Wahyu Aditya Menggebrak Industri Kreatif Indonesia

Hello Motion Academy
Sumber :
  • U-Report
VIVA.co.id
Edu House Rayakan Harlah ke-8
- Bermula dari hobi menggambar di kertas lalu ke dinding sekolah, kini Wahyu Aditya atau lebih akrab dipanggil Wadit memiliki sekolah animasi pertama di Jakarta. Berawal dari kegemarannya menggambar di kertas HVS sejak di bangku SD, pria asal Malang ini memulai kariernya di industri kreatif Indonesia.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Selain menggambar, Wadit gemar menonton film. Sehingga dari kedua hobinya ini, ia bisa menggebrak industri kreatif Indonesia melalui animasi yang dinilai masih jauh dari standar dan kurang dihargai.
Sensasi Keripik Rasa Paru dari Daun Singkong


Setelah menyelesaikan kuliahnya di KvB Institute of Technology, Sydney, Australia, jurusan Interactive Multimedia, Wahyu Aditya terinspirasi untuk membuat sekolah animasi di Indonesia. Berbekal pengalamannya bekerja di salah satu TV swasta dan pendidikan yang didapatkan selama di Sydney, Wadit menyusun kurikulum untuk sekolah animasinya.


Hingga pada tahun 2004, Hello Motion Academy resmi dibuka. Di sekolah tersebut, Wadit mengungkapkan bahwa ia ingin melebarkan sepak terjang animator atau kreator Indonesia yang tangguh.


Tentu saja tak hanya tangguh, tapi juga mampu membuka lapangan kerja baru di dunia animasi. Selain itu, ia berkeinginan agar hasil kreasi para kreator juga mampu menembus dunia perfilman Indonesia yang baginya masih sangat sepi peminat.


Saat ini Hello Motion Academy telah membuka 9 kelas dengan jumlah siswanya paling sedikit 6 orang, hal ini dimaksudkan agar peserta dapat lebih mudah menangkap pelajaran di kelas. Pelajaran yang diberikan lebih berfokus pada praktek secara langsung di kelas dibandingkan teori.


Selain sekolah animasi, Wadit juga mengadakan sebuah festival sebagai bentuk dukungannya pada dunia animasi. Melalui Hello Motion Art Festival yang diadakan setiap tahun pada bulan Agustus, ia berhasil menghadirkan ribuan anak muda yang menggandrungi dunia animasi.


Wadit berpendapat bahwa industri kreatif Indonesia masih terus berkembang mengingat banyaknya anak muda yang berpotensi memiliki jiwa kreatif untuk menggebrak industri kreatif Indonesia. Melalui tangan-tangan kreatif anak muda Indonesia, ia berharap agar Indonesia dapat dikenal sebagai negara yang modern dan kreatif oleh seluruh dunia.
(Cerita ini dikirim oleh Nuritia Ramadhani, mahasiswa Universitas Pancasila, Jakarta)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya