Kisah Jenderal TNI Bersekongkol dengan China Pasok Senjata Demi NKRI

VIVA Militer: Mayor Jenderal TNI Dokter Adnan Kapau Gani
Sumber :

VIVA – Ketika Belanda menyerah kepada Jepang, kini giliran Negeri Sakura itu menguasai Indonesia. Saat Jepang memerintah, Adnan Kapau Gani pernah dipenjarakan selama satu tahun. Alasannya adalah karena sikap politiknya yang anti fasisme.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Tapi berkat campur tangan Presiden Soekarno saat itu, Ganipun akhirnya dibebaskan. Setelah dipenjara, Jepang justru mengangkat pria kelahiran tahun 1905 itu menjadi anggota Sumatera Chuo Sangi In (saat ini seperti dewan perwakilan). 

Menurut catatan sejarah yang dihimpun VIVA Militer Jumat 18 September 2020, pada masa awal revolusi, Gani ternyata aktif mengadakan barter (saat itu Belanda menyebutkan sebagai penyelundupan). Aksi barter inipun dilakukan dengan negara-negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia.

TNI Pasti Profesional Tangani Kasus Oknum Diduga Aniaya Anggota KKB Papua

Lalu dari hasil barter itu, ia berhasil memasok berbagai keperluan pemerintah. Terutama adalah senjata. Ketika melakukan barter, Gani diketahui bersekongkol dengan orang-orang China yang sedang melakukan perdagangan.

Dan berkat kerjasama dengan para pedagang China itu, Gani bisa dengan mudah memasok keperluan senjata perang untuk pemerintah.

Israel Gempur RS Al-Shifa Gaza, 200 Warga Palestina Tewas

Dan hebatnya Gani, ternyata ia memiliki jabatan penting dalam pemerintahan pusat. Pantas saja, ia banyak mengetahui apa yang sangat dibutuhkan pemerintah.

Karena perannya yang begitu besar atas Indonesia, pada bulan Januari 1947 dibentuklah Planning Board atau Dewan Perancang yang memiliki tugas untuk menyusun rencana pembangunan di Indonesia.

Posisinya dalam Dewan Perancang adalah sebagai ketua. Akan tetapi Planning Board yang dipimpinnya itu, berkembang menjadi Panitia Pemikir Siasat Ekonomi. Dalam organisasi ini, Gani menduduki jabatan sebagai wakil. Sementara wakil Presiden Muhammad Hatta sebagai ketuanya.

Meski menjabat sebagai wakil Panitia Pemikir Siasat Ekonomi, pria asal Sumatera Selatan itu masih memegang jabatan dalam Kabinet Amir Syarifuddin sebagai Menteri Kemakmuran. Tidak hanya itu, ia juga diketahui berperan aktif dalam perundingan Belanda.

Gani ikut serta dalam perundingan itu, hingga akhirnya Belanda menandatangani Perjanjian Linggarjati pada tanggal 25 Maret 1947. Jabatan terakhir dalam jajaran pemerintahan yang dijabat Gani adalah sebagai Menteri Perhubungan.

Meski sibuk dengan keaktifannya di bidang pemerintah, ternyata Gani tetap membuka praktek dokter. Hal ini dilakukannya karena ia sangat ingin membantu dan menolong rakyat yang sakit. 

Pada tanggal 23 Desember 1968, dokter Adnan Kapau Gani meninggal dunia di tanah kelahirannya Palembang. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Ksatria, Bukit Siguntang Palembang.

Atas jasa-jasa dan perannya baik dalam masa kemerdekaan maupun setelah kemerdekaan, pemerintah Republik Indonesia menganugerahinya gelar Pahlawan Nasional. Akhirnya, dokter yang berpangkat Mayor Jenderal ini menjadi Pahlawan Nasional pada tanggal 6 November 2007.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya