Kekurangan Bukan Halangan untuk Berusaha

Tutut yang tidak pernah putus asa.
Sumber :

VIVA.co.id – Di Depok, Jawa Barat, tinggallah seorang yang menginspirasi banyak orang. Yaitu seorang yang sering dipanggil dengan nama Tutut. Sejak kecil, ia biasa dipanggil Tutut oleh masyarakat sekitar. Hanya topi kuning yang sudah lusuh yang diberikan oleh seorang yang kasihan kepadanya, yang dapat menemani Tutut setiap hari. Topi kuningnya juga menjadi ciri khas keberadaan Tutut. Kadang orang-orang memanggilnya juga dengan sebutan Si Kuning.

YouTube Luncurkan sebuah Serial Dokumenter 5 bagian berjudul “Seribu Kartini”

Kini usia Tutut sudah sekitar 24 tahun. Tutut selalu terlihat tersenyum kapan pun ia bertemu dengan orang yang berpapasan dengannya. Tutut tidak pernah marah jika orang-orang mengolok-oloknya. Tutut malah senang karena ia merasa mempunyai banyak teman.

Tutut tinggal di rumah yang kecil dan sangat sederhana bersama sang ibu yang sudah lanjut usia. Kondisi Tutut tidak senormal seperti yang lainnya, yang dapat sekolah, bekerja, dan melakukan aktivitas yang lainnya. Dengan keterbatasan mental, Tutut masih bisa bekerja keras untuk mendapatkan uang untuk bertahan hidup di zaman yang sudah tak lagi murah seperti dahulu.

Kisah 2 Pemuda Mualaf yang Bikin Geger, Orang Sekampungnya Auto Masuk Islam

Tutut tidak bermodalkan ijazah. Karena Tutut tidak pernah merasakan sekolah sejak kecil. Cara mendapatkan uang di kesehariannya yaitu dengan membantu orang sekitar dengan kemampuan yang seadanya. Tutut membantu para tetangganya maupun di pasar dekat rumahnya untuk mengurangi beban pedagang pasar. Seperti membantu mengangkut barang, dengan upah sukarela yang diberikan kepadanya.

Selain itu, Tutut juga bekerja keras untuk menjadi juru parkir sewaktu-waktu di perempatan jalan dekat rumahnya. Tutut yang selalu bekerja keras setiap hari hanya menghasilkan uang yang tidak banyak. Hanya sekitar 25 ribu rupiah sehari dan membawa pulang makanan yang diberikan oleh pedagang di pasar. Uangnya kemudian diberikan kepada sang ibu. Uangnya digunakan untuk membeli makan dan berobat sang ibu yang sudah sakit-sakitan karena usianya yang sudah tidak muda lagi.

Viral Kisah Pilu Seorang Suami Rela Jual Organ Tubuh demi Bisa Hidup Bersama Istri

Kini kita semua dapat pelajaran dalam kisah hidup Tutut. Dengan segala keterbatasan dan kekurangannya, ia masih dapat bermanfaat dalam membantu orang lain. Dan memberikan kasih sayang kepada sang ibu sepanjang masa. Ciri-ciri sukses kini bukanlah karena mempunyai banyak harta dan titel pendidikan tinggi. Yaitu dengan cara bagaimana kita berhasil membuat orang lain terbantu karena kita. Dan membuat orang lain tersenyum karena kita. (Tulisan ini dikirim oleh Abnida dan Ivan Octareo.H, mahasiswa Universitas Pancasila, Jakarta)

Foto: Istimewa

Cerita Perjuangan TikTokers Sasya Livisya, Sering Dapat Hate Comment karena Penampilannya

Setelah melalui berbagai proses yang panjang, Sasya Livisya menyampaikan pentingnya hate comment dalam setiap konten yang diposting di sosial media.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024