Jangan Pernah Meremehkan Orang Lain Seenaknya

Ilustrasi memahami karakter orang.
Sumber :
  • Pixabay/ Public Domain Pictures

VIVA.co.id – Dalam perjalanan hidup manusia, siapakah yang belum pernah diremehkan oleh orang lain?Begitu pula sebaliknya, siapakah yang belum pernah meremehkan orang lain? Kita semua pasti pernah mengalami keduanya, meremehkan dan diremehkan.

Empat Cara Elegan Hadapi Orang yang Suka Meremehkan

Ketika kita meremehkan orang lain, ada perasaan puas dalam diri kita. Kepuasan itu muncul karena kita bisa membuat orang lain menderita. Kita merasa di atas angin. "Inilah aku! Kamu bukan apa-apa dibandingkan aku! "

Sebaliknya, ketika kita dalam posisi diremehkan, spotan kita bisa jengkel, marah, benci, frustasi, bahkan apabila proses itu tersebut terus berlanjut menimpa seseorang maka orang tersebut bisa mengalami depresi.

Citroen Luncurkan Mobil SUV Terbaru di Indonesia, Harga Rp200 Jutaan

Bagi seseorang, diremehkan bisa sangat menyakitkan bahkan membuat seseorang bisa menderita dan tidak berdaya. Sumber permasalahan pun bisa bermacam-macam, misalnya asal daerah, bentuk fisik, kemampuan intelektual, status sosial-ekonomi, dan sebagainya.

Lalu apa 'manisnya' diremehkan?

Tantrum Anak Bukan Hal Seram! Ini Rahasia Mengatasinya dengan Bijak

Spontan kita akan menjawab, tidak akan pernah ada manisnya diremehkan! Dalam realitas kehidupan kita, ada banyak peristiwa yang merupakan representasi dari sebuah proses ketika meremehkan, sebagaimana dinarasikan dalam kasus misalnya seorang anak lelaki berasal dari desa, tubuhnya relatif hitam, tampangnya juga pas-pasan.

Sewaktu lulus Sekolah Dasar orang tuanya menyekolahkan anaknya di sebuah sekolah favorit di kota. Teman-teman barunya memiliki tampilan yang jauh lebih menawan dari dirinya. Setiap hari di sekolah, si anak desa itu selalu mendapatkan masalah yang meremehkannya. Teman-temannya sering mengatakan "Cah ndeso gaweane mangan telo, opo iso nggarap" (anak desa kerjaannya makan ketela, apa bisa mengerjakan tugas-tugas).

Ditambah lagi "Cah cilik cacingen maneh, kok bercita-cita jadi pilot!" (anak kecil cacingan lagi, kok bercita-cita jadi pilot).

Proses Refleksi

Manusia sebenarnya memiliki kemampuan untuk mengolah seluruh peristiwa yang masuk ke dalam dirinya. Kemampuan mengolah ini pun sangat unik dan dipenuhi oleh misteri. Oleh karena itu, kita bisa menyaksikan orang-orang yang diremehkan terhimpit oleh keadaan dan sangat menderita.

Mereka bisa mengalami stres luar biasa. Di sisi lain, kita juga bisa melihat banyak orang yang diremehkan oleh orang lain, namun orang tersebut bisa mengambil energi emosi yang muncul dalam dirinya untuk tujuan positif.

Pengolahan inilah yang disebut proses refleksi, sebuah proses olah batin yang bila kita latih akan memberikan kemampuan tambahan dalam diri kita. Kemampuan yang dapat dipergunakan untuk semakin mengenali diri, lingkungan, dan beragam peristiwa yang menimpa diri kita. Sekaligus bisa menjadi sarana untuk menemukan cara-cara bereaksi atas segala permasalahan yang menimpa kita dengan cara lebih positif.

Bila direfleksikan secara matang, maka peremehan justru makin membuat kita tahan mental. Sekaligus membuka peluang untuk membuktikan bahwa diriku bukan seperti yang dikatakan orang lain tersebut.

Bila dilihat dari perspektif spiritual meremehkan bisa ditafsirkan sebagai Allah swt membuka potensi kita. Meremehkan orang tidak akan membuat hati seseorang terluka, apabila orang tersebut tidak mengizinkan hatinya dilukai.

Apabila kita bisa memandang setiap permasalahan yang menimpa kita dari sisi positif maka kita bisa mengatakan, "Silahkan Anda meremehkan saya."

Dengan orang yang meremehkan kita akan memunculkan energi baru dari dalam diriku. Dengan energi baru tersebut saya akan makin mampu menggapai cita-cita, yang berbeda dengan label negatif yang diberikan kepadaku.

Apabila kita sudah mampu sampai pada tingkat ini maka kita bisa menikmati betapa manisnya diremehkan! Silahkah Anda meremehkan, aku akan menikmati hasilnya dalam wujud prestasi-prestasi nyata sebagai buah dari orang yang meremehkan! Bagi yang suka meremehkan orang lain, hati-hatilah karena manusia pada dasarnya sulit untuk diperkirakan. (Tulisan ini dikirim oleh Maskoko)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya