanistan
Sumber :
  • New York Times

VIVA – Perdamaian yang menjadi mimpi Amerika Serikat (AS), Afghanistan, dan kelompok Taliban belum juga menjadi kenyataan. Pasalnya, sejumlah pihak anti-AS masih terus menghembuskan angin peperangan kepada Taliban. Amerika meyakini bahwa ada campur tangan Rusia dan Iran di balik perlawanan Taliban yang tak kunjung henti.

Rusia Sebut AS Buru-buru Tuduh ISIS Atas Serangan Gedung Konser di Moskow

Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari New York Times, Amerika dan Taliban sepakat untuk menandatangani perjanjian damai pada 20 Februari 2020 lalu.

Dalam perjanjian itu, Amerika bersedia menarik sejumlah besar pasukannya dari Afghanistan. Sementara itu, pemerintah Afghanistan akan membebaskan ribuan tahanan Taliban.

Jokowi Tegaskan Freeport Bukan Milik Amerika Lagi, tapi Indonesia

Akan tetapi, Taliban belum juga puas usai penandatanganan perjanjian itu. Kelompok pemberontak Afghanistan ini menginginkan agar AS menarik seluruh pasukannya, tanpa sisa. Di sisi lain, keinginan Taliban itu mendapat dukungan dari Rusia dan Iran yang memang merupakan seteru Amerika. 

Dalam laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari Washington Post, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, dengan tegas menyatakan bahwa ada dugaan bahwa Rusia telah mempersenjatai Taliban dan juga mengiming-imingi pembunuh bayaran untuk melakukan pembunuhan terhadap pasukan militer Amerika di Afghanistan.

Edi Purwanto Paparkan Kinerja DPRD Jambi di Hadapan Wakil Konsul AS

Pompeo dengan tegas mengancam bahwa AS akan mengambil tindakan tegas terkait hal itu. Ia mengklaim bahwa pernyataan ini ditunjukkan kepada Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.

"Jika Rusia menawarkan uang untuk membunuh warga negara Amerika, atau orang Barat lainnya, akan ada harga yang sangat mahal untuk dibayar. Itulah yang saya ucapkan dengan Menteri Luar Negeri Lavrov," ujar Pompeo. 

Di sisi lain, ternyata Iran juga diduga telah melakukan penyelundupan sejumlah senjata untuk mendukung gerakan Taliban. Keterlibatan Iran dinyatakan langsung oleh seorang diplomat AS keturunan Afghanistan, Zalmay Khalilzad. Khalilzad yang juga merupakan perwakilan AS untuk Rekonsiliasi Afghanistan, menyalahkan Iran akibat campur tangannya.

"Iran belum memberikan dukungan sebagaimana mestinya, dalam upaya mencapai negosiasi intra-Afghanistan dan penyelesaian sebagian besar (konflik) di Afghanistan, karena hubungan kami dengan mereka," kata Khalilzad dinukil VIVA Militer dari 1TVNews.af.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya