Derita Mukhromin, Kaki Kirinya Diserang Kanker Tulang

Mukhromin yang menderita kanker tulang
Sumber :
  • u report

VIVA.co.id - Sungguh malang suratan tangan Mukhromin. Dia tak menyangka kalau dirinya diserang penyakit ganas, kanker tulang. Paha sebelah kirinya sudah sekitar setahun ini melepuh dan bengkak. Di bagian tulang kaki itu telah digerogoti penyakit kanker. Dari waktu ke waktu penyakit yang dideritanya semakin parah. Bahkan mengharuskannya terkapar tak berdaya di atas balai-balai tempat tidur.

"Orang tua anak itu tergolong miskin. Rumahnya pun masih berlantai tanah. Bisa dimaklumi jika mereka tak mampu mengobati Mukhromin secara maksimal", ucap Sudarmono S.Kom, guru SMP Negeri IV, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Bukan kebetulan jika Pak Dar (Sudarmono) adalah guru dari Mukhromin, sebab di SMPN IV Kembang, Jepara, anak malang itu tercatat sebagai murid kelas II. Harusnya dia duduk di bangku kelas III, tapi karena setahun ini ia tergolek di atas tempat tidur karena diserang ganasnya kanker tulang, membuat anak itu terpaksa tinggal kelas alias tidak naik kelas. "Beberapa kali saya menengok di rumahnya, di Desa Dudakawu, Kembang, RT.02/RW.02, tampak sakitnya bertambah parah. Ibarat hampir setiap saat menjerit kesakitan, memanggil ibunya yang setia menunggui," tambah Pak Dar.

Menurut cerita Pak Dar, waktu itu saat pertengahan tahun ajaran, ketika Mukhromin duduk di Kelas I, ia sering merasa tulang paha kaki kirinya ngilu-ngilu. Lama-lama berubah jadi rasa sakit. Kendati demikian, anak itu masih coba bertahan dengan menepis rasa sakit dan memaksakan diri masuk sekolah.

Detik-detik Jelang Terbitnya Buku Terbaru Pidi Baiq

Bersamaan itu, orang tuanya yang cuma buruh tani, membawa anaknya ke Puskesmas. Beberapa kali berobat ke Puskesmas, rasa sakit Mukhromin tak kunjung berkurang, apa lagi sembuh. Sebaliknya malah kian bertambah-tambah. Waktu kaki kirinya mulai bengkak dan rasa sakit tak tertahan lagi, sejak itu Mukhromin tak bisa aktiv masuk sekolah lagi.

Akibat merasa kesakitan setiap waktu, membuat Mukhromin kehilangan selera menyantap makanan.  Apapun makanan yang diberikan kepadanya lebih banyak ditolaknya. Jika pun dimakan, hanya dua atau tiga sendok saja. Tubuhnya perlahan-lahan berubah menjadi kurus kering. Tulang-tulang iganya mulai kelihatan mengambang. Wajahnya yang sebelum menderita sakit kelihatan bugar, kini berubah pucat bagai jasad tidak berdarah.

"Sungguh saya tidak tega melihat murid saya terkapar dengan kondisi sangat mengenaskan seperti itu", tambah Pak Dar dengan raut kelam karena diliputi kesedihan memikirkan salah satu anak didiknya tersebut. Atas inisiatif dirinya dan disetujui rekan-rekan guru lain, Pak Dar membuka dompet bantuan pada warga setempat guna meringankan penderitaan Mukhromin dan orang tuanya.

Syukur-syukur dari dompet bantuan itu bisa terkumpul sejumlah dana sehingga dapat dipergunakan orang tua Mukhromin untuk berobat buat anaknya. "Ya, saya sudah berusaha namun hasilnya belum memuaskan. Beberapa bulan ini hanya terkumpul dana dari masyarakat sekitar Rp500.000. Dana sejumlah itu jauh dari yang dibutuhkan untuk menyembuhkan Mukhromin," ujar Pak Dar dengan nada yang teramat sedih.    

Meski begitu, Pak Dar tak putus asa dan belum menyerah. Dompet bantuan masih terus dibukanya sampai waktu tak terbatas. Pak Dar, dkk mengetuk nurani masyarakat agar berkenan menyisihkan sedikit uangnya untuk membantu Mukhromin mencari kesembuhan. Siapapun yang ingin mendapat informasi jelas dan lengkap tentang penderitaan Mukhromin, dipersilakan kontak via ponsel nomor 082.223.161.190.

Mudah-mudahan ikhtiar dan upaya kemanusiaan ini diridai-Nya, sehingga bisa membawa kemanfaatan bagi Mukhromin yang kini tergolek kesakitan setiap detik. (Tulisan ini dikirim oleh Heru Christiyono Amari, Pati, Jawa Tengah)

Hadiah lomba

Edu House Rayakan Harlah ke-8

Acara kali ini bertajuk “Discover the Magic on You”.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016