Surat Edaran Cegah Kanker Serviks dan Payudara di Pangkep

Penyuluhan cegah kanker serviks dan payudara.
Sumber :

VIVA.co.id – Salah satu isu yang saat ini mendesak harus mendapatkan penanganan serius adalah upaya sistematis mencegah dua jenis kanker, yakni kanker serviks dan kanker payudara. Karena kanker ini adalah penyebab utama serta pembunuh pertama dan kedua bagi kaum perempuan di dunia termasuk di Indonesia. Penyakit ini sangat rentan bagi kaum perempuan, baik yang telah menikah maupun yang belum menikah, namun telah memasuki usia produktif secara seksual.

Benarkah Nikotin Biang Keladi Masalah Kesehatan Akibat Merokok? Cek Faktanya

Mengapa kanker serviks dan payudara? Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Semua wanita dari berbagai usia berisiko menderita kanker serviks. Tapi, penyakit ini cenderung menghinggapi wanita yang aktif secara seksual.

Sedangkan kanker payudara adalah kanker yang terbentuk dari lemak, jaringan ikat, dan ribuan lobulus (kelenjar kecil penghasil air susu).  Saat seorang wanita melahirkan, Air Susu Ibu (ASI) akan dikirim ke puting melalui saluran kecil saat menyusui. Namun, sel-sel dalam tubuh perempuan biasanya tumbuh dan berkembang biak secara teratur. Sel-sel baru hanya terbentuk saat dibutuhkan. Tetapi proses dalam tubuh pengidap kanker akan berbeda karena proses tersebut akan berjalan secara tidak wajar sehingga pertumbuhan dan perkembangbiakan sel-sel menjadi tidak terkendali.

Stevie Agnecya eks Istri Samuel Rizal Meninggal Dunia Diduga Karena Santet? Begini Faktanya

Gejala awal kanker payudara adalah benjolan atau penebalan pada jaringan kulit payudara, meski sebagian besar benjolan belum tentu kanker payudara. Sehingga penting bagi perempuan usia produktif untuk melakukan pemeriksaan dini sendiri. Data WHO menunjukkan bahwa untuk penderita kanker serviks jumlahnya sangat tinggi. Setiap tahun tidak kurang dari 15.000 kasus kanker serviks ini terjadi di Indonesia. Label itu tidak berlebihan karena tiap hari di Indonesia dari 40 wanita yang terdiagnosa menderita kanker serviks, dan 20 wanita di antaranya meninggal karena kanker serviks. Tingginya kasus kanker serviks di Indonesia membuat WHO menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penderita kanker serviks terbanyak di dunia.

Sementara kanker payudara merupakan penyakit dengan kasus terbanyak kedua setelah kanker serviks. Penderita kanker payudara di Indonesia pada tahun 2004 (sebagaimana dikutip dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008) sebanyak 5.207 kasus. Setahun kemudian pada 2005, jumlah penderita kanker payudara meningkat menjadi 7.850 kasus. Tahun 2006, penderita kanker payudara meningkat menjadi 8.328 kasus dan pada tahun 2007 jumlah tersebut tidak jauh berbeda meski sedikit mengalami penurunan yakni 8.277 kasus.

Nunung Srimulat Bugar Kembali, Proses Pengobatan Selesai

Karena kenyataan tentang data kanker serviks dan payudara inilah ‘Aisyiyah Pangkep mendorong Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep untuk meningkatkan layanan pencegahan ini oleh seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM) melalui bidan terlatihnya untuk turun langsung ke komunitas. Tentunya dengan melakukan penyuluhan, sosialisasi, dan promosi preventif kepada puluhan ibu-ibu usia produktif akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi sebagai aset berharga bagi kaum perempuan di berbagai desa dan kelurahan.

Tujuan kegiatan ini tentunya untuk mendekatkan informasi seputar pentingnya kesehatan reproduksi bagi kaum perempuan. Agar dapat terhindar dari bahaya kanker serviks melalui tes IVA atau papsmear serta mencegah kanker payudara melalui pemeriksaan payudara secara klinis (Sadarnis). Selama ini informasi seputar kesehatan perempuan hanya dapat ditemukan di berbagai Unit Layanan Kesehatan seperti Polindes, Poskesdes, Pustu, Puskesmas hingga Rumah Sakit Umum Daerah di kabupaten, yang hanya menangani masalah kehamilan, melahirkan, serta menyusui namun masalah kanker serviks, dan payudara masih sangat minim edukasi.

Sebenarnya layanan serta akses informasi seputar kesehatan reproduksi tentang bahaya kanker ini dapat dengan mudah didapatkan dengan menghadirkan para bidan langsung di tengah-tengah masyarakat. Sekaligus dapat menjadi kesempatan bagi puluhan ibu-ibu yang tergabung di komunitas ini yang ingin menanyakan seputar kesehatannya dengan berkonsultasi secara intens tanpa rasa malu lagi dengan para bidan.

Tes IVA, Papsmear, dan Sadarnis adalah upaya untuk mencegah kanker serviks dan payudara. Hal ini menjadi sesuatu yang baru bagi sebagian besar anggota komunitas saat memberikan materi dan mengkampanyekan pentingnya pemeriksaan ini dilakukan agar terhindar sejak dini dari kedua jenis kanker ini. Sehingga strategi meningkatkan animo kaum perempuan untuk sadar dan mau datang ke pusat unit layanan kesehatan melakukan pemeriksaan adalah kunci utama dari edukasi yang dilakukan.

Selain itu, mendorong pihak Puskesmas di Kabupaten Pangkep untuk mulai menyisihkan anggaran tetap untuk pengadaan alkes pemeriksaan IVA dan Papsmear ini melalui pelayanan reguler adalah salah satu komitmen awal Puskesmas untuk mempermudah kaum perempuan di Pangkep melakukan pemeriksaan. Sejumlah kasus terkait kedua jenis kanker ini pun telah diangkat di Kabupaten Pangkep melalui Forum Group Discussion dan dialog rutin dengan sejumlah bidan, kader, dan anggota komunitas binaan yang telah dilakukan oleh pimpinan daerah ‘Aisyiyah Pangkep melalui Program MAMPU.

Program ini memberikan informasi dan gambaran terkini bahwa kedua kanker ini telah menggerogoti nyawa perempuan di kampung mereka. Namun, beberapa kendala yang selama ini menyulitkan penanganan di antaranya adalah sebagian penderitanya telah terlambat melakukan pemeriksaan, ketakutan untuk melakukan pengobatan lanjutan, serta ketidakmampuan biaya. Dan faktor tak adanya pendampingan maksimal yang membuat mereka survive melawan kedua kanker hingga pada akhirnya pasrah pada keadaannya.

Selain itu, belum maksimalnya data penderita korban kedua kanker ini yang dihimpun oleh pihak Puskemas cukup menyulitkan proses identifikasi jumlah keseluruhan penderita kanker serviks dan payudara ini. Melihat kenyataan ini pulalah, sehingga sangat penting upaya pencegahan kanker serviks dan payudara ini menjadi prioritas pendampingan melalui kebijakan khusus dengan mendorong pemangku kepentingan agar isu ini menjadi perhatian khususnya bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep.

Salah satunya meningkatkan pelayanan kesehatan melalui layanan pemeriksaan IVA, papsmear, dan sadarnis melalui surat edaran untuk seluruh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kabupaten Pangkep. Wujud komitmen ini dapat dilihat dari keseriusan Kadinkes Pangkep yang akhirnya menerbitkan Surat Edaran (SE) guna mencegah secara maksimal bahaya kanker serviks dan payudara bagi kaum perempuan.

Adapun poin dari Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Kadinkes Pangkep di antaranya menyediakan layanan pemeriksaan IVA dan Sadarnis di Puskesmas, Pustu, Polindes secara reguler. Meningkatkan frekuensi promosi pencegahan kanker serviks dan payudara secara aktif pada masyarakat yang bekerjasama dengan berbagai kelompok di tingkat masyarakat. Mengalokasikan dana operasional untuk penyediaan fasilitas layanan pemeriksaan IVA dan Sadarnis, penyediaan materi KIE tentang pencegahan kanker serviks dan payudara, biaya transport bagi kegiatan promosi pencegahan kanker serviks dan payudara.

Tidak lupa memastikan bahwa peserta Jaminan Kesehatan Nasional mendapatkan layanan pemeriksaan IVA dan Sadarnis secara gratis sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 28 tahun 2014  tentang  Pedoman  Pelaksanaan  Jaminan  Kesehatan  Nasional bahwa memberikan pelayanan skrining kesehatan untuk mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan, termasuk  pemeriksaan IVA dan Sadarnis. (Tulisan ini dikirim oleh Nhany Rachman Khan, Koordinator Program MAMPU 'Aisyiyah Pangkep, Sulawesi Selatan)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya