Tentara Indonesia Berhasil Bikin Milisi Bersenjata di Kongo Bertobat

VIVA Militer: Satgas Indonesia RDB 39B di Kongo 
Sumber :
  • Instagram Puspen TNI

VIVA – Sebuah hal tak terduga terjadi di Kongo. Milisi bersenjata yang terkenal sadis tiba-tiba bertobat dan menyerahkan diri ke prajurit Tentara Nasional Indonesia yang bertugas dalam Satgas Kontingen Garuda (Konga).

Satgas Yonif 623/BWU TNI AD Gandeng Chef Bobon Gelar Makan Makan Besar di Daerah Rawan Papua

Milisi bersenjata itu berasal dari kelompok bernama Aleluya, mereka menyerahkan diri bersama pucuk pimpinannya yakni Mr Aleluya.

Tak cuma itu, kelompok milisi ini juga menyerahkan senjata perang yang biasa mereka gunakan ke prajurit TNI.

Meriahkan Lebaran, KSAD Jenderal Maruli Hadiri Open House di Rumah Dinas Pangkostrad

Penyerahan diri itu langsung di Komandan TNI Konga XXXIX-B Rapid Deployable Battalion (RDB) Mission de lOrganisation des Nations Unies pour La Stabilisation en République Démocratique du Congo (MONUSCO)Kolonel Inf. Daniel Lumbanraja.

Ada 16 orang milisi dari kelompok Aleluya yang menyerahkan diri. Selain itu mereka juga turut menyerahkan 12 pucuk senjata api jenis AK-47.

Panglima TNI Tunjuk Jenderal Berdarah Timor Leste Jadi Danrem 151/Binaiya Ambon, Ini Profilnya

Selain itu di Desa Katanga dan TNI juga menerima sepucuk senjata api yang diserahkan seorang anggota kelompok milisi lainnya bernama Khisimbi, senjata yang diserahkan jenis FAL.

VIVA Militer: Satgas Indonesia RDB 39B di Kongo 

Dilansir VIVA Militer dari akun Instagram resmi Puspen TNI Rabu 3 Juni 2020, penyerahan diri beserta dengan senjata api berlangsung di desa Mboka, Provinsi Tanganyika, Republik Demokratik Kongo.

Tim gerak cepat Satgas Indo RDB yang dipimpin olDanki D Combat Operation Base (COB) tergabung dalam Satuan Tugas Kongo dan tim Cimic berhasil mengajak kelompok Aleluya untuk bertobat menyerahkan diri dengan keinginan kembali bergabung menjadi masyarakat biasa.

Satgas Kongo yang dipimpin Mayor Inf Vijaya melakukan pendekatan persuasif dan memberikan pengertian kepada warga yang awalnya hidup berkelompok dengan mata pencaharian tidak menentu. Sehingga mereka sering sekali melakukan rampok atau begal.

Untuk itu tim Cimic yang dipimpin oleh  Lettu Inf. Yose dan Satgas Kongo melakukan pendekatan persuasif agar masyarakat mengerti bahwa tindakan mereka selama ini merugikan orang lain. Operasi gerak cepat yang digelar Satgas Kongo dan tim Cimic meliputi wilayah Axis Bendera, Katanga dan Lambo Katenga, Republik Demokratik Kongo.

Baca:Marinir Pertajam Naluri Perang Kendaraan Tempur Amfibi

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya