Mari Waspadai Gerakan Anti Pancasila

Pancasila.
Sumber :
  • ANTARA/Rosa Panggabean

VIVA.co.id – Belakangan bangsa Indonesia menghadapi permasalahan serius dengan hadirnya gerakan yang berupaya mengganti Pancasila lewat aksi radikalisme dan berbagai propaganda. Salah satunya dengan menyebutkan Indonesia sebagai negara thaghut, dan Pancasila dianggap sebagai ideologi syirik.

Idrus Marham: Fakta atau Omon-Omon?

Hadirnya gerakan tersebut merupakan bentuk ancaman bagi keberlangsungan Indonesia sebagai sebuah negara. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin kita akan menghadapi permasalahan besar. Seperti negara-negara lain yang saat ini sedang terlibat konflik berkepanjangan lewat perang saudara.

Sejatinya, Pancasila merupakan ideologi final dan sangat tepat bagi Indonesia yang multi etnis, suku, agama, dan golongan. Tidak sedikit pula penghargaan maupun pujian yang diterima Indonesia dari negara lain atas keberhasilan merumuskan ideologi negara lewat Pancasila dalam kemajemukan yang ada.

Pembelajaran Berdiferensiasi dan Upaya Menumbuhkan Potensi Peserta Didik

Namun, di tengah kericuhan tersebut, kita masih dapat bernafas lega. Ternyata masih banyak warga negara yang memiliki perhatian tinggi atas terjaganya Pancasila sebagai ideologi negara yang harus tetap dipertahankan dengan baik.

Lewat salah satu artikel terbitan salah satu media nasional, Hery Haryanto Azumi, Sekjend Pengurus Besar Majelis Dzikir Hubbul Wathon, yang juga mantan Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, dalam tulisannya menanggapi serius permasalahan krisis Pancasila.

Terima Penghargaan karena Menangkan Capres 5 Kali Beruntun, Denny JA Beri Pesan Politik

Menurutnya, gelombang krisis Pancasila tidak kalah berbahaya dengan gelombang krisis ekonomi. Krisis ekonomi berakibat pada melambungnya harga kebutuhan pokok. Sedangkan krisis Pancasila, berakibat pada runtuhnya kedaulatan negara. Negara bisa chaos berkepanjangan, jika gagal mempertahankan ideologi Pancasila.    

Dalam tulisan tersebut beliau memberikan apresiasi kepada pemerintahan Joko Widodo atas upaya antisipasi yang dilakukan dengan mengeluarkan Perppu Nomor 2 Tahun 2017, terkait pembubaran ormas anti Pancasila. Dan menyambut baik pembentukan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP).

Ia menyarankan, untuk mendorong peran ulama dan kiai dalam menjelaskan pada umat bahwa Pancasila merupakan konsensus pendiri bangsa yang mengandung nilai-nilai agama (Islam). Begitu juga dengan peran para guru agama di sekolah. Yang tidak hanya menaburkan ajaran agama semata, tapi juga menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Selain itu, peran ormas juga dinilai penting untuk membentengi Pancasila dari serangan ideologi asing.

Perhatian segenap elemen bangsa dalam menyikapi persoalan seperti ini penting sekali dalam mencarikan solusi atas masalah yang sedang dihadapi. Kita tetap ingin melihat Indonesia tumbuh dan berkembang sebagai negara yang dapat merawat warisan para pendiri bangsa.

Tentunya, kita berharap Pancasila dapat terjaga dengan baik sebagai ideologi negara. Momentum HUT RI yang ke-72 ini dapat kita jadikan sebagai komitmen bersama. Bahwa segala upaya yang dilakukan untuk menggantikan ideologi Pancasila adalah musuh kita semua. (Tulisan ini dikirim oleh Donk Ghanie, Mahasiswa Program Magister Ilmu Komunikasi, Universitas Prof. Dr. Moestopo)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya