Aku Belum Bisa Jalani Peranku sebagai Kakak yang Sempurna

Ilustrasi kakak adik.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Sebagai seorang anak pertama, sudah seharusnya aku harus memberitahu yang benar kepada saudara-saudaraku. Selain aku harus memberitahu yang benar kepada saudara-saudaraku, sudah seharusnya juga aku memperlihatkan perbuatan yang terpuji di depan mata mereka.

Pergilah Dinda Cintaku

Di bulan Ramadan ini, banyak hal-hal terpuji yang jika dilakukan akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dan bahkan Allah SWT pun akan memberikan pahala yang besar, sebesar Bukit Uhud. Contohnya saja salat tarawih, witir, tadarus, dan juga bersedekah. Aku yang memang tidak memiliki pekerjaan, tentu memiliki banyak waktu untuk melakukan ibadah-ibadah tersebut.

Tetapi, aku yang belum bekerja ini mungkin tidak akan bisa memiliki uang tambahan untuk lebaran nanti. Apalagi di usia yang sudah memasuki kepala dua, aku sudah seharusnya memberikan THR kepada mereka yang lebih muda dariku, seperti keponakan, adik kandung, ataupun adik sepupu.

Tanggung Jawab dan Rekonsiliasi Masyarakat Lumban Dolok

Di bulan Ramadan ini aku banyak ditawari pekerjaan oleh teman-temanku yang sudah bekerja. Ada yang menawari untuk menjadi karyawan kontrak di pusat perbelanjaan, menjadi kasir ataupun pelayan di suatu kafe, maupun diminta untuk menjual petasan di sepanjang jalan. Aku harus dituntut untuk memilih antara uang atau pahala.

Uang sangat aku butuhkan untuk mendapatkan uang agar bisa memberi THR kepada saudara dan keponakan. Namun di sisi lain, aku juga membutuhkan pahala agar bisa meraih kemenangan yang sesungguhnya di bulan Syawal nanti. Tidak sulit olehku untuk memutuskan akan memilih yang mana. Tentu saja aku pasti akan lebih memilih tarawih untuk mendapatkan pahala daripada harus bekerja. Pekerjaan yang ditawarkan itu menuntut aku untuk bekerja pada malam hari, lebih tepatnya ketika menjelang maghrib hingga pukul 11 malam.

Jokowi Diminta Lerai Konflik Ketua Pramuka dengan Menpora

Berbeda dengan adik-adikku yang lebih memilih pekerjaannya. Sudah menjadi kewajibanku untuk memperingati adikku yang lebih memilih bekerja mencari uang daripada pergi ke masjid ataupun musala untuk beribadah salat tarawih dan witir. Aku tidak mengerti bagaimana jalan pikiran mereka. Pendapat mereka tentangku pun sangatlah berbeda dari yang aku pikirkan. Bahkan aku sendiri yang sudah menunjukkan hal yang seharusnya mereka ikuti, malah tidak diikuti.

Aku sadar akan peranku sebagai seorang abang bagi mereka. Aku sadar aku harus memperingati adikku yang nomor dua agar lebih mementingkan salat tarawih dan daripada bekerja di kafe. Lalu adikku yang nomor tiga agar lebih mementingkan salat tarawih dan witir daripada berjualan petasan di pinggir jalan bersama teman-temannya. Tidak lupa pula aku peringati mereka untuk selalu bertadarus malam.

Memang uang adalah hal yang terpenting di dalam hidup, namun uang bukanlah segalanya. Uang hanyalah selembar kertas dengan nominal angka yang bisa kita gunakan untuk membeli apa yang kita inginkan. Namun dengan uang, kita tidak dapat membeli surga. Surga bisa kita bisa raih dengan selalu melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Karena dengan melakukan perintah-Nya, kita pun akan mendapatkan pahala lalu meraih surga-Nya.

Untuk peranku sebagai seorang abang, apalagi aku harus membina keempat adikku yang semuanya laki-laki, tentu saja aku harus tegas dan bijaksana dalam bersikap. Aku rasa bukan hanya kepada adik-adikku saja, namun juga kepada orang-orang yang ada di sekitarku. Tapi yang namanya manusia, pasti ada yang bisa menerima teguran seseorang dan ada juga yang tidak bisa menerima teguran dari orang-orang yang menegurnya. Mungkin adikku termasuk golongan mereka yang tidak bisa menerima teguran dari orang lain, apalagi abangnya.

Orang tuaku sendiri tidak ingin terlalu tegas dalam memperingati adikku. Namun, aku masih bersyukur, karena adikku yang nomor empat dan lima masih bisa aku peringati. Namun, terkadang mereka juga masih seperti Upin Ipin, penurut tapi masih suka membangkang. (Cerita ini dikirim oleh ridhoadhaarie)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya