Keramatnya Joli di Kelenteng Semarang Tengah

Walikota Semarang, Hendrar Prihadi (kiri), ikut memikul Joli.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Jumlah Kelenteng di Pecinan Semarang, dari Gang Lombok, Gang Pinggir, Gang Tengah, Gang Cilik sampai Sebandaran, ada kurang lebih sepuluh bahkan belasan bangunan. Usia kelenteng-kelenteng itu dengan semua isi perabot ritualnya berusia sekitar 300 sampai 400 tahun. Di antara perabot yang penting adalah Kio dan Joli.

Tanggung Jawab dan Rekonsiliasi Masyarakat Lumban Dolok

Setiap kelenteng punya Kio dan Joli sendiri. Benda kuno itu dikeramatkan dan dipercaya bertuah. Siapa yang berada di dekat Kio dan Joli yang tak bersih jasmani dan rohani akan dihampiri musibah. Kio dan Joli adalah tandu, tapi bentuk dan fungsinya berbeda.

Bentuk ukuran Kio lebih kecil, tanpa atap, dan ukirannya khas Cina sederhana. Kio untuk memikul arca dewa atau Khong-co seperti Kwan Tiek Koen, Hok Tiek Cing Sien, Hian Thian Siang Tee, dan lain-lain. Sedangkan Joli ukurannya lebih besar. Ornamen ukirannya halus indah, untuk mengusung arca dewi atau Mak-co, seperti Kwan Iem Poo Sat, Thian Shang Sing Bo, dan lain-lain.

Jokowi Diminta Lerai Konflik Ketua Pramuka dengan Menpora

Kio dan Joli di kelenteng Pecinan, Semarang, berasal dari daratan Cina, berusia setara usia kelenteng itu sendiri. Pada acara ritual kirab, biasanya saat jut-bio atau hari ulang tahun kelenteng setempat, Arca Khong-co dan Mak-co dikeluarkan dari kelenteng untuk diusung ramai-ramai keliling kota oleh belasan umat di atas Kio dan Joli.

Kio dipikul kaum pria dan Joli diusung kaum wanita. Saat memikul Kio atau Joli, para pengusung akan kerasukan roh halus. Sehingga lajunya Kio atau Joli liar berputar-putar tak karuan, atau berlari kencang ke sana ke mari bolak-balik. Bahkan, orang yang melihatnya menjadi ngeri.

Bantuan untuk Pesantren Mirrozatul Lombok Barat

Ada kisah khusus soal Joli di kelenteng Pecinan Semarang. Orang yang tak bersih luar dalam dilarang memikul. Jika memaksa, dikhawatirkan orang itu akan dapat bencana. Walikota Semarang terdahulu, Sumarmo, pernah ikut memikul Joli. Tak lama kemudian dia ditangkap KPK karena korupsi dan dipenjara bertahun-tahun.

Pada Perayaan Sam Poo di Semarang, 31 Juli 2016 lalu. Walikota Semarang saat ini, Hendrar Prihadi, ikut mengusung Joli. Lihat saja, jika dia tidak bersih, benarkah akan dihampiri musibah berat? (Tulisan ini dikirim oleh Heru Christiyono Amari, Pati, Jawa Tengah)

Ilustrasi.

Pergilah Dinda Cintaku

Maafkan aku yang terlalu berlebihan mencintaimu.

img_title
VIVA.co.id
26 Februari 2018