Akhir dari Supernova, Penantian Panjang Para Addeection

Dewi Lestari
Sumber :
  • instagram.com/deelestari

VIVA.co.id – Addeection adalah sebutan di jagat maya untuk para penikmat dan penggemar buku-buku Dewi ‘Dee’ Lestari atau yang akrab disapa Dee. Awalnya adalah perjalanan iseng ke salah satu toko buku di daerah Matraman, Jakarta, pada tahun 2012 yang lalu.

Cerita Dewi Lestari Putuskan Peluk Agama Budha

Akar adalah judul buku dari seri Supernova yang saya beli pertama kali. Jujur saja, saya pada waktu itu belum menyukai buku-buku yang ber-genre sastra. Menurut saya konten dari buku-buku itu terlalu berat dibaca, atau lebih tepat belum saatnya dibaca. Tapi setelah melihat blurb buku Supernova, Akar, membuat saya tertarik.

Karena tertarik dengan ceritanya, saya pun membeli lanjutan bukunya. Supernova: Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh; Petir; Partikel; Gelombang. Buku terbaru rilis Februari 2016 sekaligus sebagai penutup dari seri Supernova yang berjudul Inteligensi Embun Pagi atau disingkat IEP. Tentu saja saya juga menikmati karya-karya Dee lainnya, seperti Filosofi Kopi, Madre, Perahu Kertas, dan Rectoverso.

Pesan Dewi Lestari untuk yang Baru Menulis Novel

Dee yang saya kenal dari karyanya, baik tulisan maupun musiknya adalah seorang pemuja kata. Riset yang dilakukannya pun dilakukan secara mendalam. Semua itu terangkai dalam penceritaannya tentang setting tempat yang beragam, plot cerita, dan karakter kuat masing-masing tokoh. Pilihan kata yang unik dan bermakna, terkesan tidak “menjual” kata-kata puitis. Semua kata-kata itu memang mengalir apa adanya.

Saya suka cara Dee mengemas Supernova yang berbau sains dan spiritual menjadi tulisan yang bisa dipahami, khususnya bagi saya penikmat sastra baru. Ada beberapa karya sastra yang menggunakan diksi yang bagus dan puitis, namun menurut saya susah untuk dipahami. Saya juga belajar perbendaharaan kata baru. Lewat karya Dee, akhirnya saya menemukan asyiknya membaca sebuah karya sastra.

Cerita Dewi Lestari Bisa Pandu Acara Dalai Lama

Karya Dee, Supernova, terinspirasi pada penelusuran spiritualnya. Pada saat itu Dee punya rasa penasaran yang besar terhadap pertanyaan eksistensial tentang hidup, siapa saya, kenapa kita di sini, kenapa hidup begini, kenapa manusia begini, kenapa alam semesta begini, dan semuanya itu akhirnya Dee tuangkan dalam Supernova. Semuanya itu merujuk kepada satu konsep yang menarik yaitu konsep reinkarnasi.

Seri Supernova memang sudah berakhir dengan diluncurkannya buku yang ke 6, Inteligensi Embun Pagi. Para Addeection akan mengikuti petualangan terakhir dari kisah Alfa (Gelombang si peretas mimpi), Bodhi (Akar si peretas kisi ), Elektra (Petir si peretas memori), Zarah (Partikel si peretas gerbang), Gio (Kabut si peretas kunci) dan yang tidak disangka-sangka adalah keterlibatan Toni alias Mpret (Foniks si peretas memori dari Gugus Kandara) yang ternyata menjadi kunci cadangan dari kelangsungan Gugus Asko.

Berdasarkan penjelasan Dee di website resminya (www.deelestari.com), Dee tidak menutup kemungkinan kalau Supernova akan berlanjut, tapi dalam konteks yang berbeda. Saya juga merasa dari penutup kisah Supernova: Inteligensi Embun Pagi, ada celah untuk diciptakannya kisah dari salah satu atau beberapa tokoh. Hanya saja mungkin judul dan topik dari buku akan berbeda.

Sebagai seorang addeection baru, saya ucapkan terima kasih kepada Dee karena sudah menciptakan karya sastra yang begitu indah. Dedikasinya dalam karya-karyanya semoga bisa jadi inspirasi untuk para calon penulis. Untuk para Addeection selamat membaca ya! (Tulisan ini dikirim oleh Yanthy Chan, Jakarta)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya