Ketika Harus Rebutan Remote TV dengan Emak

Ilustrasi remote TV.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Ini kisahku dan mungkin juga bukan hanya kisahku saja, namun juga kisah mereka yang bernasib sama sepertiku. Apa jadinya dunia pertelevisian Indonesia jika isinya hanya itu ke itu saja? Isinya hanyalah unsur-unsur yang tidak mendidik, unsur-unsur yang bisa merusak moral anak bangsa. Entah sudah berapa kali aku harus menyadarkan mereka akan tidak baiknya acara televisi zaman sekarang. Mungkin sudah ada ratusan kali, namun sama sekali tidak digubris.

Musyawarah Besar Himpunan Mahasiswa Sastra Inggris UMI

Apa fungsi telinga yang sebenarnya? Apakah fungsi telinga yang sebenarnya adalah untuk mendengarkan suara-suara dari aktor dan aktris dari belahan dunia yang bermain di film, drama, ataupun sinetron yang akhir-akhir ini selalu hadir di televisi? Apakah pantas mereka mengatakan hal-hal yang tidak seharusnya didengar oleh anak kecil? Aku mengatakan seperti itu karena memang ada salah satu keluargaku yang menonton tayangan tidak bermanfaat bersama anaknya.

Apa fungsi mata yang sebenarnya? Mungkin jawaban yang paling tepat adalah melihat. Tapi jangan sampai hanya untuk melihat wajah-wajah aktor dari belahan dunia, tanpa memikirkan unsur yang terkandung dan kata-kata yang ada di dalam film, drama, dan sinetron yang sedang dilihat tersebut.

Wahai Orang yang Tidak Berpuasa, Hormatilah Bulan Ramadan

Bagaimana dengan fungsi tangan? Mungkin untuk rebutan remote tv sama emak lebih tepatnya. Bukan hanya aku saja yang merasakannya, mungkin berbagai anak di Indonesia juga pernah merasakan. Wajah aktor dari belahan dunia, termasuk India dan Turki yang saat ini sedang banyak diperlihatkan di televisi sudah membuat anggota keluargaku terpesona melihatnya. “Dia keren, macho, ganteng, baik lagi,” begitulah yang emakku katakan.

Keren, macho, ganteng, baik? Lalu apa alasan emakku menikah dengan ayahku kalau emak masih saja mementingkan remote televisi untuk melihat wajah aktor-aktor tampan itu daripada melihat ayahku, aku, maupun adik-adikku?

Jadi Dewa Mabuk Sehari

Dulu seluruh rakyat Indonesia dijajah oleh Jepang dan Belanda, tapi sekarang seluruh emak-emak yang sudah menikah ataupun belum menikah sedang dijajah oleh wajah aktor-aktor tampan tersebut. Padahal kalau dinilai-nilai, apa isi dari perkataan yang dikatakan mereka itu termasuk tidak baik untuk didengar oleh anak di bawah umur jika ikut mendengarnya.

Adik sepupuku pun juga begitu. Dia sudah terkontaminasi dengan kata-kata “pernikahan”, “perkawinan, “hamil di luar nikah”, “kawin cerai”, “rebutan harta warisan”, “cinta-cintaan” dan lain sebagainya. Bukan hanya drama dan film dari belahan dunia saja yang banyak merusak moral anak bangsa, tapi sinetron dalam negeri pun bisa merusak moral anak bangsa.

Ada baiknya jika kita memikirkan apa unsur yang terkandung di dalam sinetron, film, dan drama yang kita nonton. Wajah bisa saja menipu, tapi jangan sampai benar-benar tertipu dan terpengaruh oleh apa yang ada di dalam tontonan kita tersebut.

Kembali ke rebutan remote tv sama emak. Itu sudah menjadi hal yang biasa antara adikku dan emakku. Adikku mau menonton sinetron yang ada balap-balapnya, sampai membuat dia minta dibelikan motor yang sama seperti di sinetron tersebut kalau sudah lulus SD nanti. Sedangkan, emakku mau menonton drama Turki dan India, hingga emak lupa kalau dirinya belum masak. Sementara, aku ingin menonton dan melihat berita tentang apa-apa saja kejadian yang sedang terjadi di Indonesia tercinta ini.

Emak-emak selalu benar, emak-emak selalu menang, karena memang mereka adalah orang yang mengandung, melahirkan, menyusui dan bahkan membesarkan kita selama ini. Huuff, aku jadi tidak tega melihat emak kalau ngambek hanya gara-gara remote televisinya disimpan oleh adikku di dalam tas sekolahnya. (Cerita ini dikirim oleh Ridho Adha Arie)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya