Suka Duka Mencari Nafkah sebagai Badut di Kota Hujan

Badut milik Aboey sedang menghibur anak kecil.
Sumber :

VIVA.co.id – Berbagai karakter boneka sedang berjajar di sepanjang Jalan Pajajaran, Bogor. Dengan menutupi seluruh tubuhnya dengan kostum badut mirip dengan karakter kartun yang disukai anak-anak, hilir mudik di jalanan, mendekati mobil-mobil yang berhenti, melambai-lambaikan tangan, dan berharap ada yang memberi uang. Demikianlah cara mereka mengais rezeki.

Kisah Mualaf Ibu dari Crazy Rich Surabaya Gegara Melihat Orang Islam Lakukan Ini

Aboey dan istrinya adalah salah satu yang sudah menjadikan badut-badutan ini sebagai mata pencaharian. Aboey, pria asal Bandung. Ia hampir setiap hari mangkal di Jalan Pajajaran, beberapa meter sebelum masuk Jalan Bangbarung. Siang itu, saya menemuinya sedang menghitung upah dan ditemani istrinya yang sedang selonjoran di dekatnya.

Sekarang lain, bukan lagi badut berhidung merah. Karakter badutnya mulai mengikuti tren yang digemari anak-anak. Tentu saja film kartun. Ada Winnie The Pooh, Boboiboy, dan Marsha and The Bear, gadis cilik yang menyebalkan tapi lucu dan pintar itu. Mereka ini yang banyak ditemui di jalanan sekitar Bogor.

Kisah Inspiratif Cristiano Ronaldo dari Masa Kecil yang Sulit Menuju Puncak Kejayaan

Dari semua karakter itu, si Pooh-lah yang paling banyak terlihat dan bergentayangan di jalanan Bogor. Ia membawa ember warna-warni yang juga berfungsi sebagai wadah uang sumbangan dari pengendara motor atau mobil.

Sebenarnya rezeki mereka ini tak hanya didapat dari pengendara mobil atau motor. Sesekali rupanya muncul juga anak yang digandeng orangtuanya. Mereka sengaja mendatangi badut itu dan memberi uang. Menurut Aboey, dalam sehari mencari uang dengan cara itu, ia mendapat uang antara Rp150,000 sampai Rp250,000. Bahkan kadang jika ramai jumlah itu bisa lebih.

Hebat, Sosok Mazhab Fiqih Ini Bisa Khatam Al-Quran Hingga 60 Kali Selama Ramadhan

Uang itu mereka bagi-bagi. Dan tentu saja sebagai bos merangkap pemilik kostum, Aboey mendapat bagian terbanyak. Sebagian uang itu juga untuk me-laundry kostum badut supaya kinclong kembali.

Dengan tubuh yang hanya ditutupi oleh sebuah kostum berkarakter kartun anak-anak, Aboey beserta teman-temannya memiliki semangat yang besar dan cita-cita yang tinggi. “Memberi hiburan itu tidak susah. Apalagi menyenangkan anak-anak, rasanya menyenangkan,” ujarnya.

“Jika ada pesta ulang tahun jangan lupa undang saya ya!” pintanya dengan wajah tersenyum, sambil menyodorkan kartu nama kepada saya dari dalam sakunya. (Tulisan ini dikirim oleh Karen rudiane dan Deany Ratmazea Bonita, mahasiswa Universitas Pancasila, Jakarta)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya