Amerika Ingin Jual Senjata ke Taiwan, China Marah Besar

VIVA Militer: Armada Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAN)
Sumber :
  • gCaptain

VIVA – Ketegangan antara Beijing dengan Amerika Serikat (AS) terus terjadi di Laut China Selatan. Upaya Amerika untuk meruntuhkan dominasi China di negara-negara tetangga China, khususnya Taiwan disikapi sinish oleh Presiden China Xi Jinping. 

Jokowi Tegaskan Freeport Bukan Milik Amerika Lagi, tapi Indonesia

Awal pekan lalu, Departemaan Luar Negeri AS mengumumkan akan mengirim Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Pertumbuhan Ekonomi, Energi, dan Lingkungan, Keith Krach ke Taiwan dalam rangka membangun kerjasama ekonomi antara Taiwan dan Washington, sekaligus menghadiri upacara peringatan mantan pemimpin politik Taiwan Lee Teng-hui.

Rencana kedatangan diplomat senior AS itu ditentang keras oleh Beijing. Kementerian Luar Negeri China (MOFA) menilai kunjungan diplomat AS itu telah melanggar prinsip satu-China dan tiga Komunike gabungan China-AS. 

Israel Gempur RS Al-Shifa Gaza, 200 Warga Palestina Tewas

Bahkan, beredar kabar bahwa kedatangan Wakil Menteri Luar Negeri AS, Keith Krach ke Taiwan itu dilakukan dalam rangka melancarkan rencana besar AS dalam menjual tujuh sistem senjata utama ke AS.

VIVA Militer: Armada tempur Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China

29 Pati TNI Naik Pangkat Satu Tingkat Lebih Tinggi, Ini Daftar Namanya

Beijing sepertinya tidak akan tinggal diam dengan rencana AS untuk masuk ke negara tetangganya itu. Bahkan Beijing menegaskan, bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan latihan militer di dekat selat Taiwan sebagai simbol bahwa Taiwan merupakan bagian dari integritas teritorial China dan AS tidak bisa masuk ke Taiwan dengan semena-mena.

"Kami sedang melakukan latihan militer di dekat Selat Taiwan, dengan alasan kebutuhan untuk menjaga kedaulatan dan integritas teritorial kami," kata otoritas China dikutip VIVA Militer dari Sputnik News, Jum'at, 18 September 2020.

Tidak hanya itu, China menuding rencana masuknya AS ke Taiwan sebagai pintu masuk bagi mayoritas negara bagian atau sekutu AS lainnya ke Taiwan. Menurut China, AS tidak mengakui Taiwan sebagai entitas independen dan berpegang pada kebijakan "Satu China". Sehingga AS telah berhasil mempertahankan hubungan informal dengan Taiwan, meski memutuskan hubungan diplomatik dengan pulau itu pada 1979.

Baca juga : Kisah Jenderal TNI Bertangan Satu Kena Granat Lalu Dilantik Jadi KSAD

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya